11
Hai update lagi nih gue ehehe semoga suka ya sama part ini dan semoga engga mengundang emosi juga 😁😁
Btw kalo emosi boleh mengumpat tapi
Sebelum membaca jangan lupa buat baca doa, nggak Deng bercanda tapi kalo mau baca doa juga gpp wkwkwk
Intinya sebelum baca jangan lupa untuk vote dan komen, mohon kerja samanya ya readers ku tersayang karena kalo kalian vote dan komen itu penyemangat gue buat nulis lagi.
Happy reading.
"Nah sayang sampai sini paham?"tanya Kenzia menatap putranya yang sedang belajar bersama nya
Ziro juga menatap keponakan nya dengan serius menunggu pertanyaan Absurd yang akan di ajukan oleh ponakannya itu.
"Mom ini kan ada istilah buah bibir, itu buah nya dipanen kapan ya?"tanyanya dengan tampang polos.
Kenzia yang mengdengar itu hanya menggaruk leher belakangnya tak gatal lalu ia tersenyum dan mengelus kepala putranya dengan sayang.
"Sayang buah bibir itu bukan buah untuk dipanen, tapi buah bibir itu istilah bahan omongan yang dibicarakan oleh orang-orang," jelas Kenzia membuat Kevin mengangguk.
Kevin hanya mehela napas pelan sudah ia duga jika ponakannya itu akan bertanya soal yang Absurd.
"Nah mom tadi aku denger dari mamanya Vino, mereka ngomongin akar masalah, itu akar masalah jenis apa ya mom? Akar tunggal apa serabut?"tanya Kevin membuat Kenzia melotot mendengar nya.
"Heh cil kalo nanya itu yang bener dong," celetuk Ziro menutup bukunya.
Kebetulan ia dan Kevin sedang belajar di ruang keluarga bersama Kenzia tentunya.
"Om jelek diem deh aku tuh lagi nanya serius sama mommy," sahut Kevin membuat Ziro menatapnya malas.
"Dih bocil ep-ep aja sok keras," ledek Ziro membuat Kevin menatapnya tajam.
"Om jomblo diem deh."
"Heh!"
"Sudah..sudah," lerai Kenzia membuat keduanya diam.
"Kevin sayang akar masalah itu bukan akar tanaman tapi akar masalah itu, inti dari permasalahan," jelasnya.
"Maksudnya mom?" tanya Kevin tak mengerti.
"Emm tadi kamu debat sama om Ziro karena apa?"
"Karena Kevin aneh," celetuk Ziro membuat Kevin menatapnya dengan tajam.
"Karena om Ziro ngatain aku bocil ep-ep."
"Om Ziro ngatain kamu bocil ep-ep karena apa?" tanya Kenzia lagi.
"Karena aku ngatain om Ziro jelek," cicit Kevin pelan.
Kenzia tersenyum lalu membawa Kevin kepangkuannya.
"Jadi inti permasalahan Kevin sama om Ziro adalah?"
"Aku ngatain om Ziro jelek," jawabnya pelan.
"Jadi Kevin harus apa?"
"Minta maaf," jawab Kevin dengan pelan ia menundukan kepalanya.
Ziro yang melihat itu tersenyum menang akhirnya ponakannya itu akan meminta maaf pada nya, enak saja dia mengatakan jika Ziro jelek padahal dia tidak tahu kalau Ziro adalah idaman para gadis-gadis disekolahannya.
"Om Ziro aku minta maaf," cicit nya pelan.
"Gak mau maafin," jawab Ziro membuat Kenzia menatap dengan tajam namun pria itu hanya cengengesan.
"Mom, om Ziro gak mau maafin aku," adu nya dengan mata yang berkaca-kaca.
Kenzia menatap Ziro dengan tajam membuat Ziro cengengesan lagi lalu pria itu memegang tangan mungil Kevin.
"Karena om itu anak baik jadi om maafin Kevin," ucapnya membuat Kevin mendongak dan turun dari pangkuan mommy nya, ia memeluk Ziro yang duduk di karpet buludru.
"Makasih om."
...
"Sidang akan di lakukan tiga hari lagi , papa harap--"
Naka melewati papanya begitu saja walaupun ia tau sang papah belum menyelesaikan ucapannya.
Ia memasuki kamarnya dan membanting pintu dengan keras.
"Naka setelah bercerai papa akan menikah lagi nantinya,"teriak papahnya dari luar sana.
"Mas! Apa gak cukup kamu buat Naka sakit atas penceraian kita?"
"Kamu gak ngaca?"
"Maksud kamu apa!"
"Emangnya kamu gak buat Naka sakit? Kamu lebih mementingkan karier kamu ketimbang nemenin dia di rumah!"
"Mas aku wanita karier!"
"Yah karena itu aku lebih memilih untuk pergi dari kamu dan menemukan wanita yang lebih baik dari kamu!"
Mendengar itu Naka mengepalkan tangannya dengan kuat, lalu ia memasangkan earphone dengan volume yang tinggi, ia menghempaskan tubuhnya ke kasur miliknya dengan menatap langit-langit kamarnya.
Ia menghela napas kasar lalu memejamkan matanya, bayangan saat ia kecil bersama kedua orang tuanya yang masih terlihat harmonis membuatnya tersenyum kecut.
"Kenapa harus gue korbannya?"
...
"Beezya, papa mohon pulang ya nak," ucap sang papah memegang tangan Beezya agar pulang ke rumah.
Entah dari mana pria paruh baya itu mendapatkan alamat rumah Aistara.
"Kalo aku pulang apa mama akan usir aku lagi kaya dulu?"tanyanya dengan wajah datar membuat papanya terdiam
"Maafin mama sayang, waktu itu mama mu sedang tersulut emosi, kamu tau kan mama kamu mengidap hiper tensi " jelas pria paruh baya itu membuat Beezya diam
"Pulang ya sayang, kasian omah nyariin kamu,"sambung papahnya.
"A-aku takut pah," gumam Beezya membuat papahnya memeluk putrinya.
"Jangan takut sayang papah bersama kamu, papah akan bela kamu jika mama mu berulah kembali,"
...
"Punten Deral back home," teriak Deral dengan wajah tengilnya, namun mukanya berubah serius saat papinya berdiri didepannya dengan kunci mobil kesayangan.
"Papi kunci mobil aku di apain?" tanya Deral saat melihat papinya memegang kunci mobil kesayangan nya.
"Mobil kamu papi ambil."
"What the hell? Are you seriuosly? Kali ini aku gak buat masalah lagi Pi."
"Kamu memang tidak membuat kesalahan."
"Terus kenapa mobil aku diambil?"
"Denisa menyukai mobil kamu,"jawab sang papi membuat Deral menggeram mendengar nya.
"Maaf kak aku suka banget sama mobil kakak, jadi apa salahnya aku minta mobil kakak,"
"Kenapa harus mobil gue bangsat!"ucap Deral menatap tajam Denisa yang berdiri di belakang papinya.
Plak!
Papinya menampar pipi kiri Deral dengan kuat membuat Deral terkejut namun setelah itu ia tersenyum kecut melihat ke arah papinya.
"Lancang mulut kamu Deral, bagaimana bisa kamu berkata kasar dengan adik kamu." ucap sang papi namun tak dihiraukan oleh Deral.
"Mobil itu gak akan gue kasih ke siapapun karena itu pemberian nyokap gue, kalo lu mau mobil, lu beli yang baru jangan ambil punya gue."
"Pih aku cuma mau mobil itu," kata Denisa membuat papinya mengangguk.
"Papi akan beliin kamu mobil terbaru, tapi berikan mobil itu buat Denisa."
"Tuh kak, papi bakalan beliin kakak mobil baru--"
Prang..
Deral menendang guci besar disampingnya membuat Denisa dan Papinya terlonjak kaget, darah segar mengalir dari kakinya akibat pecahan beling karena Deral hanya menggunakan sendal rumahan biasa.
Ia berjalan ke arah Denisa lalu mencengkeram kuat dagu Denisa dan itu membuat Denisa meringis sakit.
"Deral lepaskan Denisa!"
"Jangan pernah panggil gue dengan sebutan itu, haram buat lu manggil gue dengan sebutan kakak, dan satu lagi lu itu cuma anak pungut yang gak tau asal usul nya, kedatangan lu itu cuma parasit di kehidupan gue, dan jangan pernah berharap buat dapetin apa yang gue punya,"ucap Deral dengan dingin ia melepaskan cengkraman nya lalu pergi dari ruangan itu.
"Shit!" Maki Denisa dengan pelan namun masih bisa didengar oleh Deral.
.•
.•
.•
•Tbc•
See next time guys 👋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro