12. Chance
Setelah Mori mengatakan hal itu, selama beberapa hari Dazai sama sekali tak fokus dengan segala yang dilakukannya. Dia juga beberapa kali membolos dari pekerjaannya dan kali ini Kunikida sama sekali tak berniat mencarinya atau memarahinya. Dazai duduk di salah satu bangku palabuhan.
"Kau ada masalah, Dazai-san?" Atsuko yang menggendong anaknya duduk di samping Dazai.
"Ayahmu menyuruhku kembali."
"Jangan turuti...."
"Aku ingin menebus kesalahanku."
"Jika kau bersama adikku maka aku akan menganggap itu penebusanmu."
"Aku ingin menikahimu."
"Aku ingin kau di bawah cahaya."
"Kaulah cahayaku, Atsuko."
Atsuko menoleh padanya, "Kau selalu mengatakan hal itu, Dazai."
"Kali ini aku serius, kumohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki segalanya."
Atsuko menghela napasnya kuat, "Baiklah, terserah padamu kau ingin di Tantei-sha atau di Port Mafia, Saku bilang terserah padamu mau di mana kau berada selama kau bisa mengontrol dirimu dan tidak tenggelam dalam kegelapan, karena mau di Port Mafia atau di Tantei-sha keduanya sama-sama menjaga kota ini, keduanya sama-sama melindungi buku itu, buku milik kakeknya, ayah dari suamiku dulu. Asalkan tidak ditemukan atau digunakan maka semua akan baik-baik saja."
"Siapa suamimu dulu?"
"Tsushima Shūji. Orang yang jenius sama sepertimu."
"Be–begitu ya... tapi kenapa namanya Oda Sakunosuke?"
"Oda adalah nama keluarga ayah angkatnya, dulu aku harus meninggalkannya jadi aku menitipkannya pada keluarga Oda, tapi sayangnya ayah angkatnya meninggal saat dia remaja dan dia menjadi assassin, nama Oda tetap ada padanya karena dia mengatakan dia ingin memakai nama itu di batu nisannya sebagai penghormatan pada keluarga angkatnya."
"Jadi nama aslinya itu Tsushima Sakunosuke?"
"Ya, dan namaku Tsushima Atsuko. Tapi karena aku menjadi anak kecil dan ibuku menikah dengan Nakajima-san, aku juga mengganti namaku menjadi Nakajima."
"Jadi, Tsushima Shūji itu sudah mati?"
"Tidak, dia menghilang."
"Lalu bagaimana jika dia kembali saat aku sudah menikahimu?"
"Itu tidak akan terjadi."
"Bisakah kau tetap di sini sampai aku ingin pulang?"
"Kau memang selalu memintaku menemanimu, Osamu-kun," Atsuko tersenyum.
"Siapa namanya?"
"Mm...?"
"Anak kita.."
"Aku belum memberinya nama."
"Hee... bagaimana dengan Dazai Masaki?"
"Nama yang bagus, Osamu-kun."
Atsuko menyandarkan kepalanya di bahu Dazai dan Dazai menyandarkan kepalanya di atas kepala Atsuko.
Mereka melihat mentari tenggelam, seperti saat mereka berpacaran dulu, menghabiskan waktu di pelabuhan. Setelah mentari berganti menjadi bulan, Dazai mengangkat kepalanya begitu pula dengan Atsuko.
"Akan kuantar kau pulang, apa ayahmu ada di rumah?"
"Tidak, kau tahu kan waktu Port Mafia dimulai saat mentari tenggelam."
"Aa, benar juga...."
"Antar saja aku ke markas, aku juga baru bangun."
"O–oke...."
"Akan kutemani jika kau ingin bertemu dengan Papa."
"Baiklah."
Selama di perjalanan, Dazai sesekali bercanda, Atsuko tersenyum melihat tingkah Dazai. Saat sampai di markas Port Mafia, para penjaga memasang posisi siaga, Atsuko menggelengkan kepalanya pelan, mereka menurunkan senjata mereka.
"Dia datang untuk bertemu Papa."
Sampailah mereka di depan pintu ruangan Bos Port Mafia, "Papa, Osamu-kun datang."
"Aa, duduklah Dazai-kun, Atsuko-chan."
"Mori-san, aku sudah memutuskan untuk kembali ke Port Mafia."
"Aa, sōka, baguslah. Kau ingin mulai kapan?"
"Secepatnya setelah aku membereskan barang-barangku di Tantei-sha."
"Oh iya, Dazai-kun, karena kau sudah membakar coat yang kuberikan dulu, ini tanda kau bergabung dengan kami," Mori memberikan syal merah yang selalu dipakainya.
"Tapi aku belum memutuskan akan menjadi Bos atau tidak."
"Tak masalah bagiku, yang terpenting adalah kau ingin bertanggung jawab."
"Arigatō, Mori-san...," Dazai menundukkan kepalanya.
"Mm, jadi... Dazai-kun, kapan kau ingin menikahi anakku?"
"Secepatnya Mori-san...."
"Sōka, baiklah kalian boleh pergi~~"
Atsuko dan Dazai menundukkan kepala mereka dan pergi dari ruangan itu.
"Atsuko-chan... ingin jalan-jalan dulu?"
"Sudah malam Osamu, memangnya mau ke mana?"
"Mmm, bagaimana kalau taman, saat malam di taman akan dengan jelas melihat bintang-bintang~"
"Mm, baiklah."
"Sini, Masaki-kun aku saja yang gendong," Dazai mengulurkan kedua tangannya, Atsuko memberikan Masaki dengan pelan ke tangan Dazai.
"Kau bisa menggendongnya tanpa membuatnya menangis, beda sekali dengan Papa...."
"Tentu saja, aku ini kan ayah yang baik~"
"Jadi Papa bukan ayah yang baik?"
"Hee, dia kan mengurusmu bukan dari bayi..."
"Terserahmulah...."
"Mereka bilang kau berubah, tapi menurutku kau sama saja..."
"Salahmu!"
"Hee??"
"Tentu saja... aku tak bisa berpura-pura di depanmu, kau bisa membuat hatiku luluh walau hanya dengan sedikit perhatianmu... tcih menyebalkan... awas saja kalau kau menyakiti hatiku lagi, aku akan benar-benar membunuhmu."
"Tenang saja... kali ini aku serius, kau tau saat aku pergi dari Port Mafia aku merasa hampa."
"Berhentilah merayuku... Oh iya, kau menamainya Masaki bukan karena kau pecinta MSG kan?"
"Hah..? Apa hubungannya dengan MSG?"
"Tentu saja, Masaki..... Masako (salah satu MSG/micin)...."
"Te–tentu saja tidak!"
"Aku kan hanya menebaknya.."
"Humormu kelewatan Atsuko.."
"Terserahku.."
"Nah kita sampai~~"
Dazai duduk di salah satu ayunan dan Atsuko duduk di ayunan di sampingnya. "Bagaimana kalau kita menikah saat ulang tahunmu?"
"Ha..? 20 Juli? Memangnya kenapa?"
"Tanggal itu cantik."
"Kau kan tidak percaya tanggal cantik."
"Aku mengatakannya cantik karena memang cantik, yang lahir di tanggal itu juga cantik~"
"Berhenti merayuku...," pipi Atsuko mulai merona, untungnya karena cahaya yang minim rona pipinya tidak terlalu terlihat.
"Aku tahu kalau kau sedang merona."
"Tcih... memangnya apa yang tidak kau ketahui?"
"Mm? Mungkin... masalah Odasaku yang ternyata anakmu, lalu perasaanku padamu, mungkin ada lagi yang lainnya..."
"Ya, memang ada... Kau tahu kenapa aku tak masalah ketika kau meniduriku? Itu karena kau adalah suamiku.."
"Apa maksudmu?? Tsushima Shūji itu adalah aku??"
"Ya, dulu saat Saku berumur 7 tahun, ibu Chiko-nee membuat sihir dari rukh hitam dan membuatmu menjadi anak berusia tiga tahun, memang saat berumur 3 tahun seorang anak bisa berjalan dan berbicara tapi belum bisa menyimpan memori. Aku harus melawannya tapi dia langsung menghilang, beberapa hari kemudian aku dipanggil kembali ke langit, pihak langit tak mengijinkanku membawamu dan Saku, aku meninggalkan Saku pada keluarga Oda dan kau diambil oleh pihak langit, awalnya kupikir mereka akan menjagamu sampai dewasa atau mencari jalan keluar, tapi aku salah... mereka yang mengambilmu adalah pengkhianat yang berpihak pada Oba-san, mereka membawamu entah ke mana. Lalu aku kembali ke bumi karena tugas Okaa-san dan membantu Chiko-nee sekaligus untuk mencari Saku dan kau."
"Maaf... padahal kau mengalami hal yang begitu berat tapi aku malah sangat kejam padamu."
"Tak apa, aku sudah terbiasa dengan sikap labilmu itu."
"Hah..? jadi dulu aku juga begini?"
"Yap, bahkan kau mencoba menjauhkanku dari Saku dengan alasan aku meluangkan banyak waktuku dengan Saku, padahal waktuku denganmu dan dengan Saku sama saja."
"Aa, aku benar-benar buruk...."
Atsuko tertawa mendengar hal itu, "Ya ampun Osamu... kau benar-benar tidak berubah... Oh iya, jadinya kita harus membuat upacara pernikahan lagi?"
"Entahlah, nanti kita tanya pada Sacchō atau Michi-san."
To be Continued
05 Februari 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro