Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

~Tiga Belas ~



= Selamat Membaca =
________________________






Aku suka saat kamu cemburu,
karena ketika hal itu terjadi,
aku tau sedalam apa kamu mencitaiku.





Terimakasih kepada semesta yang telah memberi kesempatan kepada Shani dan Gracia untuk berduaan saja.

Belum lama Naomi dan Veranda harus kembali ke kampus karena sepertinya handphone Naomi tertinggal di perpustakaan. Hal ini di manfaat kan oleh Gracia untuk bisa melancarkan aksi pendekatan nya pada sang bidadari. 

Lihatlah, gadis kang gombal itu sedang berbaring di karpet dengan kepala yang berbantalkan paha Shani. Sementara sang empunya sedang asyk menonton drama korea yang sedang hangat-hangat nya. Tangan kanan Shani melingkar di leher Gracia, sesekali mengusap pipi gadis itu. Sementara tangan kiri Shani sibuk mengelus rambut Gracia.

"Kamu gak laper sayang?" tanya Gracia sambil mendongak, sontak membuat Shani menunduk menatap wajah Gracia.

"Laper..., tapi enggak tau pengen apa" jawab Shani sambil menarik pelan hidung Gracia yang sejak tadi seolah menantang dirinya "Kamu mau apa?" tanya nya pada Gracia. 

"aku sih terserah kamu" jawab Gracia

"masa terserah aku, gak inisiatif banget sih kamu tuh"

Gracia terkekeh pelan, sebelah tangan nya terulur menyentuh pipi Shani dan mengelusnya "Kamu chat Kak Ve aja ya tuh pake hp aku" ucap Gracia, karena ia tahu jika Shani sedang tidak ingin mengaktifkan hp nya. Alasan nya sederhana, Shani sedang malas menanggapi Chat atau telpon dari Vino "minta tolong kak Ve beli makanan pas pulang" lanjut Gracia membuat Shani mengangguk.

"iyaa terserah kamu" 

"yaudah, minta tolong hp aku nya di tas" ucap Gracia sambil menunjuk tas kecil nya yang tergeletak tak jauh dari Shani.

Tangan Shani bergerak mengambil hp dari tas Gracia. Shani menahan hp milik Gracia cukup lama sebelum memberikan pada pemiliknya. Kedua mata Shani kini fokus menatap layar hp Gracia yang menyala. Matanya membulat, menatap tak percaya pada apa yang di lihat nya.

48 pesan di terima

33 panggilan tak terjawab

Mata Shani memanas di susul perasaan nya yang mulai tidak nyaman. Ada perasaan tidak suka yang tiba-tiba saja menyeruak di hati Shani, membuat Shani seketika lupa pada rasa laparnya.

"banyak banget Chat sama panggilan tak terjawab nya" ucap Shani tak suka.

Gracia yang tadi sedang menenggelamkan wajah nya di perut Shani, merubah posisi menjadi menatap Shani.

"Banyak gimana? hp nya kan aku silent dari pagi. jadi aku gak tau" jawab Gracia sambil memperhatikan ekspresi Shani yang berubah drastis.

"ya ini nih, liat aja sendiri" kesal Shani sambil menyimpan hp Gracia diatas perut gadis itu.

"Gak penting juga siapa, katanya mau Chat kak Ve"

"Males ah!" jawab Shani acuh lalu membuang pandangan nya, kembali menatap layar Tv.

Namun tak bisa Shani pungkiri, rasa penasaran nya kini semakin besar, ingin tau siapa yang mengirim Gracia pesan sebanyak itu, ingin tau juga siapa pelaku yang melakukan panggilan sebanyak itu hingga membuat Shani resah setengah mati.

Shani masih menunggu apa yang akan di lakukan Gracia, namun gadis itu malah merubah posisi menjadi duduk.

Shani melirik dari ekor mata nya, memperhatikan apa yang akan di lakukan Gracia. 

"aku mau ambil minum" ucap Gracia lalu berdiri setelah menyimpan Hp nya di atas paha Shani "kalo kamu mau, kamu liat dan baca pesan nya dari siapa" lanjut Gracia sambil menunduk lalu menjatuhkan kecupan di puncak kepala Shani, membuat Shani menahan senyum nya sekuat tenaga, agar tidak terlihat oleh Gracia.

Gracia berlalu menuju dapur, sementara Shani langsung bersemangat membuka hp Gracia. Tak sabar ingin melihat siapa saja pelaku yang kurang ajar karena telah membuat Shani kesal sejak tadi.

Perubahan ekspresi serta gestur Shani cepat sekali berganti, sebentar mendengus, sebentar menaikkan sebelah alis, sebentar menggerutu hingga tak jarang meremas hp Gracia cukup kuat karena kesal dengan apa yang di baca nya.

Shani masih terus membaca, menghafal banyak nama yang tertera, sambil menerka mereka siapa. Tak jarang Shani mengingat, siapa tau Shani pernah bertemu atau mengenal salah satu nama yang tertera disana.

Jika Shani tau, sudah Shani pastikan bahwa Shani tidak akan membiarkan dia dekat-dekat dengan gadis bergigi gingsul nya ini.

Gracia kembali dari dapur, berjalan ke arah Shani dengan membawa segelas air putih di tangan kanan nya
"Pesan dari siapa sayang?"

Shani menarik nafas dalam lalu menatap Gracia penuh arti,  Gracia menaikkan sebelah alis nya heran saat melihat sikap dan tatapan Shani padanya. Segera ia menyimpan gelas minum nya di meja dekat Tv lalu duduk di samping Shani.

Shani mengangkat hp Gracia lalu menarik nafas dalam sebelum membaca pesan nya.

"Dari Anggi" Ucap Shani tanpa intonasi "Baby, kamu dimana?" lanjut Shani dengan nada tak suka membuat Gracia kesulitan menelan saliva nya.

"Dari Rere, Sayang angkat telpon aku" Lanjut Shani sambil sesekali menatap sinis ke arah Gracia "Dari Nina, Honey kamu sibuk banget sih!" 

Gracia berusaha mendengar dengan seksama, sambil mengingat siapa-siapa saja nama yang Shani sebutkan barusan. Namun percuma, Gracia tak ingat bahkan lupa kapan ia menyimpan kontak mereka.

"Dari Sasya, Gracia Sayang kamu dimana ? rumah aku lagi sepi, kamu gak mau silaturahmi gitu?

Shani menggeram tertahan setelah membaca pesan barusan, sementara Gracia menggaruk pelipis nya yang tak gatal, sesekali mengelus tengkuk nya.

"Dari Dewi, Gree makan siang yuk!"

"Dari Tasya, Gracia angkat telpon aku!"

"Dari Anin, Sayang dugem yuk!"

"Dari Sonya..

"Oke stop sayang!!" ucap Gracia saat melihat aura Shani yang kini terlihat lebih menyeramkan "gak penting banget semuanya, hapus aja hapus!"

Shani mendengus lalu menyimpan hp Gracia di karpet dengan cukup kasar "kalo gak kenal ngapain kontak nya kamu simpen? ngapain mereka chat kaya gitu, ngapain mereka telpon kamu banyak banget, ngapain mereka ngajak kamu aneh-aneh, atau kamu emang suka godain mereka, sengaja ngajak jalan, ajak dugem atau..." cerocos Shani satu tarikan nafas yang langsung di sela oleh Gracia. 

"Shani.." panggil Gracia sambil berusaha meraih tangan Shani namun Shani menolak sekaligus membuang pandangan nya. 

Gracia menarik nafas dalam, berusaha tetap tenang menghadapi Shani yang sedang emosi.

"liat aku dulu sini" ucap Gracia lembut sambil menarik dagu Shani perlahan agar menatap  nya.

Gracia tersenyum manis membuat Shani tak lagi menolak, bahkan saat kedua tangan nya di genggam oleh Gracia "Aku gak inget kapan ketemu dan nyimpen kontak mereka, bahkan gak kenal siapa mereka. aku juga gak pernah lakuin apa-apa yang kamu sebutkan tadi, kamu liat kan kalo Chat mereka aja gak pernah aku respon?" Tanya Gracia sambil mengeratkan genggaman tangan nya pada Shani.

"Sebanyak apapun pesan yang mereka kirim, gak akan bisa membuat aku berpaling dari kamu. gak akan bisa buat aku jatuh, seperti aku jatuh ke kamu, dan gak akan pernah bisa gantiin posisi kamu di hati aku sampe kapanpun. aku cuma sayang dan cinta sama kamu, Shani Indira." 

Hati Shani seketika menghangat, rasanya semua rasa kesal, marah, cemburu dan rasa tidak suka yang tadi sempat menguasai, kini meluap begitu saja karena kalimat-kalimat lembut dari Gracia. 

Tangan kanan Gracia terangkat mengusap rambut Shani, membelainya dengan lembut membuat empunya merasa sangat nyaman menikmati perlakuan.

"Aku tak peduli selama apa aku akan menunggu, yang aku peduli hanya bagaimana cara aku menunjukkan rasa aku ke kamu, bikin kamu bahagia dan membuat kamu merasa beruntung karena memiliki aku, seperti aku yang beruntung memiliki kamu, walau aku tau kalo status kita masih belum pasti"

Shani tak bisa merespon apapun selain menghambur ke pelukan Gracia, menenggelamkan wajah nya di leher Gracia. Tersenyum saat merasakan Gracia membalas pelukan nya sambil mengusap rambut Shani.

"kamu lucu banget kalo cemburu" goda Gracia yang di akhiri dengan kekehan pelan.

"enak aja!" ucap Shani tak terima, reflek melepas pelukan nya "aku gak cemburu yaa, kesel aja mereka gangguin kamu kaya gitu" lanjutnya lalu membuang pandangan nya.

Gracia masih terkekeh pelan "iyaa deh yang gak cemburu, cuma kesel" lanjutnya menggoda "coba sini lihat aku"

Shani kembali berbalik, tenggelam untuk kesekian kalinya dalam tatap Gracia yang hangat, tatap penuh cinta serta tatapan memuja yang selalu bisa membuat Shani terlena.

Dengan perlahan Gracia mengikis jarak, Shani yang masih terlena hanya diam tak bergerak bahkan saat Gracia semakin mengikis jarak.

Hembusan nafas kedua nya semakin terasa di wajah masing-masing, serentak memejamkan mata saat bibir kedua nya hampir menempel namun mereka urungkan saat mendengar sebuah suara teriakan...


"WOY NGAPAIN??!!"





Sukses Membuat Gracia mendengus sementara Shani menarik tubuh nya menjauh dari Gracia.

"Naomi sialan!" Gumam Gracia.






= Tbc =

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro