Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. She and Her Past

A/N: mengandung spoiler saat Yosano di militer dan pertemuan pertama Yosano dan Ranpo.

Atsuko's POV

[Hari yang sama dengan Michiko dan Chūya kehilangan guru mereka]

"Otō-san, Okaa-san, ohayō."

"Ohayō, Atsuko-chan. Ayo makan.."

"Ittadakimasu~~"

"Atsuko-chan, kau mau ikut latihan nanti?"

"Iie, aku ingin menjadi seorang Dewan Clan Byakko seperti Okaa-san. Aku tak ingin menjadi bagian Magi Penciptaan atau Magi Kehancuran. Otō-san tahu sendiri kan kalau aku ini dominan Byakko."

"Hai', hai', kau ini sangat manis saat marah," Otō-san mencubit pipiku.

"Kau yakin tak mau ikut? Nanti kau bisa bertemu kakak sepupumu, lho," goda Okaa-san.

"Iie, lagipula Chiko-nee-sama tak tau kalau kami ini bersaudara."

"Tapi kalian sudah dekat kan?"

Aku mengangguk. "Tapi dia mengenalku sebagai gadis yang egois."

"Itu wajar, kau selalu menolak permintaannya," Okaa-san tertawa getir.

"Atsuko... Chiko itu tak harus tau semuanya sekarang. Nanti jika tiba saatnya, kau harus menceritakan semua padanya, tentang siapa aku, siapa kau, siapa dia, tugas kalian, dan takdir kalian."

"Hai', hai', wakarimashita, Otō-san. Aku sudah selesai. Aku pergi berlatih dulu ya, Ittekimasu."

"Itterashai, Atsuko-chan."

"Oo, iya, Atsuko... hari ini Okaa-san akan pergi ke Bumi mungkin sampai sepuluh hari."

"Hai'~~"

[SKIP—sore harinya]

"Tadaima, Otō-san~"
'Apa-apaan ini? Otō-san, tidak mungkin mati kan? Tapi siapa....? Kertas? Surat?'

|| Atsuko, latihlah kekuatan Magi-mu, pilihlah Magi Penciptaan atau Magi Kehancuran. Bibimu, Yamamoto Mitsuki sudah bergerak. Jika kau sudah siap, pergilah ke Bumi. Jaga Bumi sesuai tugasmu dan nanti bantulah Chiko. Cegahlah 'anak' itu menciptakan kegelapan di Bumi. Aku tahu kau mungkin tak suka, tapi kau harus melakukannya, ikuti arus takdirmu. Menikahlah dengan 'anak' itu. 'Dia' yang bukan manusia, bukan pula penduduk Langit. 'Dia' yang tidak bisa disentuh oleh manusia maupun penduduk Langit, hanya kaulah yang dapat menyentuhnya, Atsuko ||

'Baiklah, Otō-san, aku akan melatih kemampuan Magi-ku.'

[SKIP]

Sudah 618 tahun aku melatih kemampuan Magi Penciptaan-ku. Okaa-san ditugaskan ke Bumi untuk mencari Chiko-nee-sama dan Chūya-nii, dan aku ikut dengan Okaa-san. Sekarang kami ada di Yokohama dan aku menyamar menjadi anak berusia 3 tahun.

Okaa-san jatuh cinta pada seorang manusia bermarga Nakajima dan kemudian menikahinya. Lalu saat aku berusia 4 tahun adikku lahir, laki-laki, sangat manis, kulitnya putih tapi tak seputih kulitku, rambutnya silver dengan sedikit hitam di dekat akar rambutnya. Nakajima Atsushi, itulah nama adikku ini.

"Kawai Ototō-kun."

"Kau juga sangat imut kok, Atsuko-chan."

"Arigatō, Papa."

Tapi kebahagiaan keluarga Nakajima ini tak bertahan lama, saat usiaku 7 tahun dan Atsushi berusia 3 tahun bibiku menyerang kami. Aku ingin bertarung, tapi....

"Atsuko! Bawa adikmu pergi! Kau dan dia harus tetap hidup!"

"Tapi, Kaa-san...."

"PERGI!!!"

Aku menggendong Atsushi dan berusaha untuk tidak terlihat, untungnya ku sudah melatih langkahku agar tak terdengar. Aku tak tahan lagi berjalan, ini sudah sangat jauh dari rumah kami.

"Ototō-kun, bertahanlah. Bertahanlah Atsushi-kun."

"Hei gadis kecil, dimana ibu dan ayah kalian?"

"Watashi no Okaa-san to Otō-san....." sudah pasti mati.

"Tak ada ya? Baiklah kalian ikut denganku ke panti asuhanku saja, bagaimana?"

Tanpa pikir panjang aku mengangguk karna orang ini bukanlah orang jahat, bahkan dia sangat baik.

Dia membawa kami ke panti asuhannya. Tapi hanya beberapa hari kami di sana ada orang aneh yang datang ke panti asuhan.

"Ada yang bisa kami bantu?" ujar salah seorang pengasuh disana.

"Aa, tidak, aku hanya berkunjung, melihat anak-anak."

"Oo, baiklah, selamat menikmati waktu Anda dengan anak-anak."

"Hai', arigatō."

"Dōita."
Pengasuh tadi pun meninggalkan orang aneh itu.

Dari cara berjalannya sepertinya dia anggota militer. Dia mendekatiku, untungnya saat ini Atsushi sedang ada di kamar.

"Apa kau anak dari tentara berkemampuan yang bermarga Nakajima?"

"Ha-hai', anata wa dare desuka?"

"Oo, namaku Mori Ōgai, aku teman ayahmu. Saat mendengar dia mati di rumahnya sendiri aku langsung mencari anak-anaknya. Setahuku kau memiliki adik 'kan? Dimana adikmu?"

Dia bukan hanya sekedar anggota militer, dia ini orang yang licik.

"Dia tak ada di sini."

"Oo, begitu ya...?? Apa kau punya kemampuan seperti ibumu?"

"...."

"Sepertinya iya. Kau tahu, kau ini sangat mudah ditebak. Adikmu ada di kamarnya, di lantai atas 'kan? Dan kau tak ingin dia terluka hanya karna sedikit masalah. Kalau dilihat dari tatapanmu kau ini lebih dewasa dan lebih berani dari usiamu sekarang. Jadi, kau mau ikut denganku?"

"Ke mana?"

"Perang. Saat ini sedang terjadi perang antar negara berkemampuan. Aku membutuhkan orang dengan kemampuan menyembuhkan atau sejenisnya seperti ibumu. Jadi, mau ikut?"

"Berapa harga yang harus kubayar pada Anda?"

Mori-san tertawa getir. "Kesetiaanmu dan hak asuhmu."

"Anda ingin mengangkatku menjadi anak?"

"Ya."

"Baiklah, tapi selama aku mengikuti Anda dan setia pada Anda, Anda tidak boleh sekalipun menyakiti atau membahayakan adikku. Setuju?"

"Kau benar-benar gadis yang pintar. Jadi siapa namamu?"

"Watashi wa Nakajima Atsuko desu, yoroshiku Mori-san."

"Yoroshiku, kawai Atsuko~~"

Aku pun dibawanya dan kepala panti asuhan membuat surat keterangan adopsi.

[SKIP | Di medan perang]

"Hai, aku Yosano Akiko, siapa namamu gadis manis?"

Aku masih bersembunyi di belakang Mori-san.

"Tak perlu takut, dia ini sama sepertimu, perkenalkan saja dirimu," Mori-san mengusap lembut kepalaku.

"Wa–watashi wa Nakajima Atsuko desu, yoyoroshiku Akiko-nee-chan."

"Kawai na~~" Akiko-nee-chan mencubit kedua pipiku.

Aku menggunakan kemampuanku sebagai Magi untuk menyembuhkan tentara yang terluka, begitu pula dengan Akiko-nee-chan yang menyembuhkan tentara dengan kemampuannya. Dia dijuluki Miss Angel dan aku dijuluki Beast Angel karena aku sesekali ikut berperang saat musuh sudah di dekat markas atau tempat penyembuhan.

Setelah perang usai, Akiko-nee-chan dituduh melakukan percobaan pembunuhan pada tentara karena kemampuannya yang hanya bisa digunakan saat pasien sekarat, lalu dia dipenjara. Tapi aku tetap aman karena penyembuhanku dilakukan secara langsung dan efektif. Aku tetap tinggal bersama Mori-san dan sekarang aku memanggilnya Papa.

Papa membuka klinik untuk dunia bawah (dunia kejahatan), lalu suatu saat Papa dilindungi oleh seseorang yang bernama Fukuzawa Yukichi. Saat waktunya senggang, aku berlatih menggunakan katana dengan Fuku-sensei.

"Bagus sekali Atsuko, kau semakin mahir menggunakan katana. Bahkan kau bisa melukaiku, kau ini sangat mirip dengan ayahmu itu."

"Hai', tentu saja Sensei, aku ingin melindungi Papa dan semua yang dibangunnya."

Besama Fuku-sensei, aku sesekali mengunjungi Atsushi ke panti asuhan, walau aku tak mengijinkan Fuku-sensei bertemu dengan Atsushi, tapi Fuku-sensei mengawasi kami dari jauh.

[SKIP]

Saat ini usiaku sudah 12 tahun, Papa menjadi dokter pribadi Bos Port Mafia dan Fuku-sensei membuat sebuah agensi bernama Bushō Tantei-sha. Aku ikut dengan Papa untuk menjemput Akiko-nee-chan. Tapi Sensei menghadang Papa, disaat yang sama satu-satunya anggota Sensei hendak membawa Akiko-nee-chan bersamanya.

"Aku akan ikut dengan Ranpo, Atsuko."

"Dengan alasan?"

"Aku bisa menyelamatkan banyak orang tanpa harus merasa tertekan," Akiko-nee-chan memegang erat jepitan kupu-kupu yang sama dengan yang dipakainya saat perang dulu.

"Anda, Anda ini Ranpo-san, kah?"

"Ya, aku Edogawa Ranpo, detektif paling jenius, aku bisa memecahkan masalah hanya dalam hitungan detik."

'Kemampuan deduksinya bukanlah kemampuan. Aa, jadi dia ya 'Kunci Dunia', jadi tinggal mencari si 'Bibit Kegelapan Dunia'.'

"Bisakah aku berbicara berdua dengan Akiko-nee-chan?"

"Aku tak bisa membiarkanmu," Ranpo-san benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik.

"Baiklah, tak masalah."

Aku berdiri di depan Akiko-nee-chan dan menggenggam kedua tangannya. "Akiko-nee-chan, tolong jaga Ranpo-san, jangan biarkan hati dan pikirannya menjadi gelap."

"Mm, baiklah."

"Dan Ranpo-san, jika terjadi sesuatu pada Akiko-nee-chan, aku tak akan membiarkan hidupmu tenang," aku menatapnya tajam.

"Hai', hai'," ujarnya dengan malas.

"Yosh, matta ne, Akiko-nee-chan, Ranpo-san."

Aku pun berjalan ke arah Papa dan Sensei bertarung. "Papa, Sensei, yamero yo, Akiko-nee-chan sudah dibawa Ranpo-san."

Mereka pun berhenti.

"Kenapa kau tak hentikan mereka?"

"Papa tau sendiri kan kalau aku tak mau melukai Akiko-nee-chan," aku menggembungkan pipiku.

"Aa, sudahlah. Mana bisa aku marah pada anak semanis kau. Maa, mari kita pulang, Atsuko-chan," Papa menggenggam tangan kiriku.

"Hai', matta ne, Fuku-sensei," ujarku sambil melambaikan tangan kananku.

Dua tahun kemudian....

'Aghh, bosan di rumah sendirian, Papa kemana sih lama sekali.....'
Aku guling-guling di ruang tamu.

"A–Atsuko-chan tolong bantu aku."

Aku melihat Papa menggendong bocah lelaki di pundaknya. Bocah yang aneh, tangan dan kakinya penuh perban. Aku menyiapkan tempat tidurku untuk bocah itu, Papa membaringkannya. Tubuhnya basah, aku mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya.

"Papa, kenapa anak ini?"

"Entahlah, aku menemukannya di sungai."

"Pinggir sungai?"

"Tidak, hanyut di sungai," Papa langsung meninggalkanku dengan bocah ini.

Tiba-tiba saja dia terbangun saat aku hampir menyentuh rambut coklatnya. "Aku masih hidup?"

"Ya, Papa menyelamatkanmu."

"Tcih."

"Tcih?? Harusnya kau beruntung diselamatkan oleh dokter sehebat Papa."

"Papa??"

Papa tiba-tiba masuk ke kamarku. "Oh, kau sudah bangun, etto...."

"Dazai, Watashi wa Dazai Osamu desu."

"Aa, Dazai kah. Ini baju lamaku, kau bisa menggunakannya."

"Arigatō...."

"Mori Ōgai, dan ini anakku, Nakajima Atsuko."

"Nama kalian berbeda?"

"Itu karena anakku ini tak mau memakai namaku, katanya Mori (hutan) itu menakutkan."

"Aa , yoroshiku Nakajima-chan," dia mengulurkan tangannya.

"Mm, yoroshiku Dazai-san," aku menyambut uluran tangannya.

"Baiklah, kau bisa membersihkan dirimu Dazai-kun," Papa meninggalkan kami lagi.

Tapi Dazai ini malah kembali berbaring. "Kau harus membersihkan dirimu dulu Dazai-san... Kau bau...."

"Ehh? Apa separah itu?" dia kembali duduk.

"Mm,ayo...," aku menariknya sampai ke kamar mandi.

"Cho-chotto, Nakajima-chan...."

"Nande?"

"Kau mau ikut mandi bersamaku?"

"E–he...?!"

"Ya, kita sudah di kamar mandi dan kau masih memegang tanganku."

"Ba–bakka!!" aku melemparkan handuk ke wajahnya dan berlari keluar dari kamar.

Malam itu aku ditinggal lagi oleh Papa karena Papa dan Dazai-san pergi ke Port Mafia. Untuk apa? Tentu saja untuk melakukan rencana Papa, membunuh bos Port Mafia dan menjadi bos selanjutnya.

Atsuko's POV end

To be Continued

19 Desember 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro