Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10. She Pregnant?

Usia kandungan Michiko sekarang sudah memasuki trimester kedua. Semenjak melihat Atsuko yang sedang mengandung berbelanja dengan Ango, Dazai mulai rajin mengerjakan laporan misinya. Entah apa yang merasukinya sehingga dia jadi rajin, dia bahkan membeli kacamata antiradiasi agar matanya tak rusak karena cahaya komputer. Dazai bahkan sampai lembur mengerjakan laporannya. Beberapa anggota Tantei-sha merasa bersyukur dan beberapa lainnya merasa khawatir pada Dazai yang merubah.

"Ano, Dazai-san, aku tahu perubahanmu ini baik, tapi aku khawatir pada Dazai-san, kenapa Dazai-san menjadi rajin selama dua bulan ini?" Atsushi yang duduk di samping Dazai memberanikan diri bertanya.

"Aku...?? Entahlah, rasanya sakit walau tidak berdarah, rasanya iri tapi memang salahku, aku hanya lelah dengan diriku yang dulu. Merasa semuanya baik-baik saja, bodoh, naif, aku hanya tak ingin kehilangan lagi," Dazai curhat pada Atsushi, tapi sayangnya baik Atsushi dan semua yang ada di ruangan itu tidak mengerti inti dari perkataannya.

"Kau bicara apa sih Dazai?" Ranpo sedikit kesal dengan ke-absurd-an Dazai.

"Dia... lebih memilih orang yang rajin dan perhatian, aku tak pernah sekalipun seperti itu," Dazai terdengar sendu. Mereka semua kini paham apa maksud Dazai.

"Kau kan tinggal menemuinya saja," Ranpo kesal pada Dazai.

"Dia... sudah mengandung...," ucapan Dazai sukses membuat mereka semua terkejut, bahkan Ranpo tersedak kripik kentangnya.

"Kau serius Dazai? Siapa yang berani menghamili adik iparku?!" tak pernah Ranpo semarah ini.

"Aku... tidak yakin," Dazai memelankan suaranya.

"Kenapa tidak kau tanya?" Ranpo ingin sekali melempar botol minumnya pada Dazai.

"Aku takut jika dugaanku benar."

"Moshi, moshi, Onee-chan.... Aku penasaran dengan ayah dari anakmu... iie nandomonai, aku hanya penasaran saja, kemarin aku melihat Onee-chan dengan Sakaguchi-san... Aaa, sōka, Sakaguchi-san hanya menemani Onee-chan, tapi kenapa rasanya... Ooo, hanya rasa tanggung jawab atas ayah dari anakmu ya... Hai', hai', wakatta, gomen ne Onee-chan. Jaa~~"

Semua anggota Tantei-sha melihat Atsushi dengan bingung dan tak percaya Atsushi langsung menelepon kakaknya itu.

"Nande? Aku kan hanya penasaran, lagipula kalian juga ingin tahu siapa ayahnya kan...?" Atsushi menatap mereka semua, mereka semua mengangguk.

"Ja–jadi, Atsushi-kun, siapa ayah dari anak kakakmu," Dazai menatap Atsushi penuh harap.

"Yang pasti bukan Sakaguchi-san, Sakaguchi-san hanya bertanggung jawab pada ayah dari anak Onee-chan dan Onee-chan. Sakaguchi-san bilang pada Onee-chan kalau Onee-chan mengandung karena kesalahannya, karena dia merasa kalau ayah dari anak itu membenci Onee-chan dan meninggalkan Onee-chan. Karena itulah Sakaguchi-san akan menjaga Onee-chan sampai Onee-chan melahirkan."

"Jadi, bukan Ango kah," gumam Dazai.

Ranpo berjalan ke belakang Dazai dan memukul kepalanya, "Bakka Dazai... bakka... bakka... bakka... BAKKAYARO!!" Setelah puas mengatai Dazai, Ranpo mengajak Michiko membeli es krim untuk mendinginkan kepalanya.

"Ehhh...?? Nande da yo?" Dazai nampak lebih bodoh dari biasanya.

"Aa, sudah jam makan siang ya, Kyōka-chan mau makan tofu?" Atsushi mengajak Kyōka-chan keluar.

"Saa, aku ingin ke Café di bawah, mau ikut?" Kenji dengan girangnya mengajak anggota Agensi.

"Haahhh, aku ikut, kepalaku rasanya sakit," Kunikida berdiri dari kursinya.

"Onii-chan, ikō," Naomi menarik Tanizaki. Kenji, Kunikida, Naomi dan Tanizaki keluar dari ruangan agensi, menyisakan Yosano dan Dazai.

"Yosano-sensei, kau tidak ikut?" Dazai masih berkutat dengan komputernya.

"Tidak, aku mau menjagamu. Aku takut kau melakukan hal yang buruk. Nee Dazai, apa kau benar-benar mencintai Atsuko?"

"Entahlah Yosano-sensei, sedari dulu aku tak pernah merasa mencintainya, tapi aku nyaman dengannya, perhatiannya padaku tak pernah kurasakan sebelumnya, bahkan di sini pun aku tak merasakan hal yang sama saat bersamanya dulu."

"Lalu, apa kau menyelamatkan Atsushi karena kau tahu dia adiknya Atsuko?"

"Ya, sejak pertama kali aku bertemu Atsushi, aku tahu kalau Atsushi itu adiknya Atsuko. Kalau dilihat sekilas mereka tidak mirip, tapi kalau dilihat secara seksama mereka seperti anak kembar, bahkan saat aku bersamanya dulu sikapnya sangat mirip dengan Atsushi."

"Mm, jadi... apa kau adalah ayah dari anak yang dikandungnya?"

"Tidak mungkin Yosano-sensei, kami pertama dan terakhir kalinya melakukan hal itu empat tahun yang lalu."

"Aa, begitu ya. Dia itu sudah seperti adikku sendiri, walau waktu yang kami habiskan sangat singkat. Aku hanya ingin melihat senyumnya seperti dulu lagi. Jadi... kalau kau memang ayah dari anaknya itu, cepatlah nikahi dia."

"Mm, akan kulakukan kalau memang begitu Yosano-sensei...."

"Saa, aku ingin minum kopi di Cafè bawah, Ja~~"

Dazai benar-benar sendirian di kantor sekarang, lalu tiba-tiba pintu Tantei-sha terbuka, Dazai mengintip dari balik lensa kacamatanya dan terjatuh ke belakang karena terkejut.

"Dazai-san, daijobu?"

"Dadaijobu, Atsuko-san" Dazai memformalkan kalimatnya karena Atsuko berbicara formal padanya. Dazai kembali duduk di kursinya.

Atsuko duduk di kursi Atsushi yang ada di samping kursi Dazai dan memutar kursi itu menghadap Dazai, "Dazai-san, kenapa kau memakai kacamata?" Atsuko sedikit penasaran pada Dazai.

"Ha–hanya kacamata antiradiasi," Dazai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, rasanya gugup tiba-tiba didatangi mantan seperti ini. "Anak itu anakku ya...??" gumam Dazai. "Etto, kau ke sini ingin menemui adikmu?"

"Iya, sepertinya aku datang di waktu yang salah. Dia sedang keluar ya?"

"Ya begitulah, dia sedang menemani Kyōka-chan makan tofu."

"Hmm, sudah kuduga mereka berdua itu ada perasaan walau mereka tak menyadarinya. Mereka biasanya makan di mana?"

"D–di salah satu tempat makan tradisional, biasanya Sacchō pergi ke sana juga."

"Aa, tempat makan itu ya, masuk akal, Fuku-sensei memang hobi makan di sana, tempatnya sejuk dan sangat tradisional, selera klasik."

"Kau sering bertemu dengan Sacchō?"

"Ya, terutama karena saat ini aku sedang mengandung, kalau sebelum-sebelumnya kami masih menjaga jarak karena kegelapan dan cahaya tak mungkin bisa bersatu."

"Be–begitu ya... seperti kita kan? Aku di sini dan kau di sana."

"Ya. Kalau tak ada lagi yang ingin dibicarakan aku mau kembali ke Port Mafia," Atsuko bangkit dan hendak pergi.

"A–ano Atsuko-chan, si–siapa ayah dari anak itu?"

"Kau tak perlu tahu Dazai-san," Atsuko keluar dari ruangan itu.

'Kau bahkan memanggilku Dazai, kau benar-benar tidak menganggapku siapa-siapa bagimu ya... padahal aku yang menyuruhmu seperti itu, tapi aku yang merasa aneh sekarang... rasanya aku menyesal sekarang... aku baru sadar... aku mencintaimu... sangat mencintaimu Atsuko-chan...' Dazai bermonolog dalam hati.

To be Continued




A/N: thanks for read, vote and comment.

Maaf karena mulai sekarang sepertinya akan up 2 minggu sekali, tergantung banyaknya kesibukan saya. 

See you next chapt~~

01 Februari 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro