12
"You are a strong girl."
***
Kamu melangkah keluar dari gerbang sekolah setelah kegiatan menuntut ilmu selesai.
Langit sore sudah membumbung tinggi di atas kepala.
Tidak hanya dirimu saja, tetapi siswa lain yang satu sekolah denganmu turut keluar bersama.
Berbelok kiri kamu berjalan pelan, sambil menoleh ke arah jalan. Tidak menemukan supir yang biasa diutus keluargamu, kamu mengangkat kedua bahu cuek.
Tiap langkah berirama yang kamu lakukan terdengar menuntut. Hari ini emosionalmu sedang turun. Beberapa kejadian telah menimpamu bertubi-tubi, tidak membuat kepalamu menunduk sedih.
Tetap mengangkat kepala tegar, sinar matamu meredup.
Berada di persimpangan gang sepi kamu melewati gerombolan lelaki berpenampilan buruk yang sedang berdiskusi buruk.
Lihat ada seorang siswi berjalan seenaknya di hadapan kita.
Bukankah dia berasal sekolah itu?
Kita bully dia sebagai permulaan bagaimana? Lalu kita bisa bermain dengannya sebentar?
Ide bagus!
Bisikan demi bisikan menyapa pendengaranmu. Aura sekitar tubuhmu mulai menggelap. Berhenti di tempat, kamu berbalik ke arah mereka.
Dasar cowok berandalan! Desismu marah. Membuang tas sekolahmu sembarangan tanpa peduli benda persegi itu kotor.
Kamu menghampiri mereka dengan cepat. Menarik salah tangan pemuda di dekatmu, kamu menonjok wajahnya keras.
Suara terpengarah keluar dari cowok di sana, tidak menduga kamu akan sendiri menyerang duluan. Tidak terima kamu menyakiti salah satu temannya, mereka bersama-sama mengepungmu.
Berada di tengah lingkaran, kamu bersikap kaki kuda-kuda bersiap menerima serangan mereka.
Hajar dia sampai brkeping-keping! Ucap seseorang tinggi dan beringas, yang kamu anggap sebagai ketua kelompok. Tubuhmu segera bersiap penuh.
PRANG!
DUK!
DUK!
PRANG!
Benturan, pukulan, tendangan tak satupun kamu lewatkan. Semua kamu serang habis-habisan tanpa ampun. Menampilkan seringai di wajah manismu melihat segerombolan yang tadinya menyindirmu, sekarang tersungkur jatuh di bawah kekuasaanmu.
Mendecih pelan, kamu mengambil tasmu yang berada di ujung gang. Mengerjap pelan, kamu berpikir mengapa tas sekolahmu berada jauh dari jangkauan sebelum kamu melemparnya.
Ada sebuah surat berada selipan tasmu tak terduga. Mengambil cepat dan membacanya, wajahmu terkejut.
Melirik kanan-kiri mencari sang pemilik surat tetapi tidak ada hasil. Mengembungkan kedua pipimu cemberut, kamu memakai tas dan melanjutkan perjalananmu berjalan meninggalkan kerusakan yang telah kamu buat.
Dirimu mengetahui segala tindakanku ya. Dasar gombal, batinmu tertawa.
.
.
.
.
.
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro