Epilogue
Ye Xuan bisa merasakan jantungnya berpacu cepat dalam perjalanan mereka menuju rumah sakit. Dia tidak pernah melepaskan genggamannya terhadap gadis yang berbaring tidak berdaya di kasur ambulans itu. Setiap detik yang berlalu ia habiskan untuk mendoakan keselamatan nyawa Yerin.
Setibanya di rumah sakit, para perawat memisahkan Ye Xuan dari Yerin. Gadis itu dibawa masuk ke dalam ruangan operasi darurat, sementara Ye Xuan diarahkan untuk membersihkan dirinya di kamar mandi khusus dokter. Setelah memastikan dirinya bersih dan mengenakan baju sesuai peraturan rumah sakit, Ye Xuan pun ikut bergabung dengan para dokter di ruang operasi.
Suasana di ruang operasi begitu mencekam. Setiap perawat dan dokter yang dikirim berusaha sebaik mungkin mempertahankan kesadaran gadis itu selagi mempersiapkan kondisinya untuk operasi. Ye Xuan lah yang akan memimpin operasi tersebut. Sebab hanya dia yang mampu menyelamatkan nyawa Yerin dari program self destruction dari chip yang tertanam di otaknya.
Meski sudah pernah menyelamatkan Kairos dari program self destruction ... pada saat ini, Ye Xuan masih merasa gugup. Dia tidak boleh melakukan kesalahan selama operasi berlangsung, salah langkah sedikit saja, maka gadis yang ia cintai akan lenyap dari kehidupannya. Ye Xuan pun berusaha menyingkirkan pemikiran terhadap kegagalan, dan mencoba memfokuskan perhatiannya pada setitik harapan menyelamatkan Yerin. Satu hal yang pasti ...
Ye Xuan rela bertarung melawan takdir untuk menyelamatkan hidup pujaan hatinya.
Sementara Ye Xuan mencoba menyelamatkan Yerin, di lain sisi Alkaid sibuk melakukan interogasi pada si Kepala Peneliti. Berbagai metode ia lakukan untuk membongkar rahasia penelitian dibalik sistem perancangan chipset manusia robotik ini. Alkaid bahkan rela mengotori tangannya.
"Nyawa Yerin dan Kairos bergantung juga padaku," ucap Alkaid, lalu menyuntikkan serum kejujuran pada si Kepala Peneliti. Tidak mempedulikan berapa banyak dosis yang harus diberikan sampai mulut si Kepala Peneliti mengungkapkan rahasianya.
***
Operasi berjalan lancar. Akan tetapi Yerin masih belum sadarkan diri. Setidaknya begitu operasi selesai, Ye Xuan langsung mendapat kabar gembira dari Alkaid mengenai cara untuk mengembalikan kesadaran Kairos dan Yerin. Tidak hanya itu, Ayn juga berhasil meyakinkan Sang Raja bahwa Yerin bukanlah ancaman. Malah, Ayn bersedia menjadi rekan negosiasi Ye Xuan terhadap Sang Raja, mengenai restunya memberikan kenyamanan selama Yerin hidup di kerajaan itu.
Beruntunglah Raja Rosharch pemimpin yang berbelas kasih. Karena kedua agen terbaiknya yang mengajukan permohonan ini, dia memutuskan untuk mengabulkannya. Dengan syarat, Ye Xuan harus hidup bersama Yerin juga untuk menjaga gadis itu. Aynlah yang ditunjuk sebagai pengawas mereka.
Hari demi hari terlewati, Ye Xuan tidak pernah lupa mengunjungi Yerin yang masih koma. Ye Xuan pasti menceritakan kesehariannya pada Yerin meski kaca tebal memisahkan mereka. Tidak jarang pula Yesin menangis ketika teringat masa-masa yang mereka lalui bersama.
Dalam tiga tahun itu, Ye Xuan tidak berhenti melakukan penelitiannya untuk mengembalikan kesadaran Yerin dan Kairos. Banyak sekali upaya yang dia lakukan, sampai Ye Xuan sempat diinfus karena pingsan kelelahan. Dia tidak akan menyerah sampai menemukan cara mewujudkan kehidupan bahagia bersama Yerin.
***
"Tuan Ye Xuan?" panggil sebuah suara manis, yang langsung menarik kesadaran Ye Xuan dari dunia mimpi.
Mata sembab lelaki itu langsung melebar terkejut melihat sorot pandang khawatir Yerin. "Kau menangis? Apa kau bermimpi buruk?" tanyanya.
Ye Xuan pun meneliti sekelilingnya benar juga, sepertinya dia ketiduran saat sedang bersantai dengan Yerin di ruang tamu sambil menonton TV. Ye Xuan yang menyadari hal itu pun melepas tawa kecil. "Tidak apa-apa ... hanya teringat masa lalu," ujarnya lalu menarik Yerin ke dalam pelukan. Ye Xuan pun membenamkan wajahnya di leher wanita itu, tidak ingin terlihat lemah.
10 tahun telah berlalu. Kini mereka hidup bahagia bersama di rumah minimalis pedesaan. Pada akhirnya Ye Xuan dapat bernapas lega. Perjuangannya tidak berakhir sia-sia. Dia bersyukur sang Maha Kuasa masih memberikan kesempatan untuknya bahagia bersama Yerin.
Suara bel rumah yang berdentang pun mengalihkan perhatian kedua sejoli yang sedang berbaring di sofa. Yerin sontak melompat bangun. Dia tertawa geli melihat ekspresi kaget Ye Xuan ketika kepalanya membentur dudukan sofa.
"Kairos, Alkaid, dan Ayn sudah datang! Ayo kita sambut mereka!" ajaknya girang.
Mau tidak mau akhirnya Ye Xuan bangkit dari sofa. Dia pun merapihkan kemeja sebiru langit siang yang senada dengan gaun vintage milik Yerin. Kemudian Ye Xuan menarik Yerin lagi untuk meninggalkan kecupan pada belahan bibir gadis itu. Sambil tersenyum usil, ia berkata, "Jangan pernah mengalihkan pandanganmu dariku."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro