chapter 14
"Selamat sore, Yoonha Ahjussi."
Yoongi langsung membungkukkan badannya saat Yoonha sudah berjalan masuk. Yoonha tersenyum pelan lalu melihat ke arah Jungkook.
"Sepertinya aku telat berkunjung, Seokjin-ah. Jungkook sudah terlihat sehat."
Yoonha berjalan mendekati ranjang Jungkook. Jungkook hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Yoonha.
"Ia akan pulang lusa nanti," jawab Yoongi yang berdiri masih berdiri tidak jauh dari Yoonha dan Seokjin. Yoonha hanya mengangguk kecil dengan wajah yang masih tersenyum kecil.
"Baiklah. Seokjin-ah, kau tahu jika aku tidak bisa lama di sini."
Yoonha langsung menghadap ke arah Seokjin sedangkan Seokjin langsung tersenyum dan membungkuk sedikit.
"Tidak apa-apa, ahjussi. Aku tahu kau orang yang sibuk."
Mereka yang ada di ruangan itu langsung tertawa kecuali Jungkook yang masih tersenyum kecil.
"Jungkook-ah, cepat sembuh ya."
Jungkook mengangguk kecil, mengiyakan ucapan Yoonha. Seokjin dan Yoongi langsung membungkukkan badan mereka sebelum Yoonha berjalan keluar.
Seokjin langsung merebahkan badan Jungkook yang sedari menyandarkan dirinya di kepala ranjang. Sementara Yoongi kembali duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Hoseok dan Namjoon akan menjemput Jimin dan Taehyung saat jam makan malam nanti."
Seokjin hanya menjawab pelan ucapan Yoongi sambil mendudukkan dirinya di samping ranjang Jungkook. Jungkook mulai mengedipkan matanya berkali-kali yang langsung membuat Seokjin mengusap kepala Jungkook dengan sangat lembut.
"Tidurlah. Hyung akan membangunkanmu jam makan malam nanti."
Jungkook mulai memasuki dunia mimpinya.
***
"Mengapa kau sangat gelisah, Yugyeom-ah?"
Yugyeom saat ini duduk berdua dengan ibunya di mobil sehabis meninggalkan café yang akan diurus oleh karyawan ibunya saat malam hari. Ibunya yang sedang menyetir mobil itu masih memerhatikan dirinya yang terlihat gelisah. Meskipun keluarga Yugyeom termasuk kaya, ibunya terkadang masih ingin menyetir sendiri.
"Eomma, Yoonha Ahjussi kembali muncul."
"Apakah dia menyakitimu?"
Ibunya Yugyeom langsung menunjukkan wajah khawatirnya sambil menatap ke arah jalan di hadapannya.
"Tidak. Sepertinya, dia mengincar temanku."
"Kalau begitu, jaga dia."
Ibunya Yugyeom sedikit menunjukkan perasaan lega saat tahu bukan anaknya yang akan disakiti. Namun, melihat Yugyeom yang sangat khawatir dengan temannya, ia tahu jika teman anaknya itu akan disakiti.
"Aku akan melakukannya."
***
Saat Jungkook terbangun, hanya ada Yoongi yang masih tertidur di sofa. Tadi malam yang menemaninya di rumah sakit hanya Seokjin dan Yoongi. Sementara Hoseok, Namjoon, Jimin, dan Taehyung kembali ke rumah sebelum tengah malam.
Jungkook menemukan bubur di samping ranjanganya yang masih hangat. Sepertinya, Seokjin baru saja berangkat ke kantor.
Jungkook langsung mendudukan badannya dengan sedikit kesakitan karena luka di perutnya, lalu mengambil mangkuk yang berisi bubur itu dan memakannya dalam diam. Jungkook tidak ingin membangunkan Yoongi yang sedang tertidur pulas. Meskipun Yoongi sering di rumah‒studionya ada dirumah, Yoongi itu sering tidur larut untuk menyelesaikan lirik dan nada yang ia buat.
Bahkan, saat Jungkook terbangun sekitar jam dua pagi‒dari jam yang Jungkook lihat di dinding, Jungkook melihat Yoongi yang sedang berbaring di sofa dengan buku kecil di atas perut, salah satu tangan memegang pulpen, dan tangan lainnya memegang ponsel. Sementara Seokjin sedang tertidur pulas di samping ranjang Jungkook‒ada dua ranjang di ruangan Jungkook.
Selesai dengan sarapannya, Jungkook melihat ke jendela yang langsung mengarah ke taman rumah sakit.
Jungkook jadi ingin pergi ke taman. Terakhir kali ia ke taman, seminggu sebelum kecelakaan itu bersama Jimin, Taehyung dan Yoongi. Mereka bertiga bermain di sana saat sore hari walaupun Jimin dan Taehyung saat itu sudah masuk sekolah menengah pertama, mereka berdua masih mau menemani Jungkook bermain. Sementara Yoongi yang saat itu baru masuk kelas sepuluh, memperhatikan mereka bertiga di kursi di sudut taman.
Jungkook langsung turun dari ranjangnya dengan pelan lalu berjalan keluar sambil membawa selang infusnya. Infusnya akan dicabut besok pagi sebelum Jungkook pulang besok.
Jungkook mulai mengarahkan langkah kakinya ke taman. Sampai di taman, Jungkook langsung duduk di bawah pohon yang tersedia tempat duduk. Jungkook menikmati paginya sekarang. Sebelumnya, ia hanya terkurung di ruangannya selama berhari-hari. Jungkook mulai menutup matanya dengan pelan sambil mengambil nafas dengan pelan.
Sret.
Merasa ada sebuah benda yang langsung menyentuh pinggangnya, Jungkook sadar itu pisau sehingga Jungkook langsung membuka matanya terkejut dan melihat ke samping kirinya.
Seseorang dengan masker yang menutupi setengah wajahnya dan pakaian hitamnya.
Perawat yang lewat di hadapannya sambil bermain dengan anak kecil di tengah taman, mungkin berpikir jika Jungkook dan orang itu sedang berbicang atau sedang dalam keadaan baik-baik saja.
"Sepertinya kau masih ingat dengan mataku sampai-sampai kau tahu jika bukan Han Sangjin itu yang membunuh orang tuamu."
Jungkook sudah mulai mengeluarkan keringatnya. Ia tahu siapa orang yang di sampingnya sekarang. Seseorang yang sama, yang melakukan pembunuhan orang tuanya.
Pisau itu mulai berpindah ke punggung Jungkook. Jungkook masih diam dengan keringat yang masih keluar dari tubuhnya dan ketakutan yang ada dalam pikirannya.
"Apa kau takut sekarang? Aku lihat kau di kantor polisi saat duduk berhadapan dengan Han Sangjin, kau tidak takut."
Mereka berdua masih bertatapan. Jungkook tahu, orang itu sedang tersenyum di balik maskernya.
"Tenanglah. Aku tidak akan menyakitimu sekarang."
Pisau yang tadinya ada di balik baju Jungkook, langsung di masukkannya dalam saku celananya. Orang itu masih menatap Jungkook. Sementara Jungkook masih ketakutan.
"Jika para hyungmu tahu aku ada di sini sekarang, aku akan menyakiti mereka semua."
Orang itu langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Jungkook yang masih terdiam dengan ketakutan yang terlihat di wajahnya.
Saat Jungkook sudah tersadar dan orang itu sudah tidak terlihat lagi di pandangannya, Jungkook langsung berlari pelan kembali ke ruangannya bersama dengan selang infus di sampingnya.
Brak.
Yoongi langsung terbangun mendengar pintu yang dibanting dengan keras dan terkejut ketika menemukan Jungkook yang berdiri di pintu.
Jungkook dengan nafas yang tidak beraturan, ketakutan di wajahnya yang terlihat dengan jelas, dan mata yang tidak berhenti bergerak melihat ke kanan kiri.
Yoongi pun menghampiri Jungkook dan memegang tangan Jungkook. Jungkook yang tersadar saat Yoongi memegang tangannya, Jungkook langsung terduduk di lantai dan menangis dengan pelan.
"Hei. Tenanglah. Hyung di sini. Selalu di sini."
Youngi terkejut ketika Jungkook mulai terduduk di lantai dan menangis pelan, langsung memeluk tubuh Jungkook dan mengusap punggung Jungkook pelan. Jungkook masih menangis dalam diam.
"Ayo, pulang sekarang. Aku takut."
Yoongi tahu ada yang salah dengan Jungkook. Jungkook kembali ketakutan. Mentalnya kembali turun. Yoongi mulai menyumpahi dirinya karena telat bangun pagi dari tidurnya.
***
Hoseok menghampiri Namjoon di kantin fakultas Namjoon saat ia sudah menyelesaikan kelas paginya. Ia langsung mendudukkan dirinya di hadapan Namjoon. Meja mereka sudah terisi makanan yang dipesan Namjoon untuk mereka berdua.
"Namjoon-ah, aku ingin mengatakan sesuatu."
Hoseok langsung memulai percakapan setelah ia selesai makan. Sementara Namjoon masih berusaha menghabiskan makanannya yang masih ada setengah di piringnya.
"Katakan saja," ucap Namjoon setelah selesai mengunyah makanannya lalu memakan makanannya lagi.
"Janji padaku kau tidak akan mengatakannya kepada siapapun. Terutama Seokjin hyung."
Namjoon langsung menghentikan makanannya dan menatap Hoseok. Hoseok menatap balik kepadanya dengan tatapan serius.
Namjoon membuang nafasnya pelan lalu mengangguk kecil dan melanjutkan makannya. Ia tahu jika Hoseok sekarang dalam mode yang sangat serius. "Aku janji."
"Aku pernah melihat lambang yang sama di tubuh seseorang. Bedanya, kali ini bukan di punggung tangannya melainkan di tangannya. Tato itu terlihat kecil tapi jika kau berdiri di dekatnya, kau akan melihat dengan jelas tato yang ada di tangannya."
Namjoon yang sudah menyelesaikan makanannya, sedikit terkejut dan bingung mendengar ucapan Hoseok. "Dimana kau melihat orang itu?"
"Di acara ulang tahun perusahaan Yoonha Ahjussi."
Namjoon menganggukkan kepalanya. Ia teringat kejadian Jimin dan Taehyung yang diracuni saat itu. Mungkin, saat itu memang pelakunya ada di sana.
"Lalu, apa hubungannya dengan Seokjin hyung?"
Namjoon tersadar jika Hoseok tadi melarangnya memberitahu yang lain terutama Seokjin, kakak tertua mereka.
"Yoonha Ahjussi orang yang aku maksud, Namjoon-ah."
-tbc.
guys, ayo vote dan komen banyak-banyak hehe. doakan aku besok-besok update-nya bakal cepat huhuhu
-23 Juni 2019-
slepytae.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro