Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5. Agresif

💫💫💫

"Ekhem."

Suara deheman seseorang membuatku menoleh ke samping kananku, dan Raffa tengah berjalan tepat di sampingku.

"Kenapa?" tanyaku yang peka dengan deheman Raffa.

"Semalem lupa bilang, kalau hari ini sampai hari H gue dispen yah. Tar ada suratnya kok," ujar Raffa membuatku mengangguk tersenyum.

Aku berjalan sembari menunduk, saat menyadari sedari tadi Raffa sesekali melirikku.

"Gak cocok tau," ujarnya membuatku menoleh.

"Apanya?"

"Lo lagi salting, kan?" tanyanya atau entah tebakkannya yang memang tepat pada sasaran, bahwa aku memang sedikit salah tingkah.

"Hah? Apaan, enggak dih. So tau deh," kilahku.

Kudengar Raffa terkekeh, dia menertawakanku? Setelahnya dia melangkah lebih dulu memasuki kelas.

Bukan tanpa sebab aku begini, entah bagaimana jadinya tiba-tiba semalam aku dan Raffa chattingan begitu lama. Bahkan tidak sekaku dulu atau bahkan bukan hanya membahas tugas, melainkan hal-hal lain menjadi topik kami tadi malam.

Selama setahun lebih aku berteman dengan Raffa, tapi aku tidak pernah tahu sifat aslinya. Ternyata orang dingin bisa juga membuat seseorang jatuh cinta sampai melting hanya dengan satu kata yang mungkin tidak terduga akan dia ucapkan.

Pikiranku masih memikirkan isi chat semalam, rasanya seperti sedang pdkt. Padahal tahap itu mungkin masih jauh, aku saja yang terlalu percaya diri. Bisa saja aku patah hati sebelum waktunya, tidak ada yang tahukan.

Kadang saat jatuh cinta itu, kita tidak memikirkan sakitnya nanti seperti apa. Kita hanya memikirkan saat ini, dan hanya saat ini.

"Hayo lho, senyum-senyum sendiri." Aku mendelik menatapnya, Dea selalu saja membuyarkan haluku.

"Dih sirik aja lu," balasku.

"Ada apa gerangan?"

"Gak ada."

"Ah jangan-jangan," pekiknya membuatku terkejut.

"Jangan-jangan apa?" tanyaku sedikit curiga.

"Lo udah mulai deket yah sama Raffa?" Pertanyaan Dea membuatku terkejut untuk kedua kalinya, kenapa semua tebakan Dea selalu benar sih.

Aku diam menatap Dea, dia membalas tatapanku dengan senyum jailnya. "Bener, kan?"

"Yah gitu," jawabku dengan senyum malu-malu.

"Cie cie, pantes dari tadi senyum-senyum," ledek Dea membuatku memberi isyarat agar Dea tidak berisik.

"Ih jangan berisik, lagian gak ada apa-apa kok," kilahku.

"Kan otw, Ra."

"Aamiin." Kulihat Dea hanya tertawa sembari memberikan tatapan jailnya.

💫💫💫

Me
Lo aneh banget ✅✅

Raffa
Aneh gimana?

Me
Yah gak biasanya chattingan kaya gini ✅✅

Raffa
Oh jadi dari dulu, lo ngarep dichat kaya gini?

Me
Apaan sih ✅✅

Raffa
Becanda

Me
Hmm ✅✅

Raffa
Lagi ngapain?
•Jangan bilang, lagi mikirin gue haha
•Becanda, yah
•Jangan baper

Me
Hilih, jangan bilang lo suka phpin orang di balik sikap dingin lo 😏 ✅✅

Raffa
Emotnya haha, enggaklah

Me
Soalnya gue nyium bau-bau tukang php ✅✅
Dan satu lagi, lo kalau dichat ngomong lo panjang-panjang yah ✅✅

Raffa
Dichat kan gak ngomong, tapi ngetikkan?

Me
Hhe iya sih ✅✅

Raffa
Duluan, night

Aku tersenyum membaca pesan terakhir dari Raffa semalam, sengaja aku tidak membalasnya lagi. Meski dalam hati ingin membalas 'night too', tapi yasudahlah.

"Oh jadi ini yang bikin senyum-senyum." Lagi dan lagi Dea selalu muncul dengan mengejutkanku akan keberadaannya.

"Ih, lo baca yah?" tanyaku curiga.

"Iya di belakang lo, abisnya serius banget. Sampe ada gue aja tetep gak noleh," balasnya membuatku mendengus kesal.

Beberapa detik kemudian aku tersenyum menatap Dea, "Gue baper nih," jujurku pada Dea.

"Hilih, sabar bu. Jangan baper dulu, tar kecewa lho."

"Susah De, dia ternyata lebih manis dari yang gue liat."

"Gue dukung lo kok, asal lo bahagia kenapa enggak."

"Ahh caabat terbaikkuuh," ujarku alay sembari memeluk Dea.

"Udah ah, gue mau kelapangan."

Dahiku berkerut, "Ngapain?"

"Mau liat Raffa lagi latihan," jawabnya.

Aku menatap intens padanya, "Liat Raffa?" tanyaku memastikan kembali ucapan Dea.

"Iya, kenapa?"

"Jangan nikung ya lo, dia punya gue," ujarku dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Kulihat Dea terkekeh, lalu menjawab, "Cie mulai agresif."

"Becanda kali, mau manas-manasin lo aja," lanjutnya membuatku mengerucutkan bibir.

Lalu dia menarik tanganku untuk mengikutinya menuju lapangan, aku tersenyum malu saat menyadari tingkahku barusan.

Apa seperti ini indahnya jatuh cinta dimasa SMA?

💫💫💫

A/n : Dikit aja dulu, biar greget 😅

Jangan lupa vote dan komen 😉

17 Juni 2020
-ar-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro