Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 11 | Sebuah Pangung

"Kalian sudah dengar kabar belum?" tanya seorang pria bertubuh bugar cenderung gempal dengan pita kecil menghias di atas rambut ikalnya.

"Tentang apa?" salah seorang pria dengan kacamata super tebal mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna monokrom dari kerumunan yang terdiri dari lima orang dengan dua orang pria itu berkata.

"Itu loh ... Kamu tahu kan, penyanyi solo yang memutuskan vakum tahun lalu?" Kali ini giliran seorang wanita dengan banyak jerawat kemerahan menghias wajahnya.

"Oooh ... Zefran maksud kamu?" celetuk orang pertama yang membuka pembicaraan, wanita berjerawat itu mengangguk.

"Ah, si cakep dengan lesung pipi yang suaranya serak-serak basah seksi itu kan ...?" tanya seorang wanita bertubuh mungil diantara mereka berlima.

"Ah yang itu, iya, iya, aku tahu! Kenapa deh?" seorang wanita lain ikut menimpali obrolan mereka.

"Nah, lihat deh, aku kaget pas lihat ini di-posting salah satu akun Facebook penggemar Zeff."

Wanita berjerawat memperlihatkan ponsel miliknya, di sana terlihat seorang pria tampan dengan tinggi 185 centimeter tengah berdiri berhadapan dengan wanita cantik yang wajahnya sangat familier bagi mereka.

"Anjay! Ini Jane kan?" celetuk pria bertubuh gempal.

"Lah kok bisa? Zeff sama Jane, serius mereka jadian? Nggak mungkin ah, bukannya Zeff punya pacar? Duh siapa itu nama pacar Zeff, aku lupa ...." Wanita bertubuh mungil dengan mata terbelalak.

"Awalnya aku juga nggak percaya, tapi ini mau dilihat dari sisi manapun tetap Jane, Jane Natalie!" sahut wanita yang memperlihatkan ponsel miliknya, ponsel itu berpindah tangan secara bergiliran sampai orang terakhir dari mereka.

Semua orang mengangguk setuju, mereka bahkan memilih untuk melihat sekali lagi seraya meng-zoom foto yang ada di sana, memastikan bahwa wanita yang sedang dibelai dengan tatapan mesra oleh Zefran adalah Jane rekan kerja mereka.

"Bisa-bisanya wanita sok cantik itu punya hubungan dengan Zeff-ku," cicit pria bertubuh gempal dengan wajah super kesal yang kentara di wajahnya.

"Kalian sedang apa sih? Bisa minggir nggak?"

Seorang wanita dengan name tag bertuliskan nama Kinara Yolanda dengan pakaian kasual berwarna bumi memasuki ruangan kerja, langkahnya terhenti karena pintu masuk bilik kerjanya terhalang oleh lima orang yang suaranya bahkan terdengar dari balik pintu masuk ruangan.

"Eh, pas banget ada bestie-nya si Jane!" celetuk pria bertubuh gempal saat melihat Kina memasuki ruangan.

"Sini dulu, Ki!" cegah pria itu seraya menarik lengan wanita cantik yang jelas lebih tinggi dari tubuhnya.

"Apa?" Nada suara Kina meninggi, terdengar tidak ramah, tatapan matanya memicing. Kinara tahu kalau berurusan dengan mereka, para biang gosip pasti ada hal-hal menyebalkan yang sebentar lagi akan dia dengar.

"Ki, lihat!" Wanita berjerawat menodong Kinara dengan ponselnya.

"Ini besti-mu kan, Ki? Ini Jane Natalie, kan?" wanita itu mencerocos.

Kinara tidak langsung menjawab, dia melihat dengan seksama wanita yang dimaksud dalam foto yang diperlihatkan oleh wanita berjerawat itu. Dia yakin kali ini bukan gosip yang sedang beredar dari para biang gosip di kantor, sebab biar bagaimanapun juga wanita dalam foto itu benar-benar sahabatnya, Jane Natalie.

Kinara menelan salivanya, dia lalu berkata, "Menurutmu?" Hanya satu kata yang ia lontarkan sebagai jawaban.

Buru-buru Kinara beranjak dari kerumunan itu, dan masuk ke dalam bilik kerjanya.

"Yah, Ki! Tunggu, Ki! Kasih kita jawaban yang pasti dong, Ki!" celetuk wanita berjerawat dengan gemas.

"Dasar nyebelin!" tambahnya dengan suara yang melengking, sengaja agar Kinara bisa mendengar suaranya dari dalam ruangan bertuliskan Tim Editor.

"Aku yakin selama ini Jane diam saat kita gosipkan, karena dia memang memiliki hubungan dengan Zeff. Gila parah sih ini! Gokil abis nih si Jane!" celetuk pria bertubuh gempal.

Kabar tentang hubungan Jane dengan pria yang dikabarkan sebagai penyanyi vakum menyebar dengan cepat di grup WhatsApp, dan di kantor. Biar bagaimanapun wanita itu satu-satunya orang yang tidak punya kekasih meski usianya sudah tergolong matang, dan selalu dijadikan bahan pembicaraan, bahan olokan dan bahkan sering disangkutpautkan dengan gosip-gosip aneh di kantor yang mengatakan dirinya sebagai seorang pelakor.

Untungnya semua kabar buruk itu terpatahkan hari ini, dan berganti dengan kabar baik bahkan cenderung ke arah hot karena fotonya dengan Zefran Maula Masen.

"Jane, kamu dimana?" tanya Kinara saat dia mendengar suara halo dari seberang telepon.

"Aku sudah di tempat parkir, kenapa, Ki?" tanya lawan bicara Kinara.

"Geni, kamu sudah dengar kabar kalau dia kecelakaan saat menuju tempat kerja?" suara Kinara terdengar khawatir.

"Apa? Kok bisa? Terus gimana, Ki? Dia ada di rumah sakit sekarang? Mau ke sana bareng?"

"Aduh, Jane ... Kebiasaan deh, bisa nggak kalau ngomong pakai titik koma? Jangan borong semua pertanyaan dalam satu tarikan napas, aku bahkan bingung mau jawab yang mana," tutur Kinara.

"Maaf, Ki. Aku panik," ucap Jane dari seberang telepon.

Wanita berambut panjang yang diikat ekor kuda itu menghela napasnya, dia lalu berkata, "Dia kecelakaan tunggal, sepertinya gara-gara aku dia kecelakaan, Jane," akunya.

"Hah? Gimana, gimana? Kok bisa, Ki?"

"Kamu banyak tanya deh, Jane. Gini, kamu mending nggak usah naik ke atas, tunggu aku di parkiran, aku ke sana." Setelah mengatakan itu Kinara mematikan sambungan teleponnya.

Wanita cantik itu mengetikkan sebuah pesan kepada nomor kontak yang ia namakan si Bos.

Anda: [ Bos, Geni kecelakaan, aku dan Jane izin ke rumah sakit sebagai perwakilan kantor ya?]

Tidak berapa lama pesan Kinara mendapatkan balasan.

Si Bos: [ Oke, Ki. Sampaikan salamku untuk Geni. Aku titip uang besuk, aku transfer ke nomor rekening mu, Ki.]

Anda: [ Oke, Bos. Aku kirimkan nomor rekeninnya. Terima kasih.]

Segera Kinara mengambil tasnya yang tergeletak di atas meja, membiarkan laptop menyala di sana. Sambil berjalan menuju tempat parkir Kinara menyempatkan mengirim pesan kepada Geni.

Anda: [ Geni, aku dan Jane otw ke sana. Jangan mati, dosa.]

Setelah mengirimkan pesan itu, Kinara mempercepat jalannya. Tidak lama dia sampai ke parkiran, di sana Jane sudah menunggunya dengan wajah pucat pasi. Kinara tahu, Jane pasti khawatir dengan kondisi Geni. Pria tampan yang beda dua tahun dengannya dan Jane itu begitu mereka sayang, sudah seperti adik sendiri.

"Aku yang nyetir," ucap Kinara dengan tangannya meminta kunci mobil milik Jane.

Kinara sudah tahu bagaimana cara mengemudi Jane saat sedang tidak stabil. Pasti akan ada korban jiwa, kalau bukan orang lain bisa jadi dirinya sendiri, karena air mata Jane yang berlinang dan sulit melihat jalan.

"Sudah jangan nangis, kayak bocah deh," ucap Kinara saat melihat pipi chubby Jane sudah mengkilap oleh air mata.

Wanita yang membiarkan rambut pendeknya terurai itu menyapu pipinya yang basah, dia sesenggukan. Pikiran berkelana begitu jauh, takut kalau Geni meninggal dunia. Jane akan sangat menyesal kalau sampai pria tampan itu meninggal, padahal dia belum sempat minta maaf karena perlakuan dia dan keluarganya semalam yang Jane yakin pasti membuat Geni merasa tidak nyaman.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Kinara bercerita tentang foto yang tersebar di halam Facebook. Tanpa banyak tanya, Jane segera mengambil ponsel dan memeriksa kabar yang menjadi tranding di dunia maya itu dengan judul zeff dan kekasih gelapnya.

"Hah? Seriusan dia artis?" suara Jane melengking, wanita itu terkejut bukan main saat mengetahui fakta kalau pria yang ia gembar-gemborkan sebagai kekasihnya itu adalah orang terkenal seantero negeri, bahkan kini dia ikut terseret di sana.

"Lebih tepatnya, penyanyi, Jane. Kamu serius nggak tahu kalau pria yang berfoto denganmu itu Zefran Maula Masen?" tanya Kinara tidak habis pikir, masih ada orang yang tidak tahu pria tampan itu begitu tenar dan digandrungi baik karena suara seksi dan wajahnya yang rupawan.

Jane mengiakan dengan anggukan, matanya mengerjap beberapa kali, mulutnya masih terbuka lebar, tatapannya tidak luput dari layar ponsel yang masih memperlihatkan foto dirinya dengan pria yang ia kenal dengan nama pena Lemon water.

"Oh my gosh!" Jane yakin kalau dirinya harus segera menyusul Geni dan mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Bisa-bisanya aku menciptakan panggungku sendiri, bagaimana ini? Jane merutuk dirinya sendiri. Berkali-kali dia membenturkan kepalanya pada kaca di sampingnya.

"Heh, apa yang sedang kamu lakukan, Jane? Kamu gila ya? Mau bunuh diri, jangan sekarang, tahan dulu! Aku nggak mau ya masuk penjara karena dianggap sebagai tersangkanya!" celetuk Kinara menghentikan perbuatan konyol yang dilakukan lawan bicaranya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro