Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 4 | Apa Kamu Sudah Gila?

Jane segera membuka aplikasi chatting yang sejak tadi terus berbunyi nyaring memekakkan telinga.

"Buset, ini grup ada gosip apa lagi sih, heboh bener?" cicit Jane.

Dengan malas segera menandai pesan di grup chatting yang dinamakan sebagai Grup Askara, sesuai dengan nama perusahaan penerbitan yang menaungi mereka.

Jane tidak peduli saat ada seseorang yang menandai dirinya pada kolom chat di grup tersebut. Dia segera pindah pada jendela chat di grup kecil yang hanya beranggotakan dirinya, Kinara dan juga Geni dengan nama Grup G.O alias Gibah Online.

Geni: [Jane mana sih, Ki? Kok dia sama sekali nggak panas ya diomongin se-RT di grup sebelah?]

Kina: [Aduh buset ini lakik, kok punya mulut gatel amat ya? Dasar lambe turah! 😒]

Geni: [🤣 lah emang iya, hasil didikan siapa coba Geni bisa jadi seperti ini, kalau bukan gara-gara kalian? 😎]

Kina: [Aku bingung sih sebenarnya, kenapa Fiona selalu bawa-bawa Jane dalam masalah percintaan dia sama si anak desain itu.]

Kina: [Duh, aku lupa, siapa nama dia?]

Geni: [Duh dasar ya, yang sebentar lagi kepala tiga, nama orang sampai lupa siapa.]

Kina: [Nggak usah bawa-bawa umur dasar bocah ingusan, buru kasih tau deh siapa nama cowoknya si Fiona?]

Geni: [Nama dia Angling, Kak Kina.]

Kina: [Nah iya itu si lingling 😗 susah banget nama dia sudah kayak sinetron kolosal jadul.]

Geni: [Stop, jangan ngomong hal yang anak muda ini nggak tahu 🥲]

Geni: [Lagian si Jane kemana dah, lama bener, apa di sono nggak ada sinyal apa gimana?]

Kina: [Tunggu aja, kali dia sibuk. Dia kan sedang ada acara tunangan.]

Geni: [Hah? Kak Kina serius, Jane pulang kampung buat acara tunangan?]

Geni: [Kok Jane jahat nggak ngasih tau Geni, lagian kenapa nggak tunggu Geni lamar aja dah?]

Kina: [Coba deh Geni, kamu telepon Jane.]

Jane menepuk jidatnya, bisa-bisanya Kina berbohong kepada Geni. Laki-laki yang sudah dia anggap adik itu pernah memproklamirkan bahwa dirinya sebagai fans nomor wahid seorang Jane Natalie.

Pantas saja Geni menghubungiku sampai lima belas kali panggilan masuk, ucap Jane dalam hati setelah dia sempat bingung ada apa dengan Geni.

"Siapa lagi sih, sudah malam begini?" tanya Jane saat mendapati nomor tidak dikenal menghubungi dirinya, dan dia memilih untuk mengabaikan panggilan tersebut.

Selang beberapa menit dari panggilan itu, ada sebuah pesan pada aplikasi chat miliknya. Jane membuka dan membaca isi pesannya.

+62: [Jane, ini aku, Geni. Angkat teleponku, penting!]

Jane kembali menepuk jidatnya sambil lalu, senyum tipis terbit di wajahnya yang sudah terlihat kuyu. Bagaimana pun, saat ini yang ingin dia lakukan adalah segera sampai rumah, mandi, lalu tidur. Sayangnya perjalanan masih lumayan lama mengingat mobil yang dia dan keluarganya kendarai terjebak macet.

Jane menekan tombol jawab saat sekali lagi sebuah panggilan masuk pada ponselnya.

"Iya, Geni, ada apa?" sahut Jane saat dari seberang telepon pria bernama Geni itu berbicara tanpa jeda.

"Bisa bicara pelan-pelan? Aku sungguh nggak bisa dengar kamu ngomong apa barusan," ungkap Jane.

"Jane aku dengar kabar dari Kak Kina tentang kamu yang bertunangan." Terdengar suara Geni mengembuskan napas perlahan-lahan sebelum dia kembali melanjutkan kalimatnya.

"Aku ambil cuti, aku sedang berada di perjalanan menuju Bandung. Bisa minta alamat lengkap kamu, Jane?" tanya Geni.

"Apa kamu sudah gila?" pekik Jane yang kontak saja berhasil menyita perhatian kedu orang tuanya yang duduk di jok depan.

"Aku serius, Jane. Aku sudah di jalan. Tolong share alamat kamu ya," ucap Geni dari seberang telepon.

Jane kehabisan kata-kata, Mama mencolek tangan Jane seraya bertanya, "Siapa, Sayang?"

Pertanyaan Mama berhasil mengembalikan Jane dari linglungnya. "Geni, Mah. Teman kantor yang Jane ceritakan."

Mama mengangguk, lalu kembali bertanya, "Ada apa?"

Jane mengembuskan napas, dia ingat sambungan teleponnya masih terhubung dengan Geni, dengan cepat Jane mematikan panggilan dari pria nekat itu.

"Nggak ada apa-apa, Mah." Jane berdusta. Dia hanya bingung tentang segala hal yang terjadi hari ini.

Bulan yang menggantung pada hamparan langit penuh bintang di atas sana, nyatanya tidak secerah hari melelahkan yang ia lewati.

"Kamu yakin baik-baik saja, Sayang?" Kali ini giliran Papa yang berkomentar, sesekali Papa melirik putrinya yang duduk di jok belakang.

Jane mengiakan dengan anggukan, sembari berkata, "Yakin, Pah." Sekali lagi dia berbohong.

Kepalanya terasa mau pecah, sebelah tangannya sibuk mengetikkan sebuah pesan kepada Kinara, sementara sebelahnya lagi memegang kepalanya yang terasa nyut-nyutan.

Anda: [Ki, kamu gila ya kenapa bilang ke Geni aku ada acara tunangan, Ki?]

Tidak butuh waktu lama, orang yang menjadi lawan chat Jane memberikan pesan balasan.

Kina: [Aku kan nggak bilang kalau kamu yang tunangan, Jane ... Aku cuma bilang kalau kamu ke Bandung karena ada acara tunangan.]

Kina: [Kenapa emang, Jane?]

Membaca pesan Kinara membuat Jane kehilangan kata-kata. Kina benar, Kinara tidak salah. Lagipula Geni yang sedang dalam perjalanan menuju Bandung bukan karena chat dari Kina, tapi memang pria itu saja yang seenaknya menyimpulkan.

Jane mengembuskan napas, lelah sekali, Ya Tuhan, gumamnya dalam diam. Jemarinya masih sibuk mengetik pesan kepada Kinara.

Anda: [Geni, dia sedang dalam perjalanan menuju Bandung sekarang, Ki!]

Kina: [Cah gendeng!]

Kina: [Maaf, Jane. Aku pikir dia nggak akan senekat itu.]

Anda: [Iya, nggak apa-apa, Ki. Biarkan saja, biar dia cari penginapan sendiri. Toh di Bandung banyak hotel.]

Anda: [Aku sudah cukup pusing dengan Tante Euis yang pamer calon menantunya. Jadi, untuk masalah Geni, aku nggak mau ambil pusing, Ki.]

Kina: [Serius deh, Jane. Maafin aku ya, maaaaaaf banget 😭🙏]

Anda: [Bukan salah kamu kok, Ki. Ini mah emang si Geni saja yang kelewat nekat.]

Anda: [Ki, sudah dulu ya, sudah mau sampai rumah. Aku capek, mau istirahat.]

Setelah mendapatkan balasan dari Kinara, Jane segera mengetikkan pesan kepada Geni.

Anda: [Geni, aku bingung kenapa kamu sampai jauh-jauh datang ke Bandung. Aku capek, aku cuma mau istirahat.]

Anda: [Aku minta maaf kalau aku nggak kasih alamatku, aku harap kamu bisa tidur nyenyak di salah satu hotel atau penginapan di Bandung.]

Anda: [Kita ketemu besok, waktu dan tempat besok aku beritahu. See you.]

Jane segera keluar dari mobil, kedua orangtuanya sudah beberapa waktu lalu masuk ke dalam rumah. Segera Jane menuju kamar mandi dan membiarkan air dari shower mengguyur tubuhnya.

"Aku harap, hari esok lebih baik," ujarnya seraya menengadah ke atas dan membiarkan wajahnya tertimpa air shower.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro