Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🌸 Let's Look at The Magic Mirror

Yoshida Haru ... Fuyu mendengkus galak, apa pedulinya dengan nama pasaran begitu? "Dengar aku, laki-laki jelek. Aku mau mencari tahu soal hilangnya tuan putri di setiap musim semi. Aku tidak tertarik untuk merampok harta dan sebagainya. Jadi, mari kita kembali ke urusan masing-masing dan bertingkahlah layaknya tak pernah ada pertemuan ini."

"Hei, perempuan sok jantan, apakah wajah tampanku tampak seperti seorang perampok gadungan, di matamu?" Haru berkacak pinggang, sebal setengah mati. "Aku juga penasaran soal rumor itu! Hanya saja, persiapanku jauh lebih matang dibandingkan perempuan sok jantan yang sedang tersesat di lorong-lorong kerajaan. Aku tahu harus ke mana."

Fuyu memberengut kesal. "Sebaiknya kamu tutup mulut sebelum anak panahku yang akan ...."

Belum tuntas kalimat Fuyu, atensi keduanya sudah lebih dulu terpusat pada seorang wanita usia setengah baya yang kebetulan melintasi lorong. Dari seragamnya, wanita itu pastilah seorang juru masak. Sekejap, ia mengerjap-ngerjap dengan tubuh mematung. Fuyu membalasnya dengan cengiran tanpa dosa. Perlahan, Fuyu melangkah mundur, lantas berlarian, diikuti Haru di belakangnya.

"Oke. Kita ke mana?"

"Kau memutuskan untuk bekerja sama denganku, perempuan sok jantan?"

"Oh, sial. Tidak ada waktu untuk itu, laki-laki jelek!"

Di antara langkah tergesa keduanya, Haru terkekeh pelan. "Belok kanan. Mari mendaki dinding kerajaan dari luar, kita masuk ke kamar putri tanpa perlu berpapasan dengan penjaga lagi."

"Aih ... kau lihat wanita yang memergok kita tadi? Kita pasti ketahuan! Mereka akan meningkatkan keamanan kerajaan!"

"Tidak akan."

Selepas berbelok ke kanan dengan manuver tajam, Fuyu menatap Haru tak percaya. "Kenapa kamu seyakin itu?"

"Ada aku, 'kan?" Sebelum Fuyu sempat menimpuknya dengan pangkal anak panah, Haru lekas-lekas menambahkan, "Aku penyusup andal, aku tahu setiap penjuru kerajaan!"

Di ujung koridor, Haru menepi ke dekat jendela yang terbuka lebar.

"Aku pinjam anak panahmu, perempuan sok jantan!"

Dua anak panah digenggam Haru. Tanpa ragu, Haru keluar dari jendela dan bergelantungan dengan menancapkan anak panah ke dinding luar kerajaan. Meski keheranan dengan aksi Haru, Fuyu pun mengikutinya tanpa instruksi. Yah ... tidak ada lagi yang bisa ia perbuat seorang diri, 'kan?

Kalau saja ada orang yang mengamati dinding di sayap kanan istana dengan teliti, ia akan melihat dua manusia aneh tengah bergelantungan tidak jelas. Fuyu dan Haru terus mendaki menggunakan anak panah. Naik, naik, naik ... hingga sampailah keduanya di jendela kamar putri. "Dengar aku, perempuan sok jantan. Jawabannya ada di cermin ajaib yang terletak di sudut kamar Tuan Putri."

Tak perlu waktu lama, Haru memecahkan kaca jendela kamar putri yang dikunci dari dalam. Setelah memastikan tidak ada pecahan tajam yang bisa melukai, keduanya pun menerobos masuk dan mendarat dengan selamat di lantai kamar. Fuyu menepuk jidat tidak santai. "Itu gila, laki-laki jelek! Tindakanmu terlalu gegabah dan menarik perhatian! Kamu akan segera ditangkap sebelum sempat memeriksa cermin ajaib!"

"Tidak akan. Kamu susah sekali diberi tahu, ya. Sudah kubilang tidak akan." Haru mendengkus. "Sekarang, cerminnya ada di sebelahmu. Kau tidak tertarik melihatnya?"

Fuyu tersadar, lantas mengamati cermin di sudut kamar. Tampaklah bayangan seorang putri, lengkap dengan jubah dan mahkotanya. Cantik sekali. Fuyu berseru tertahan, "Kenapa kau ada di sana, Tuan Putri?"

Detik berikutnya, Fuyu baru sadar mengenai tata krama yang seharusnya ia lakukan ketika berhadapan dengan putri. Heboh, Fuyu menunduk dalam-dalam. Akan tetapi, Fuyu tersentak kaget ketika mendapati bayangan Tuan Putri di hadapannya pun ikut membungkuk ke arahnya.

"Eh?"

🌸   🌸   🌸

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro