10
Halo epriwan ceilah gaya bner gue nyapa pake bahasa enggres segala wkwkwk, apa kabar nih? Baek kan? Kalo Baek Alhamdulillah kalo gitu.
Setelah sekian lama akhirnya gue up lagi, inget sebelum baca tinggalkan jejak vote dan komen 🌝 karena itu adalah penyemangat gue buat nulis, jangan lupa buat follow juga akun gue nanti gue follback tapi DM dulu ye, tapi kalo udah gue follback Jan di unfol lagi ye.
Oke kalo gitu
Happy reading!
Hari ini kelas IPS 3 kembali ramai membuat Kenzia memijat kepalanya ia melihat murid-muridnya sedang melakukan konser dadakan.
"Selamat pagi,"ucap Kenzia saat memasuki kelas itu.
Ia membiarkan para muridnya berlarian ke arah meja mereka, bukannya marah iya malah tersenyum.
Ia melihat seluruh penjuru kelas hanya satu kursi yang kosong.
Kursi itu milik Abim si tukang bolos.
"Kemana Abim?" tanya Kenzia membuat para murid hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.
"Gatau Bu Abim kemana udah dua hari ini dia gak masuk," jawab Septia yang menjabat sebagai sekretaris kelas.
"Dua hari?"tanya Kenzia memastikan dan membuat para murid kembali menganggukan kepala.
"Naka nanti kamu cari tau ya info tentang Abim apa penyebab dia tidak masuk kelas," kata Kenzia membuat Naka mengangguk sebagai jawaban.
"Baiklah, pelajaran hari ini kita akan belajar tentang aljabar."
Mendengar itu Udin langsung mengangkat tangan ke atas.
"Ya ada apa Udin?"
"Kok kita belajar yang susah si Bu? Kenapa gak belajar tambah-tambahan kita aja?"
"Maksudnya?"
"Ya kalo Aku tambah Bu Kenzia pasti bakalan jadi Kita," katanya dengan cengiran dan membuat Kenzia terkekeh, serta sorakan Dari teman sekelasnya.
"Maaf Udin ada hati yang harus saya jaga,"jawab Kenzia memamerkan cincin pernikahan nya dan membuat Udin memegang dadanya seperti orang patah hati tak lupa dengan muka yang pura-pura sedih.
"Makan noh kita!" ejek Syiva pada teman sebangku nya itu.
"Bacot sia mah," jawab Udin dengan malas.
"Loh Zoeya tumben hari ini kalem?"tanya Kenzia saat melihat Zoeya yang lemas.
"Kemaren saya baca artikel Bu, katanya cewek seksi dan gemoy itu harus kalem jadi berhubung saya seksi dan gemoi makanya saya harus kalem,"celetuk Zoeya membuat semua orang yang mendengarnya ingin memuntah kecuali Kenzia.
"Seksi apaan bantet kek gitu dibilang sexy" sambung Deral dengan muka julid.
"Heh heters diem deh Loh," jawab Zoeya membuat Deral memutarkan bola matanya dengan malas, lalu lelaki itu memeletkan lidahnya mengejek Zoeya dan membuat gadis itu mengacungkan jari tengah ke arah Deral.
"Kalian kalo berantem terus nanti jadi cinta loh," ucap Kenzia saat memperhatikan kedua siswa nya itu.
"Dih ogah!" Jawab mereka bersamaan dan langsung mendapat cie dari teman sekelasnya.
"Sudah..sudah.. mari kita lanjut pelajaran hari ini , buka buku halaman 69, dan catat dulu rumusnya ke buku kalian."
...
Sedangkan ditempat lain seorang pria sibuk menyuapi wanita paruh baya di atas berangkar rumah sakit.
"Maafin bunda ya Bim, gara-gara bunda kamu jadi bolos sekolah," ucap wanita paruh baya itu tak lain bunda dari seorang Abim , siswa yang membolos hari ini.
Pria itu tersenyum lembut lalu mengelus tangan sang Bunda dengan sayang.
"Bunda ngomong apasih, Abim ini anak Bunda jadi wajar Abim jagain Bunda,"
"Tapi kamu bolos kaya gini gak akan mempengaruhi beasiswa kamu kan nak?"
Abim terdiam ia tak tau harus berkata apa, karena Beasiswa nya sudah dicabut berapa bulan lalu, dan itu penyebab ia suka membolos sekolah, ia memiliki pekerjaan paruh waktu untuk menutupi biaya sekolahnya, dan sampai saat ini Bundanya belum mengetahui itu.
"Engga kok Bun, kan aku udah ijin."
"Kamu serius?"
"Bunda gak percaya aku?"
"Bunda selalu percaya sama kamu," jawab sang Bunda mengelus kepala Abim dan membuatnya tersenyum masam.
Jika saja dia tak berurusan dengan Yumi mungkin beasiswanya masih ada sampai sekarang.
Namun apalah daya dia tak sengaja mencari masalah dengan anak kepala sekolah itu dan berakhir seperti ini, ingin mengajukan protes pun ia tak punya orang yang kuasanya lebih kuat untuk mengbuka kebusukan kepala sekolah nya itu.
...
Para siswa sedang menikmati jam istirahat nya berbeda dengan Beezya and geng tak lupa dengan Ziro bersama mereka, ke enam remaja itu sedang menguping pembicaraan kepala sekolah dengan salah satu wali murid.
"Bapak tenang aja putri bapak akan mendapatkan posisi satu, asal uangnya lancar," ucap pak Irwan dengan semangat.
"Ya saya mau putri saya mengalahkan Ziro," ucap pria paru baya itu membuat raut wajah Ziro yang tadinya tadi kini brubah menjadi raut terkejut.
"What the hell dia nyogok?"bisik Zoeya dan diangguk oleh Deral.
"Sepuluh juta sudah saya teranfer sisanya nanti," jelas pria paruh baya itu membuat Pak Irwan tersenyum lebar.
"Baik-baik akan saya tunggu sisanya."
"Selain itu saya mau putri saya mengikuti olimpiade."
"Semua beres tapi dengan satu syarat."
"Apa syaratnya?"
"Tambahkan uangnya hahaha," jawab pak Irwan dengan terkekeh.
"Tenang akan saya tambahkan, Asalkan Feli bisa menang."
Mendengar itu Zoeya dan Beezya menutup mulutnya tak percaya seorang Feli kakak kelas yang terkenal itu ternyata menyuap kepala sekolah untuk menjadi pringkat?.
"Kalian kenapa nutup mulut si?"tanya Aistara yang mengikuti kedua temannya untuk tutup mulut juga.
"Aduh ci udah lu diem aja," jawab Zoeya dengan nada pelan.
"Gue gak nyangka ternyata kepala sekolah kita gak bener njir," ucap Deral membuat Naka mengangguk.
"Bro posisi lu terancam,"sambung Deral dengan pelan menatap Ziro yang berdiri disampingnya.
Pria itu hanya diam lalu pergi meninggalkan mereka.
"Baik sampai jumpa lagi," ucap ayah Feli diruangan sana membuat kelima remaja itu langsung lari dari tempat itu.
"Heh ini kenapa kita lari si?" tanya Aistara saat tangannya di tarik Beezya untuk berlari ke arah koridor kelas sepuluh.
Sedangkan Naka dan Deral berlari ke arah kantin.
"Udah ngikut aja ci," celetuk Zoeya dari arah belakang.
Brugh!!
Aistara dan Beezya menabrak kedua Kakak kelas yang terkenal angkuh membuat kedua nya memekik.
"Aagh sakit," keluh Feli saat terjatuh kelantai.
"Aduh sakit," ringis Yumi merasakan sakit yang sama dengan Feli.
"Maaf-maaf" ucap Beezya dan Aistara bersamaan mereka membatu kedua kakak kelas itu berdiri namun tangan mereka ditepis dengan kasar.
Mereka menatap Aistara dan Beezya dengan tajam kedua nya berdiri dengan kasar.
"Kalo lari tuh liat-liat dong sakit nih pantat gue," ucap Yumi tak suka.
"Kakak alay deh cuma jatuh gitu doang, kemaren aku ketabrak pintu kamar mandi aja biasa aja tuh," jawab Aistara dengan pelan.
"Lo berani sama gue?"tanya Yumi manatap Aistara tajam.
Aistara menggelengkan kepalanya membuat Yumi menggeram kesal.
"Ck, jangan norak deh sekolah disini mentang-mentang koridornya gede jadi bisa di jadiin Gor buat lari," ketus Feli menatap Beezya.
"Ioh kok nyolot si kak? Kita kan udah minta maaf," ucap Zoeya tak suka.
"Lah kok lu ikut campur?"
"Jelas lah orang dua orang ini temen gue, mau apa lu kalo gue ikut campur,"
tantang Zoeya memabuat Feli mengepalkan tangannya.
"Udah anak tukang selingkuh mending diem deh," sambung Yumi membuat Zoeya smirk.
"Lah apa kabar nyokap lu? Gak malu punya nyokap tukang rebut udah gitu bokapnya tukang korupsi lagi,"
"Zoey," ingat Beezya pada Zoeya membuat Zoeya menutup mulutnya.
"Maksud lu apa bilang bokap gue korupsi?"tanya Yumi dengan nada tak terima.
"Inget zoey belum saatnya kita buka kartu mereka," bisik Beezya membuat Zoeya mengangguk.
"Bisu lu?"tanya Yumi dengan kesal.
"Bacot lu," ketus Zoeya lalu menarik tangan kedua temannya untuk pergi meninggalkan Yumi dan Feli.
.•
.•
.•
•Tbc•
See u next time guys 👋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro