03
Happy Reading!
Tik!
Tik!
Rinai hujan bergemericik, satu persatu menetes dari langit, membasahi setiap benda yang dituruninya.
Ceklek!
Duk!
"Terima kasih sudah memperbolehkanku menumpang, Ryu-kun."
Suara pintu mobil terbuka dan tertutup diiringi ucapan terima kasih memenuhi ruangan mobil milik salah seorang anggota TRIGGER.
"Douitashimashite, [Name]-chan."
Ryu membalas ucapannya, sesaat kemudian, ia mulai menyetir mobilnya pergi menjauh lokasi pemotretan.
Tik! Tik! Tik!
Rinai hujan semakin deras, menghantam tiap-tiap jengkal bumi dengan cairannya. Sepasang sejoli terdiam di mobil, masing-masing dari mereka melakukan kegiatannya sendiri.
[Name] yang sedari tadi memainkan ponselnya kini menatap kaca mobil dengan tetesan hujan menempel di kaca, tangan putih memangku dagunya, tatapan tanpa arti diperlihatkan.
Sedangkan Ryu masih fokus menyetir, ia melakukan kegiatan itu dengan tenang, berusaha untuk hati-hati di jalanan licin.
"Lie ...," lirih [Name] tiba-tiba.
"Apa kau mengatakan sesuatu, [Name]-chan?"
[Name] menoleh, menatap Ryu sedikit terkejut. "Ah, apa kau mendengar aku sedang berkata sesuatu?" tanyanya dibalas anggukan singkat dari laki-laki berambut cokelat.
"Aku mendengarnya, meski samar." Ryu berkata demikian sembari memelankan laju kendaraan kemudian berhenti saat lampu merah menyala. "Apa kau mengatakan sesuatu?"
[Name] terdiam sejenak, dialihkan pandangannya ke depan sembari mengembuskan napas pelan. "Ya, aku mengatakan 'lie' tadi."
"Lie? Maksudmu bohong?"
Wanita itu mengangguk pelan membuat Ryu mengernyit tak mengerti.
"Ada apa dengan kata bohong?"
Wanita berparas cantik kembali terdiam, jari jemarinya saling bertaut dan memangkunya di atas pahanya. "Aku ... berbohong," cicit [Name] membuat laki-laki di sampingnya semakin tak mengerti.
"Kau berbohong? Kepada siapa dan mengapa?"
"Kepada diriku sendiri dan orang lain, alasannya ... entahlah."
Ryu menatap [Name] lamat, dilihat perubahan raut wajah yang dikeluarkan olehnya.
"Aku berbohong ... kepada diriku sendiri dan orang lain, berbohong bahwa aku bisa mengabulkan keinginan mereka."
Ryu terdiam, menyimak tiap perkataan yang dikeluarkan oleh [Name]. Sesekali ia melirik ke lampu lalu lintas, berjaga-jaga jika lampu lalu lintas telah berubah menjadi warna hijau.
"Aku terus berbohong, berkata bahwa aku bisa mengabulkan tiap ekspektasi orang lain yang telah mereka berikan kepadaku." [Name] berkata lirih, sesekali menghela napas pelan, berusaha membuang tiap perasaan terbebani dari dalam dirinya.
"Awalnya ... aku tak ingin berbohong, tetapi ... mereka penggemarku, aku tak ingin mengecewakan mereka."
"Tiap-tiap aku membaca komentar, surat dari penggemar berisi keinginan mereka kepadaku, aku selalu tergugah, ingin melakukannya, mengabulkan keinginan mereka."
Ia masih mengeluarkan keluh kesah di dalam diri, sesekali tangannya bergerak, menyentuh dadanya sendiri. Tatapan tanpa arti masih melekat di mata [e/c] cantik bagaikan permata.
"Mengiyakan, terus mengiyakan sampai aku sendiri bingung bagaimana caranya untuk mengabulkan keinginan, ekspektasi mereka."
"Bahkan, seluruh hidupku hanya untuk memenuhi ekspektasi mereka, penggemar yang selalu mendukungku setiap saat."
To be continued!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro