XLVII. Pertengkaran Kita
Chanyeol meneguk segelas soju yang baru saja dituangkannya dalam gelas. Wajahnya sudah memerah, tubuhnya sudah tidak bisa dikendalikan—terhuyung sesekali. Ia tertawa seorang diri seraya berceloteh, "Kupikir kita istimewa walau hanya seminggu bersama, ternyata sebatas itu saja." Lalu, sesaat kemudian dia merengek, "Kenapa sulit sekali hal yang berhubungan dengan kita???"
"Emlyn?"
"Mana Emlyn?" tanggap Chanyeol cepat seraya bangkit dari duduknya dan mencari-cari sekitar ketika mendengar suara yang menyebut nama perempuan asal Indonesia itu.
Baekhyun yang baru saja tiba hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya. "Ternyata benar dia penyebabnya," gumamnya. Baekhyun mendapat panggilan dari mamanya Chanyeol dan mengatakan putranya sudah minum-minum sejak dua jam yang lalu. Ia bicara tak karuan seorang diri dan mengamuk jika ada yang mengganggu, padahal jika diingat lelaki bertubuh tegap tersebut sangat jarang minum sampai mabuk.
"Kamu sudah menghubunginya pasti," tebak Baekhyun dengan yakin sambil mengambil kacang di dalam piring.
"Letak salah aku di mana, Baek? Aku sudah melakukan yang terbaik agar orang-orang tidak menyakitinya. Kenapa sekarang dia yang menyakitiku dengan adanya lelaki lain?" keluh Chanyeol sampai menitikkan air mata.
"Ah, ternyata kamu sedang cemburu," respons Baekhyun santai dengan sedikit menganggukkan kepalanya.
Chanyeol memukul meja. "Kamu menganggap ini hal sepele? Kenapa responsmu begitu santai? Aku tersakiti di sini," rengeknya lagi. Kini ia berpindah ke samping Baekhyun dan merebahkan kepalanya di pundak sahabatnya itu. Baekhyun mengacak-acak rambut Chanyeol yang menangis di lengannya.
Jatuh cinta tanpa bisa menggapainya memang menyakitkan. Itulah kenapa aku menghindari untuk jatuh cinta lagi. Terlalu khawatir dengan bisa atau tidaknya kami untuk bersama, batin Baekhyun seraya mengenang masa lalunya yang juga menyakitkan.
"Kamu sudah memastikan padanya siapa lelaki itu? Bagaimana jika perkiraanmu salah? Kamu tidak bisa mengambil kesimpulan tanpa ada kepastian," saran Baekhyun. Ia turut menuangkan soju ke dalam gelas.
Chanyeol menggeleng pelan. "Aku takut dengan jawaban yang akan diberikan."
Baekhyun mengambil ponsel dari saku celananya. Tak perlu menunggu lama ia langsung bersuara, "Bagaimana kabarmu, little girl? Sudah lama kita tidak komunikasi. Tiga hari? Atau empat hari?" sapanya dengan renyah pada seseorang di sana.
Chanyeol terbangun dari sandarannya. Ia tahu siapa yang Baekhyun hubungi. Panggilan yang digunakan itu hanyalah untuk satu orang. Tidak ada lain. Ia menepuk pundak Baekhyun dengan keras karena menghubungi perempuan itu begitu saja, tanpa aba-aba.
"Oh iya, aku dengar kamu sudah memiliki kekasih di sana. Boleh kuucapkan selamat?" Baekhyun segera menyalakan mode pengeras suara agar lelaki yang sedang galau di sampingnya bisa turut mendengarkan jawaban yang membuat penasaran.
"Kekasih? Siapa yang menyebarkan berita tidak berdasar itu?" tanya Emlyn dengan nada tidak suka. Ia benar-benar sudah bisa berekspresi sesukanya saat berbincang dengan para idola kesayangannya.
Chanyeol segera merebut ponsel Baekhyun dan mengeluarkan keluhannya. "Dia mengangkat panggilanku tadi. Siapa lagi kalau bukan kekasihmu?"
Terdengar helaan napas panjang dari seberang. "Chanyeol? Atas dasar apa kamu beranggapan demikian?" Suara Emlyn tidak sehangat dulu. Chanyeol bisa merasakan itu. Bahkan Emlyn lebih riang saat berbicara dengan member lainnya. Ini membuat perasaan Chanyeol terluka.
"Aku ingin mendengar suaramu, tapi malah mendengar suara lelaki yang tidak kukenal. Pesan yang kukirim pun tidak kamu tanggapi. Tahukah kamu betapa aku tersiksa memikirkan itu?" keluhnya dengan suara yang serak.
Lama tidak terdengar jawaban dari Emlyn. Entah apa yang dipikirkannya, hingga beberapa menit kemudian ia bersuara dengan sangat datar. "Aku hubungi kamu tidak menanggapi. Ketika aku dalam proses penyembuhan diri, kamu datang sesuka hati. Lalu, kamu menyimpulkan dengan begitu saja bahwa lelaki itu adalah kekasihku? Kamu pikir kamu siapa seberani itu? Kita bahkan tidak pernah punya kisah indah untuk bisa saling menuduh antar satu sama lain."
Kata-kata penuh tekanan itu begitu menghujam diri Chanyeol. Kini ia tahu di mana letak salahnya sehingga Emlyn sedingin ini terhadapnya. "Aku minta maaf," lirihnya. "Tapi, aku sungguh merindukanmu," isaknya.
"Begitukah kamu mengungkap rindu? Dengan menudingku memiliki kekasih?" sindir Emlyn.
Tanpa Emlyn lihat, Chanyeol cemberut. Ia hanya bisa mendengar sindiran Emlyn selanjutnya. "Kamu ingat, dulu ketika aku akan pulang ke Indonesia, kamu juga bersikap seperti ini. Mengambil kesimpulan sendiri, merajuk padaku, dan tidak berkata apa-apa. Ah, ternyata kamu juga manusia. Bukan idola yang sempurna."
Baekhyun yang turut mendengar itu tidak bisa menahan tawanya. Pasalnya, Baekhyun tidak pernah tahu tentang kejadian yang diceritakan Emlyn. Kini dia teringat pada malam mereka makan bersama, di mana Chanyeol tampak emosian ketika Emlyn berkata akan dijemput oleh papanya.
"Mana ada manusia yang sempurna. Aku juga berperasaan. Aku lelaki yang sensitif, tahu," kilahnya.
"Pasti mukamu sekarang sangat menggemaskan. Bibir manyun, pipi merah, dan menunduk," tebak Emlyn yang mulai menghangat.
"Bagaimana kamu tahu, Em? Dia sekarang seperti bayi yang ditinggal ibunya," sahut Baekhyun terbahak. Emlyn juga tidak kalahnya tertawa.
"Em, aku akan ke sana untuk menemuimu," ungkap Chanyeol.
Diam. Tidak ada respons.
Mengerti kecanggungan antar keduanya, Baekhyun mengambil alih. "Kami akan konser di Indonesia. Kamu juga akan bergabung bersama kami. Mungkin besok kamu akan dihubungi langsung oleh manajer kami. Pura-pura tidak tahu ya," ungkap Baekhyun dengan sedikit senda.
"Oh, untuk konser ternyata," lirih Emlyn. "Baik. mari kita berkumpul kembali di sini," lanjutnya dengan semangat yang terdengar dibuat-buat.
"Kamu sudah tidak marah lagi padaku, kan?" tanya Chanyeol memastikan.
Panggilan diputuskan oleh Emlyn. Chanyeol menatap Baekhyun mencari jawaban di sana, tapi lelaki imut itu hanya mengangkat bahu karena juga tidak mengerti kenapa Emlyn bertindak demikian.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro