Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

~ Dua Belas~



Vote komen nya
jangan lupa kakak-kakak
Biar Mimin bahagia :)



-Melepas dahaga minum jamu
Semoga bahagia ya kamu :) -






= Selamat Membaca =
_____________________________







-Liat kamu salah tingkah,
Senyumku langsung merekah,
Jantung ku ikut berulah,
Hingga perasaan ini semakin membuncah-














Shani berdiri sekali Gerakan.

Hati Gracia semakin berdebar hebat, saat ia menyadari ketidaksukaan Shani, apalagi saat Shani berkata...

"Padahal ada aku, mau aja di cium yang lain, gimana kalo gak ada aku"

Ahhh Shani cemburu......



Gracia segera berdiri lalu menarik tangan Shani, tubuh Shani yang tak siap langsung mundur dan menabrak tubuh bagian depan Gracia. 

Hati Shani menghangat saat merasakan sebelah tangan Gracia melingkar di perut nya, jantung nya berdetak lebih cepat, seolah meronta minta keluar sekarang juga.

Pipi Shani mulai bereaksi, merona tanpa di minta, semakin merah hingga ke leher serta telinga saat Gracia berbisik....

"Kalo aku tau dia bakal dateng....
dari jarak 1Km aja udah aku suruh mundur, karena hati dan jiwa aku udah sepenuh nya milik kamu"

Waktu seolah berhenti, memberi jeda untuk Shani mengulum senyum nya.
Menikmati debaran luar biasa yang hanya ia dapatkan dari Gracia, bukan dari Vino yang status nya kekasih Shani atau pun dari lain nya.

Hanya dari Gracia.

Rasa ini, debaran ini, senyum ini, hanya untuk Gracia, gadis bergigi gingsul yang sudah memporakporandakan hati Shani, sebegitu hebatnya.

Kedua nya diam menikmati debaran, sebelum Shani mengubah posisi menjadi berbalik lalu...

"Ashhhh Shan.. ssshhh"

Gracia mengusap lengan nya yang di cubit oleh Shani.

"Sakiiiitt" rengek Gracia membuat Shani berusaha sekuat tenaga menahan senyum nya.

"Lagian modus banget sih, tadi di cium, sekarang peluk-peluk, menang banyak banget kamu. Gak liat ini di kantin, kalo ada yang liat gimana?"

Gracia menoleh ke kanan ke kiri lalu terkekeh, menyadari kalimat Shani yang ada benar nya juga.

Untung saja kantin tidak ramai, bahkan nyaris tak ada siapa-siapa kecuali mereka dan beberapa penjaga. Sehingga adegan barusan kecil kemungkinan jadi perhatian sekitarnya.

Shani yang masih menampilkan ekspresi kesal, dibuat heran saat Gracia kembali mengikis jarak lalu berbisik.

"Kalo gak ada yang liat, boleh peluk lagi dong?"

Sukses membuat Shani berbalik, lalu berjalan cepat meninggalkan Gracia sambil berusaha menahan senyum malu nya.

Sementara Gracia malah tertawa lalu berlari menyusul Shani yang sudah berjalan cukup jauh dari tempat nya tadi.

__

Senja indah di pandang mata, seindah senyum yang mengembang di wajah gadis yang kecantikan nya nyaris sempurna. Kedua tangan nya melingkar, memeluk erat gadis bergigi gingsul yang sejak tadi fokus mengendarai motor kesayangan nya.

Menikmati waktu yang ada, sebelum keadaan kembali ke semula.

Shani kembali menyunggingkan senyuman, saat merasakan usapan di punggung tangan, pelaku nya ikut tersenyum sambil melirik ke belakang, lewat kaca spion yang sengaja di arahkan. Memperhatikan gadis cantik yang sejak tadi duduk anteng di belakang tubuh mungil nya.

Lampu berganti warna, menjadi hijau sebagai pertanda, kembali melaju membelah jalan raya, memacu kendaraan dengan kecepatan biasa.

Gracia kembali menarik Gas motor nya, lalu berkendara menuju tujuan utamanya. Apartemen Naomi.

Mereka sudah membuat janji untuk bertemu di sana, menonton Film bersama atau sekedar menikmati cemilan yang ada.

Hati Gracia berbunga, tak sabar rasanya ingin mendekap erat gadis cantik bernama Shani, atau menjatuhkan ciuman di pipi.

Tak apa jika Shani menyebut Gracia kang modus atau sejenisnya, asal Gracia bisa menikmati waktu berdua dengan pujaan hati nya ini.

Gracia selalu merasa gemas jika melihat Shani salah tingkah, lebih gemas lagi jika melihat pipi Shani memerah, membuat nya selalu ingin menggoda si gadis sempurna.

Namun rasanya kebahagiaan ini belum sempurna, jika status mereka masih jadi tanda tanya.

Entah bagaimana jadinya jika nanti Vino tau bahwa Shani dan Gracia memiliki perasaan yang sama, saling mencintai dengan sepenuh hati dan jiwa.

Jika saja Vino memilih putus, ya bagus. Tapi jika Vino malah mempercepat untuk melangkah ke jenjang yang lebih jauh, itu celaka.

Gracia belum dan tidak akan pernah siap menerima nya.

Setiap malam Gracia berdoa untuk kisah cinta nya, meminta Shani untuk jadi milik Gracia satu-satu nya.

Setiap malam Gracia meminta petunjuk pada sang pencipta untuk jalan cinta nya, meminta jalan terbaik apapun resiko nya.

Tak hanya gadis bergigi gingsul ini.

Shani pun sama.

Setiap malam bahkan setiap saat nya ia meminta, memohon untuk bisa di mudahkan perjalan nya, proses nya, serta apapun yang berkaitan dengan Gracia. Si Gadis bergigi gingsul pemilik hati nya.

Shani berharap dengan sangat, semoga takdir berada di pihak mereka. Semoga semesta merestui cinta mereka, sekaligus memberi jalan terbaik, bagaimana menghadapi Vino dan sang papa.

Tak ada yang lebih Shani kawatirkan selain sang papa, karena jika hanya menghadapi Vino saja Shani masih mampu, tapi jika berhadapan dengan sang papa, Shani harus menahan diri dulu.

Shani dan Gracia harus mempersiapkan diri, sebelum melangkah lebih jauh lagi.

Shani dan Gracia sama-sama memiliki keyakinan, bahwa mereka akan mampu melewati badai yang ada, selama mereka bersama.

Pelukan erat Shani lepaskan, saat motor tiba di parkiran. Mesin motor dibuat mati, membuat deru mesin tak terdengar lagi.

Segera Shani turun, menatap Gracia sambil menunggu Gadis itu menurunkan standar serta melepas helm di kepala nya. Mata Shani tak lepas mengawasi, terus memperhatikan Gracia hingga ia menyimpan helm diatas motor dengan rapi.

Gracia menoleh ke arah Shani, tersenyum tipis ketika sadar bahwa ia di perhatikan.

Gadis bergigi gingsul itu kembali tersenyum di hadapan Shani, sambil menekan kait helm hingga terbuka, perlahan melepas helm Shani dengan hati-hati.

"Makasih" ucap Shani.

Gracia tidak menjawab, ia segera menyimpan helm di atas motor, lalu beralih merapikan rambut Shani yang sedikit berantakan karena helm tadi.

"Curang banget, Rapi atau berantakan tetep aja kamu cantik" puji Gracia sementara Shani langsung berbalik dan berjalan meninggalkan Gracia.

Menghindari gombalan atau tatap mata Gracia yang akan membuat pipi nya merona. Lagi dan lagi.

Gracia segera berjalan, mensejajarkan tubuh nya dengan Shani.

Diraih nya tangan Shani, lalu di genggam sepanjang jalan menuju unit apartemen Naomi.

Pintu di buka oleh Naomi dari dalam.

"Lama banget, diajak kemana dulu?" Selidik Naomi pada Gracia, sementara gadis bergigi gingsul itu hanya terkekeh. 

"Bawa motor nya pelan, kasian tuan putri gue kalo di bawa ngebut"

Ingin sekali Shani membungkam bibir Gracia yang pernah ia kecap rasanya itu dengan tangan atau bibir nya.  Menghentikan gombalan atau kalimat manis dari mulut Gracia untuk beberapa saat saja.

Bukan apa-apa, Shani malu jika Naomi melihat pipi nya yang memerah atau Shani yang salah tingkah.

Rasanya hati Shani tak henti membuncah, pipi nya sering sekali merona, serta jantung yang berdetak tak karuan karena ulah Gracia.

"Gombal mulu luh, gak cape?" ucap Naomi sambil berjalan lalu duduk di Sofa samping Veranda.

"Bukan loe ini yang gue gombalin" ucap Gracia lalu duduk di karpet, dan bersandar pada Sofa tak jauh dari Naomi dan Veranda.

"Kamu kok duduk di bawah?" Tanya Shani heran.

"Pegel kalo duduk di sofa, enak disini bisa leyeh-leyeh" ucap Gracia.

Tak di sangka Shani malah ikut duduk di samping Gracia.

"Kamu kok malah ikutan duduk disini?" Tanya Gracia heran.

"Kasian kamu, keliatan banget jomblo nya kalo sendiri" 

Naomi dan Veranda kompak tertawa mendengar kalimat Shani barusan.

Sementara Gracia malah mendengus "Jahat betul, aku jomblo karena ada alasan ya. Kalo gak ada, udah aku pacarin manusia satu kampus"

Giliran Shani yang mendengus lalu membuang pandangan nya ke arah lain, kesal dengan kalimat Gracia barusan.

"Pacarin aja semua pacarin" gumam Shani "Semua aja semua ambil" lanjut nya menggerutu.

Veranda menaikkan sebelah alis nya, tertawa dalam hati saat melihat Ekspresi Shani "Oh gitu kalo adek gue lagi cemburu" ucap Veranda dalam hati.

"Iyaa besok aku pacarin semua, biar semua--

"Awshhh Shani.... " ringis Gracia.

"Rese banget sih!" Kesal Shani

"Kena cubit lagi aku" rengek Gracia sambil meniup tangan nya yang di cubit Shani untuk kedua kali.

"Duh elah baru juga di cubit doang" ledek Naomi "malu sama lakik yang loe hajar tempo hari"

Gracia sontak menoleh, menatap tajam ke arah Naomi sementara yang di tatap malah tertawa lalu memeluk Veranda dari samping.

"Kamu berantem sama siapa?" Selidik Shani, melupakan sejenak kekesalan barusan.

"Gak berantem Shani" jawab Gracia pelan namun Shani tetap kukuh bertanya.

"Sama siapa Geee...?"

Gracia tersenyum lalu menangkup kedua pipi Shani "Aku gak berantem sayang, cuma ngasih pelajaran sama cowok brengsek yang udah berani nyakitin dan kasar sama temen aku"

Shani terlena mendengar kalimat lembut dari Gracia, sesekali matanya terpejam menikmati sentuhan Gracia di pipi nya.

"Dia kurang ajar banget, udah morotin, kasar, selingkuh, sok kecakepan pula. Makanya aku kasih sedikit pelajaran biar gak seenak nya"

Shani membuka mata, menatap mata indah Gracia yang membuat Shani tenggelam di dalam nya.

"Jangan berantem lagi aku gak suka" ucap Shani lembut membuat Gracia mengangguk.

Shani tidak mau Gracia terluka sedikit pun, apalagi sampai membahayakan diri nya. Tidak boleh!

"Aku gak akan berantem kalo gak ada alasan, itu juga berlaku untuk kamu. Kalo ada yang berani nyakitin kamu, orang itu akan berurusan sama aku"

Shani mengangguk, lalu menghambur kepelukan Gracia. Tersenyum hangat saat menyadari kalimat Gracia yang terdengar sangat sungguh-sungguh. Membuat Shani merasa sangat aman berada di dekat Gracia, merasa sangat terlindungi, sekaligus merasa sangat di cintai, oleh gadis yang kini membalas pelukan erat Shani, lalu menjatuhkan ciuman di puncak kepala Shani dua kali. Yang terakhir cukup lama, hingga terlena.

Kedua nya mengerjap saat sebuah suara yang berasal dari bibir Naomi, mengganggu momen mereka.

"Peluk aja peluk, kita mah cuma gagang sapu"

Sukses membuat Shani semakin menenggelam kan wajahnya yang memerah di bahu Gracia.


Ahhh Shani malu...










= TBC =

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro