Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

~Tujuh~










= Selamat Membaca =

*************************







-Kalimat-kalimat klasik yang sering tak kamu hiraukan, suatu saat akan menjadi kalimat yang kamu rindukan-








Shani bergerak gelisah di tempat tidur nya, berkali-kali ia mengubah posisi, tak jarang berguling kesana kemari. Kini ia malah menggigit kuku jari nya, bingung memikirkan hal yang sederhana tapi ternyata tak sesederhana kenyataan nya.

Tangan kanan nya sejak tadi menggenggam benda canggih berbentuk persegi panjang, dengan logo buah di gigit di belakangnya, tak lupa tiga kamera yang menjadi ciri khas betapa berkelasnya Hp miliknya ini.

Hp di genggaman nya ia hempas begitu saja, bibir mungil nya mengeram pelan menandakan ia sedang kesal. Seumur hidup nya Shani tak pernah merasa se salah tingkah ini, sebingung ini dan secanggung ini hanya karena akan mengirim pesan pada seseorang.

Sejak satu jam yang lalu, dia hanya melakukan kegiatan ketik hapus, ketik hapus, dan berakhir dengan hapus semua.

Ini semua hanya karena gadis yang dengan kurang ajarnya mengedipkan sebelah mata, seolah menggoda Shani tadi siang. Bayangan senyum manis nya hingga kini masih segar di ingatan, hal itu pula yang menyebabkan shani bingung harus mengirim pesan apa.

Shani sempat beberapa kali memperhatikan foto Profil milik Gracia, tak jarang Shani mengulum senyum nya saat melihat dengan sekasama penampilan gadis itu.

Kaos warna ungu, jeans hitam panjang di padukan dengan sneaker warna putih, tak lupa Snapback warna hitam yang menjadi penutup kepala nya. Pose nya tidak ada yang istimewa, hanya saja senyum yang menunjukkan gigi gingsul nya itu sukses membuat hati Shani meronta.

"Arghh Gracia" gumam Shani sambil menutup wajah dengan kedua tangan nya "mau chat aja susah banget sih" lanjutnya seraya menghembuskan nafas kasarnya.

Kepala Shani menoleh ke samping, tangan nya terulur meraih hp yang sempat ia hempas tadi. Segera ia membuka aplikasi Chat nya, kembali mengumpulkan kekuatan untuk mengirim pesan.

Halo Gracia, Aku Shani

Shani menggeleng "formal banget" ucap nya, lalu kembali menghapus pesan tersebut.

Gracia, ini Shani. Kamu lagi apa?

"Ah enggak, kaya ini budi"

Gumam Shani, lalu menghapus nya kembali

Gracia, mau ke toko buku gak?

"Aah sok akrab"

Shani menarik nafas nya perlahan, kembali menghembuskan nya "okee ini aja" ucap Shani lalu kembali mengetik sesuatu di layar hp nya.

Shani : Haii -send

Shani kembali menghempas hp miliknya, helaaan nafas lega lolos dari bibir Shani. Tak lama Shani merasakan getaran di hp nya, segera ia meraih dan melihat siapa yang mengirimnya pesan.

Senyum Shani mengembang sempurna saat melihat nama Gracia muncul di sana, segera ia membaca apa balasan dari gadis itu.

Gracia : Haii bidadari, kok seneng banget bikin aku nunggu, udah 7 jam 33 menit 37 detik loh semenjak aku kasih no hp aku.

Shani terkekeh pelan, beberapa kali ia membaca ulang pesan yang dikirim Gracia tanpa berniat membalas nya, sungguh Shani baru kali ini merasa sesenang ini hanya karena sebuah pesan.

Shani segera mengetik balasan untuk Gracia .

Shani : maaf baru pegang hp

"Gapapa lah bohong dikit" batin Shani

Semenatara itu di belahan bumi bagian lain, Gracia sedang melompat-lompat di atas tempat tidur nya, sungguh ia tak menyangka bahwa ia akan di kirim pesan oleh Pujaan hatinya.

Demi menunggu pujaan hati nya tadi, Gracia sudah mengirim pesan ke beberapa orang untuk mengusir rasa bosan, beberapa kali ia juga melakukan panggilan dengan orang-orang yang berbeda, sekedar untuk menghilangkan kegabutannya saja, sekaligus melatih skill gombal dan modus nya agar lebih hebat lagi untuk menaklukan Shani, sang pujaan hati.

Sungguh kegiatan yang sangat berfaedah.

Gracia behenti dari kegiatan melompat nya, segera ia menjatuhkan diri nya di tempat tidur saat melihat balasan dari Shani.

Shani : maaf baru pegang hp

"Aaahhh Shaneee" teriak Gracia "loe bikin jantung gue nari River" lanjutnya lalu kembali mengetik balasan.

Gracia : kamu pasti lagi rebahan

Shani : kok tau??

Gracia : karena kamu telah merebahkan jiwa dan ragaku hanya di hati kamu :v

Tak ada balasan dari Shani, hal itu membuat Gracia berharap-harap cemas.

Sementara itu Shani sedang menahan senyum nya sekuat tenaga agar tak mengembang sempurna, sungguh Gracia memang pintar membuat seseorang tersenyum hanya karena gombalan receh nya.

"Duh salah ngetik kek nya gue" gumam Gracia "bego banget loe ge, harus nya pelan-pelan aja, jangan di gass dulu" lanjutnya. Namun mata nya kembali berbinar saat melihat tulisan mengetik dari Shani.

Shani : kang gombal -_-

Gracia : itu fakta tau wkwkw. Mau tau fakta lain nya gak?

Shani : apa ?

Gracia : menurut penelitian ada salah satu hewan yang dapat membuat kita lebih bahagia, kamu tau gak hewan apa?

Shani : gak tau :(

Gracia : panda

Shani : hah panda?

Gracia : iyaa Panda-ngin kamu setiap saat :)

Shani : rese ih, dah ah aku mau tidur

Gracia : wleee... yaudah tidur gih, jangan lupa mimpiin aku ya :v

Shani : G mau

Gracia : Aku nanti sogok dewi mimpi nya, biar datengin aku di mimpi kamu. Sekalian aku Minta sama Tuhan mu, buat kabulin semua mimpi aku yang ingin bersamamu sampai tutup usia ku.

Shani : Gombal terus :(

Gracia : haha. Selamat tidur bidadari, emot cium nya nyusul kalo udah sah ya

Shani : tau ah, Good night Gracia

Gracia : Night too Shanee :)

"Kunaon maneh senyam senyum?" Tanya Ara yang kini berdiri diambang pintu "dapet undian sabun loe?" Lanjut nya lalu masuk dan menutup pintu dari dalam, berjalan pelan menghampiri Gracia.

"Sirik aja jadi human" ucap Gracia tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar "gimana sama Chika?" Tanya Gracia.

"Dia udah maafin gue, asal gue janji bakal lupain perasaan gue sama dia"

Gracia merubah posisi menjadi duduk dan menatap Ara dengan lekat "emang bisa?" Tanya nya penuh tuntutan.

Ara menggeleng "gue gak tau, tapi kalo emang gak bisa ya gapapa gue sakit sendirian. Asal Chika maafin gue"

Gracia terkekeh "Sabar yaa, mahluk macem loe emang cocok banget dapet peran tersakiti" ledek Gracia membuat Ara mendengus.

"Gak ada adab nya maneh jadi manusia, udah numpang malah ngatain"

"Haha udah ah gak usah seneng gitu"

Ara diam sejenak memperhatikan Gracia "loe kenapa senyam senyum najis gitu sih?" Tanya Ara

"Gue abis Chat sama masa depan gue" ucap Gracia sambil menatap walpaper hp nya yang menampilkan foto Shani disana.

"Siapa ? Maria? Genoveva ? Natalia ? Desy ? Purnamasari ? Atau Gunawan ?" Selidik Ara.

"Siapa mereka anjir?" Tanya Gracia tak terima "Shani indira lah siapa lagi" lanjut nya.

Ekspresi Ara berubah drastis "Udah gue bilang, loe boleh deketin siapa pun kecuali Shani. Loe gak faham-faham ya" ucap nya dengan nada datar.

Gracia melock hp nya, menyimpan nya di meja, lalu menatap Ara dengan lekat "loe gak berhak ngatur siapa pun yang mau gue deketin" ucap Gracia penuh penekanan "dan gue minta loe gak ikut campur urusan gue"

"Gue cuma gak mau loe kenapa-kenapa Gre, loe sohib gue. Mending loe cari yang lain aja"

Gracia terkekeh "Kalo loe ngaku sohib gue, mesti nya loe dukung gue. Kaya gue dukung loe. Dan satu hal yang harus loe tau, gue bukan pengecut kaya loe yang gak mau berjuang buat cinta loe. Gue bakal berjuang buat Shani, apapun yang akan terjadi di masa depan. Gue akan berhenti sampe gue bener-bener gak sanggup lagi, atau Shani sendiri yang menghentikan perjuangan gue"

Ara mengepal erat kedua tangan nya, sahabat nya ini memang keras kepala, sulit sekali di ajak antisipasi untuk hal-hal yang malah akan merugikan diri nya sendiri nanti nya.

"Gue harap loe fikirin lagi gre" ucap Ara lalu keluar dari kamar Gracia, menutup pintu dari luar dengan cukup kencang meninggalkan Gracia yang kini diam seolah memikirkan sesuatu.

"Gue kok bisa lupa" gumam nya lalu mengambil hp nya lagi, membuka aplikasi Chat dan mengetik sesuatu yang akan ia kirim pada Shani. Ia tersenyum senang, seolah melupakan perdebatan nya dengan Ara barusan. Kembali ia membaca ulang pesan nya, sambil berdoa semoga ia termasuk Kriteria nya.

Gracia : Shani, tipe pendamping idaman kamu seperti apa? -Send




= Tbc =

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro