Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. Mine

💫💫💫

Entah kapan tepatnya, aku dan Raffa semakin dekat. Bahkan semua teman kelasku tahu kedekatan kami, saking embernya mereka guru pun tahu ada sesuatu di antara aku dan Raffa. Lucu memang, saat guru pun ikut menyorakiku dengan Raffa bersama teman sekelasku yang lain.

Tapi satu hal yang kuingat, detik-detik hari kemerdekaan Indonesia. Mungkin disitulah detik-detik kemerdekaan hatiku, aduh haluku semakin tinggi saja rasanya. Tapi memang benar, saat itulah kami semakin dekat.

"Ra," panggil Dea membuatku menatapnya.

"Kenapa?" tanyaku.

"Lo serius gak ada hubungan apapun sama Raffa?" tanya Dea seperti menyelidiki.

Aku menghela napas pelan, "Yah emang gak ada."

"Lo gak takut ditikung gitu?" Pertanyaan Dea membuat perasaanku menjadi khawatir, aku dan Raffa memang dekat. Semua orang tahu itu, tapi di antara kami memang tidak ada hubungan yang mengikat satu sama lain.

Aku dan Raffa hanya tahu satu sama lain tentang perasaan kita, tapi Raffa memang tidak pernah ingin memperjelas hubungan ini. Aku pun baik-baik saja dengan hubungan tanpa status ini, tapi jika dipikir-pikir terlalu banyak penggemar Raffa yang terang-terangan menunjukan rasa sukanya membuatku cemburu, namun kadang aku hanya diam merasa tidak berhak cemburu padanya. Hubungan tanpa status itu memang sulit.

Setelah ucapan Rara terus terngiang-ngiang di kepalaku, kini aku hanya melamun di dalam kelas yang sudah sepi.

"Kenapa?" Aku menoleh saat Raffa menghampiriku.

Aku tersenyum tipis, "Enggak."

"Ada yang dipikirin? Apa?" tanyanya lagi.

"Enggak ih," kilahku sembari mengerucutkan bibir.

"Gak usah takut." Ucapan Raffa membuatku menatapnya penuh tanya, seakan-akan Raffa tahu apa yang sedang aku pikirkan.

"Maksudnya?" tanyaku memastikan.

"Kalau aku nyamannya sama kamu, seberapa gencarnya mereka deketin aku. Yah aku tetep punya kamu, Ra."

Aku tercenung mendengar ucapan Raffa, ini pertama kalinya dia mengucapkan kalimat yang menurutku sangat menyentuh hati. Kalimatnya barusan memang benar-benar membuat kegelisahanku menghilang, bahwa aku tidak perlu khawatir tentang hubungan aku dan Raffa.

Aku tersenyum malu, menundukkan kepala. "Sejak kapan kamu punya kata-kata yang romantis gitu?" tanyaku.

"Emang itu romantis yah?" tanya Raffa dengan wajah datarnya.

Aku mendengus pelan, "Lo emang dasarnya nyebelin yah."

Kulihat Raffa hanya terkekeh kecil.

"Kalau kamu tetep gelisah karena hal itu, gimana kalau kita buat surat komitmen?" ujar Raffa membuatku semakin tidak mengerti.

"Surat komitmen?" tanyaku meminta penjelasan lebih.

"Coba kamu tulis, dimana isi suratnya menyatakan hak kepemilikan."

"Maksudnya gimana sih?" tanyaku yang masih tidak mengerti.

"Aku emang gak mau kita pacaran, maaf kalau kamu ngerasa gak nyaman dengan hubungan tanpa status ini. Maka dari itu kita buat komitmen, dimana aku dan kamu boleh cemburu satu sama lain meski kita gak pacaran. Kita bisa jujur kalau misal aku gak suka liat kamu deket sama seseorang, intinya kita saling memiliki."

Hari Rabu, tanggal 01 September 2018

Raffa dan Rara resmi berkomitmen, dimana kita berhak melakukan pasal-pasal di bawah ini :

Pasal 1
Tentang hal-hal yang boleh dilakukan Raffa dan Rara

1. Cemburu
2. Jujur jika ada hal yang membuat kita kesal, marah, dll.
3. Bersikap saling memiliki, meski orang lain tidak tau hubungan komitmen ini.

Pasal 2
Teknis pelaksanaan

1. Chattingan wajib setiap malam minggu.
2. Chattingan tidak wajib jika Raffa dan Rara sedang tidak sibuk, maka diperbolehkan chattingan.
3. Antar jemput jika sempat.
4. Memberi perhatian saat bertemu.
5. Khusus untuk Raffa, tidak boleh bersikap dingin pada Rara saat sedang bersama.

Pasal 3
Komitmen ini akan berakhir apabila

1. Kedua belah pihak sudah tidak menginginkan hubungan ini.
2. Adanya pelakor dan ketidaksetiaan.
3. Terjadi kesalahpahaman yang tidak pernah dijelaskan, sehingga membuat salah satu pihak tersakiti.

4. Jika salah satu pihak merasa tersakiti, dia bisa memutuskan komitmen ini.

Tertanda,                                    Tertanda,

Raffa                                            Rara


Raffa tersenyum saat membacanya, rasanya lucu saja. Ini untuk pertama kalinya memiliki hubungan yang dicantumkan di atas kertas, tapi aku tahu hati tetap yang terpenting meski adanya surat komitmen ini.

Namun, senyumannya pudar saat membaca isi pasal 3 dari ayat 1 sampai ayat 4.

Rara yang melihatnya mengerutkan dahinya, bertanya, "Kenapa? Ada yang salah yah?"

"Gak suka aja sama pasal 3," ujar Raffa dengan senyum tipisnya.

"Udah ah, itu kan cuma kehati-hatian aku aja. Sekarang tanda tangan, nih di sini!" pintaku.

"Gak mau."

"Ih kok lo nyebelin terus," ujarku kesal.

"Aduh sakit," ringisku saat mendapatkan sentilan dari Raffa di dahiku.

"Udah dibilangin jangan bilang lo lagi, ngeyel."

Aku tersenyum lebar, "Maaf, iya iya. Makanya cepet tanda tangan!" pintaku lagi.

"Iya."

Setelah itu Raffa berdiri, "Udah nih, aku keluar dulu yah," ujarnya lalu pergi dengan mengusap rambutku sekilas.

Aku mengangguk tersenyum, meski Raffa tidak akan melihat anggukanku karena Ia sudah berjalan membelakangiku.

Kulipat surat komitmen itu, lalu ku masukkan ke dalam selipan buku novel yang ku bawa sebelumnya. Setelahnya aku segera keluar kelas, memanfaatkan waktu untuk pergi ke kantin.

Aku berjalan dengan senyuman yang sedari tadi tidak bisa kuhilangkan, ah rasanya aku senang sekali.

💫💫💫

A/n : Emang nih Raffa bisanya bikin hati Rara meleleh 😅
Ayo ngaku, siapa yang pernah ngerasain yang namanya HTS, Hubungan Tanpa Status? Gimana tuh rasanya?

Jangan lupa vote dan komen 😉

20 Juni 2020
-ar-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro