Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15

for: you

from: me


Masih ingat saat aku bicara dengan Fabi dan malah kamu yang menanggapi? Masih ingat setiap kali kamu tiba-tiba menyelinap dalam semua obrolanku dengan yang lain?

Sekarang jika aku mengingatnya lagi, ternyata kamu memang selalu ada di sana; tersenyum, tertawa, menanggapi. Bahkan ketika aku---dengan acting yang payah---pura-pura tak mengacuhkanmu, kamu tetap bertahan sambil terus mengulas senyum.

Benar, Def. Aku tak habis pikir. Bagaimana bisa seseorang dengan begitu tulus memperlakukanku dan bagaimana bisa aku bersikap tidak begitu tulus kepada orang sepertimu. Benar, Def. Aku pun tak habis pikir. Bagaimana bisa kamu meninggalkan banyak untuk orang yang memberi sedikit kepadamu?

Sekarang jika aku memikirkannya lagi, pikiranku akan segera membangun sosokmu yang tinggi dengan kulit putih bersih serta senyuman secerah mentari yang tak pernah mendung di roman mukamu. Mungkin saat ini kamu sedang belajar, menekuni ilmu alam yang tidak begitu aku gemari. Atau bisa saja, saat ini kamu sedang nonton film zombie yang selalu menjadi favoritmu dari dulu.

Sayangnya, September sudah tiga kali berganti dengan kamu yang semakin lelap tertidur.

Tidak, Def. Tentu saja aku sadar. Betapa seram jadinya jika keinginanku agar kamu kembali bangun terwujud. Lagipula, seiring dengan berjalannya waktu, kehidupan kami pun terus berlanjut. Adikmu sebentar lagi masuk SD. Mamamu, dari yang aku dengar, sudah kembali ceria dan masih salah paham dengan hubungan kita. Ahaha.

Oh, ya. Bagaimana dengan kamu? Pasti Tuhan selalu memberi gambaran surga di setiap pagi dan petang ya? Apakah doa-doa kami sampai dan ikut menemanimu di sana? Hehehe. Ah, orang baik seperti kamu sih tidak mungkin kesepian di sana. :)

Def, asal kamu tahu, aku banyak belajar darimu. Tentang bagaimana caranya tersenyum meski bernapas seakan hanya menyesakkan dada. Tentang bagaimana bicara meski tak banyak telinga yang mendengar. Tentang bagaimana caranya hidup tanpa banyak menyakiti orang lain.

Def, terima kasih. Untuk selalu memandangku dengan sama meskipun aku jatuh dan jadi pecundang. Untuk selalu mendengar dan ada ketika bahkan bukan kamu yang aku mintai jawaban. Untuk selalu tersenyum, tertawa, dan percaya padaku dengan sederhana tetapi penuh.

Terima kasih, Def. Karena sudah berteman denganku dengan begitu tulus, sampai akhir.

P.S.

Aku menyayangimu. Maaf karena tak pernah mengatakannya. Sekarang aku cuma bisa bersyukur karena punya sahabat setulus kamu. He he.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro