⎾Ⓟⓡⓞⓛⓞⓖⓤⓔ⏌
"Aku menyukaimu. Maukah kau pergi kencan denganku?"
Gadis tersebut menatapi buku di tangannya, untuk beberapa saat terfokus pada sinopsis buku di tangannya. Perlahan ia mengalihkan pandangannya dari buku tersebut dan balik menatapi pemuda tinggi di sebelahnya—jarak tinggi mereka tidak terlalu jauh, tetapi tetap saja pemuda itu tampak lebih besar darinya. Keduanya hanya menatapi satu sama lain, tidak ada ekspresi jelas di wajah mereka.
Beberapa orang yang kebetulan di dekat mereka dan menguping hanya bisa menahan nafas mereka dan mulai menonton—siapa yang menyangka akan melihat pernyataan cinta di toko buku sepi ini. Dari ujung mata gadis itu, dia melihat dua wanita paruh baya tertawa pelan dan membisikkan, "Masa muda itu indah sekali, ya," kepada satu sama lain. Sementara itu di belakang pemuda yang baru saja menyatakan perasaannya ada seorang gadis yang sendirinya sudah malu sendiri sembari menonton mereka.
Satu menit berlalu, gadis itu masih diam saja. Beberapa kali ia mengalihkan pandangannya, berusaha untuk tidak menatapi mata pemuda tersebut. Tangannya perlahan mulai berkeringan, sebelum ia merasakan dirinya bergetar. Bibirnya ia katupkan, sebelum ia menundukkan kepalanya. Ketika dia sudah yakin kalau yang ia dengar itu tidak salah, barulah perlahan wajahnya mulai memanas.
Pemuda tersebut menyadari perubahan dari gadis itu, perlahan juga mulai malu sendiri saat mendengar bisik-bisik pengunjung lainnya. Ia terbatuk, menutupi setengah wajahnya yang merona dengan tangan besarnya, sebelum ia menarik nafas dalam-dalam. Sesaat dia menyesali pilihannya untuk menyatakan perasaannya di sini, tetapi di sisi lain bersyukur juga bisa melihat ekspresi yang saat ini ditunjukkan oleh gadis di depannya.
Kalau dipikirkan lagi, sebenarnya hubungan pemuda itu dan gadis pujaannya bukanlah seorang teman masa kecil atau sahabat sekelasnya atau adik kelas yang kebetulan dekat dengannya—bahkan keduanya pertama kali bertemu adalah di toko buku ini, pada saat pemuda itu memasuki tahun keduanya di SMA. Hanya pertemuan mingguan yang berakhir berbicara dan selalu dinantikan oleh pemuda itu.
Mengetahui kalau dia baru saja membuat semuanya canggung, pemuda itu menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya kepada gadis itu. "Maaf," katanya pelan. "Aku.. aku tidak memintamu untuk langsung menerima.. atau langsung menolak," ia menambahkan. "Dan aku tahu ini tiba-tiba. Tetapi, aku hanya ingin mengajakmu.. dan aku.. akan menunggu sampai kau mau memberikan jawaban sesungguhnya."
Gadis itu masih mengolah informasi yang ia dapatkan, menatapi pemuda tersebut membungkuk lagi sembari membisikkan maaf dan ucapan perpisahan. Sebelum gadis itu bisa menahannya, pemuda tersebut sudah berlari keluar dari toko buku, meninggalkan gadis itu seorang diri—terlebih lagi menjadi sorotan para pengunjung.
Perlahan gadis itu kembali menatapi rak buku di depannya. Ia berusaha mengabaikan tatapan-tatapan dari pengunjung lainnya, sembari meletakkan kembali buku di tangannya pada tempat ia mengambilnya tadi. Ia mengepalkan salah satu tangannya, sementara tangan satunya menetap pada buku yang tadi ia letakkan. Ia menarik nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan jantungnya yang berpacu kencang..
..dan tanpa pikir panjang menghantamkan kepalanya ke rak buku.
Beberapa pengunjung di sekitarnya terkejut dengan gerakan gadis itu, sesaat mereka ingin mendekati gadis itu dan menanyakan keadaannya. Namun, ia segera mengambil buku yang tadi dia pegang dan melangkah cepat menuju kasir untuk membayarnya. Sebisa mungkin dia mengabaikan tatapan khawatir atau heran dari pegawai dan pengunjung lainnya dan segera melangkah pergi meninggalkan toko buku tersebut.
Sembari berjalan pulang, gadis itu mengingat kembali pertanyaan tadi. Perlahan wajahnya mulai memanas lagi. Ia mengerang pelan dan menampar kedua pipinya dengan keras—beberapa orang yang lewat hanya bisa menatapi dia kebingungan, sebelum lanjut pada aktivitas mereka sendiri. Setelah mengetahui kalau dia (lagi-lagi) menjadi perhatian orang, gadis itu mengatupkan bibirnya dan segera pulang.
'Tuhan, apa-apaan itu tadi?!'
⌠ ᴸᵎᵇᵉʳᵒˢᵎˢ⌡
Hoiyoy!
Demy muncul dengan sedikit rasa sakit hati karena niatnya buat apa dan keluarnya apa /plak
Sejujurnya Demy beneran mau buat Kuroo x Reader tapi idenya gonta-ganti terus, malah yang fix idenya bukan tentang abang rambut ayam *sobs*
Tapi ya seenggaknya kali ini Demy buat buku baru. Berdoa aja ini bisa selesai (meskipun kemungkinan chapternya nyampe 20+)
Oh! Dan kali ini juga ada artworknya! Semoga kalian semua suka!
Kira-kira siapa yang nembak Mbak (Name) ya?
Dan ini Reader x siapa?
psstcektagaja /plak
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro