14. New Boss
Ruangan Bos Port Mafia nampak sangat mencekam. Tentu saja, karena sang kandidat bos sedang berhadapan dengan sang bos yang ingin pensiun dan bermain dengan cucunya.
"Dazai-kun, ayolah... Aku ingin pensiun dan bermain dengan cucuku," Mori nampak sangat frustasi karena sang kandidat sama sekali tak ingin menjadi bos.
"Mori-san, aku tak mau jadi bos."
"Kalau begitu.... Aku akan meminta anakku saja."
"Apa! Jangan! Tcih, baiklah iya."
"Mm..?"
"IYA AKU MAU JADI PEMIMPIN PORT MAFIA. Puas...?"
"Tentu saja... Lagipula aku sudah melatihmu menjadi pemimpin... Nah, silakan duduk di sini, aku ingin mengunjungi cucuku."
"Apa?! Langsung hari ini..?"
"Iya."
"Ayolah Mori-san, setidaknya beri aku waktu untuk mempelajari data-data yang akan kau tinggalkan."
"Baiklah, hari Minggu depan kita akan melakukan upacara penggantian pemimpin."
"Baiklah...."
[Skip]
Hari pengangkatan pemimpin Port Mafia yang baru....
"Aku, Mori Ōgai, Bos Port Mafia, menyerahkan kepemimpinanku pada usiaku yang ke 55 tahun kepada Dazai Osamu yang berusia 32 tahun, Eksekutif termuda sepanjang sejarah Port Mafia dan juga menantuku. Mulai sekarang, patuhilah segala kebijakan dan perintah dari menantuku ini. Selamat bekerja dengan bos baru kalian," Mori memberikan ceramah singkatnya.
"Wah, wah, kau jadi menerima tawaran Papa ya?"
"Tcih, diamlah Atsuko, jika saja ayahmu itu tak mengancamku dengan menjadikanmu pemimpin, aku tak akan mau jadi pemimpin."
"Kan memang begitu seharusnya, kau tahu 'kan kalau aku ini sudah seperti duplikat Papa."
"Karena itulah aku tak mau, jika kau yang jadi pemimpin maka Port Mafia akan penuh dengan kegelapan."
"Heee...??"
"Jangan heran, Dark Queen.."
"HEI JANGAN MEMANGGILKU SEPERTI ITU LAGI!!"
"Mou, aku tak mau~"
"Osamu!"
Perdebatan kecil sepasang suami istri itu sudah dianggap biasa bagi para bawahan mereka. Tapi Chūya dan Kōyō sering merasa risih dengan kegaduhan mereka, berbeda dengan Yuko yang sering memakai headset sehingga dia tak masalah dengan perdebatan abang dan kakak iparnya itu.
"Oi Dazai!!"
Dazai dan Atsuko berhenti berdebat, Atsuko meninggalkan Dazai dan pemilik suara yang memanggil Dazai.
"Hei Chūya, aku ini sekarang bosmu tahu!!"
"Aku tak peduli mau kau ini bosku atau calon abang iparku. Ada penyerangan di pelabuhan, masih belum diketahui siapa pelakunya."
"Kapan?"
"Tadi malam, aku sudah mengejar pelakunya tapi dia seolah menghilang. Apa mungkin dia tahu kalau tadi malam kita mempersiapkan penobatanmu?"
"Mungkin iya, mungkin tidak. Apa saja yang rusak atau hilang?"
"Hanya ada kerusakan tak berarti di sekitar pelabuhan."
"Oh hanya itu saja, yasudah nanti juga mereka perbaiki."
"Oi kau ini santai sekali!"
"Memang ada apa lagi Chibi!"
"Tcih.... dengar dulu Mumi!" Chūya menarik lengan Dazai, meyuruhnya mendekatkan telinganya.
"Tcih, apa sih Chūya?" Dazai mendekatkan telinganya ke Chūya.
"Aura dari orang yang tadi malam itu sama seperti Kou," Chūya berbisik pada Dazai.
"Lalu, siapa si Kou itu?" Dazai juga berbisik.
"Dia itu seorang Fanalis yang terlalu terobsesi pada Atsuko, lebih baik kau sering-sering di dekat Atsuko atau suruh seseorang yang kuat untuk bersamanya," bisik Chūya.
"Memang kenapa?" bisik Dazai.
"Dia itu cukup gila Dazai, bahkan lebih gila dari si Penggila Bom Lemon kita. Kou bahkan rela membunuh kaum kami demi mendapatkan Atsuko," bisik Chūya.
"Kaum kami?" Dazai bingung tapi mengusahakan untuk tetap berbisik.
"Tck, kaum langit, dia itu anak pemimpin kaum Fanalis saat ini. Atsuko itu masih keturunan Magi Penciptaan, Magi Kehancuran, dan Byakko, tapi dia tak memiliki hubungan darah dengan Fanalis, karena itulah Kou merasa iri pada Clan lain dan ingin menjadikan Atsuko sebagai istrinya, dia itu sudah dipenjara selama 50 tahun dan sejak kami kembali ke Bumi masa tahanannya juga berakhir, Aku juga curiga mungkin dia itu salah satu bawahan ibunya Michiko. Jikapun tidak benar, kita juga harus berperang lagi dan kurasa kali ini hanya Port Mafia saja yang akan bertindak."
"Kenapa kau mengatakan kalau hanya kita yang bertindak?"
"Kau pasti tahu kalau Sacchō yang sekarang itu partnermu di Tantei-sha, dia itu penggila idealis kan? Aku ragu dia akan membantu."
"Serahkan saja hal itu padaku, kau hanya harus memastikan keterlibatan Kou itu dengan penyerangan tadi malam dan apa dia memiliki hubungan dengan ibunya Michi-san."
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu," Chūya melepaskan lengan Dazai dan melangkah menjauhinya, tapi baru dua langkah dia menjauh tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berbalik. "Jangan beritahukan ini pada Atsuko dan jangan biarkan dia tahu tentang hal ini, dia bisa saja melakukan hal yang bodoh, sama seperti kebodohanmu saat Dead Apple."
"Tenang saja Chūya, aku akan menjaga istriku itu dengan baik."
To be Continued
A/N: Mmm, saya melanjutkan cerita ini karena merasa cerita ini seolah menggantung. Maaf jika sekiranya saya membuat cerita yang lain dan sedikit menelantarkan cerita ini kedepannya. Terima kasih sudah membaca, silahkan vote dan komen ^ ^
24 Februari 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro