LVIII. Tertangkap Basah
Emlyn segera menjauh dari kerumunan sebelum lebih banyak penggemar yang bertanya padanya. Setelah teriakan Chanyeol, penggemar yang berdiri di dekatnya sibuk bertanya kelanjutan hubungannya dengan Chanyeol. Bahkan sebagian dari mereka mengambil gambar Emlyn dengan ponsel mereka secara dekat. Benar-benar memanfaatkan kesempatan.
Emlyn sudah meminta Ettan menunggunya dan mereka akan kembali bersama-sama. Ia butuh seseorang untuk membantunya bernapas sebelum bertemu Danita. Ia sempat bertukar pesan dengan Harry, dan papanya itu berkata bahwa Danita sama sekali tidak keluar rumah, mempercayakan toko roti pada Devi, dan hanya duduk di sofa. Artinya, Danita menunggu putri nakalnya pulang agar tidak bisa langsung kabur ke kamar.
Ettan yang diminta menunggu di depan bandara, nyatanya tidak terlihat. Tidak mungkin ia kesasar di bandara negaranya sendiri, kan? Emlyn segera merogoh saku tas dan mengambil ponsel di sana. Nomor Ettan yang berada di posisi kedua di antara beberapa panggilan segera ia hubungi.
"Kamu di mana, sih?" cecarnya dengan panik.
"Aku lagi lihat hal yang luar biasa. Kamu baiknya ke sini, deh," jawab Ettan dengan berbisik.
Emlyn mengernyitkan alis, dan terheran kenapa Ettan harus berbisik seperti sedang menguntit.
"Aku di terminal 2D. Cepatan ke sini kalau kamu nggak mau rugi." Ettan memutuskan panggilan segera setelah mengatakan dua kalimat tersebut.
Emlyn berdecak kesal dengan Ettan yang seperti ini. Akan tetapi, ia ikut penasaran dengan apa yang dilihat Ettan. Tidak biasanya Ettan seperti ini. Mengenakan masker hitamnya dan menarik hoodie menutupi kepala, Emlyn segera mempercepat langkah ke arah terminal 2D.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di sana, ia sempat bercelingak-celinguk sebentar sebelum akhirnya mendapati lelaki berkemeja kotak-kotak itu sedang duduk di salah satu kursi penunggu.
Emlyn tidak diam saja. Ia ikut duduk di samping Ettan dan menyikutnya untuk pemberitahuan bahwa ia telah sampai. Ettan mengisyarakatkan Emlyn untuk diam menggunakan jari telunjuknya yang ditempelkan di bibir. Kemudian, ia memutar telunjuk itu ke arah sebelah kanan mereka. Menunjuk ke arah jarum jam dua. Sontak itu membuat Emlyn kaget dan ingin berteriak heboh. Beruntung Ettan segera menyumpal mulut Emlyn dengan sapu tangan yang ada di saku celananya.
"Itu Anka?" bisik Emlyn masih dalam keadaan kaget. "Sejak kapan dia di situ? Siapa laki-laki yang pegang tangan dia? Ya Tuhan, menggelikan sekali."
"Aku juga nggak tahu. Tadi aku lihat dia sendiri, kupikir kamu janjian dengan dia. Tiba-tiba muncul laki-laki satu lagi, mereka cipika-cipiki dan masih ngobrol-ngobrol di sana. Aku takut kecurigaan kita selama ini benar, Em. Kalau benar, kamu harus batalkan semua rencana mama kamu. Jangan sampai kamu terjebak hidup dengan laki-laki belok kayak gitu," peringat Ettan dengan menatap tajam ke arah Emlyn.
Emlyn menggangguk cepat. Jelas ia tidak mau hidup dengan seorang yang berkelainan seperti itu. Chanyeol juga udah ngasih kode positif, kok, ucap hatinya dengan senyum yang mengulum. Padahal ia ingin bercerita banyak pada Ettan tentang Chanyeol, malah terhalang karena Anka.
Melihat pergerakan Anka dan laki-laki itu, Ettan dan Emlyn turut bergerak mengikuti mereka yang berjalan ke luar bandara. Layaknya mata-mata, Emlyn dan Ettan mengikuti kendaraan Anka yang belum diketahui jelas tujuannya kemana. Emlyn sudah melakukan hal ini dua kali; ketika kedatangan member XO dan sekarang.
"Ini hotel yang waktu itu,kan?" gumam Ettan.
"Yang waktu itu kamu ngelihat orang mirip dia?" tanya Emlyn.
"Iya. Berarti yang hari itu benar-benar dia. Nggak salah lagi." Ettan dengan geram segera turun dari mobil dan lanjut mengikuti Anka dan lelaki yang diduga sebagai pasangannya.
Hal yang mengagetkan terjadi ketika ponsel Emlyn berdering, dan itu adalah panggilan dari Danita. Emlyn khawatir dering ponselnya terdengar dan Anka curiga ada yang mengikuti. Demi keberlangsungan pengintaian, ia pun menolak panggilan ponsel tersebut dan lanjut berjalan. Maafkan aku, Ma. Ini demi kita.
Tidak jauh berbeda dengan apa yang sempat diceritakan Ettan beberapa hari belakangan, kedua lelaki yang mereka ikuti ketika sudah berada di lantai tujuan, berjalan seraya berpegangan tangan menyusuri koridor. Emlyn kembali merasa jijik ketika mungkin pasangan Anka itu menyenderkan kepala di bahu Anka dan Anka membalasnya dengan elusan di kepala. Rasanya ingin mengeluarkan isi perut sekarang juga.
Emlyn yang sudah siap berperang dengan mamanya, mengabadikan semua momen itu dalam ponsel udah dijadikan bukti bahwa Anka bukanlah lelaki yang tepat. Emlyn siap dimarahi habis-habisan malam ini karena kabur dari rumah demi Chanyeol, tapi mamanya juga harus siap memupuskan harapan atasnya dan Anka.
"Kamu lihat sendiri sekarang, dia laki-laki nggak bermoral yang pernah aku lihat," umpat Ettan sesukanya. Ettan sejak awal sudah merasa tidak senang dengan Anka, dan ternyata beralasan seperti ini. Hal yang membuatnya berfirasat buruk tentang calon tunangan sahabatnya terjawab sudah sekarang.
"Kita temui dia dan akan aku hajar dia. Berani-beraninya dia nerima perjodohan sementara di belakang dia main sama pedang." Kemarahan di diri Ettan tak dapat ditutup lagi. Kulit wajahnya yang putih kian memerah karena emosi.
Emlyn dengan sigap mencegat langkah Ettan. "Nggak perlu kita buang tenaga untuk dia yang nggak menghargai kita. Aku akan kasih tunjuk ini pada kedua orang tua kami di acara makan malam. Bisa kamu bayangkan betapa jatuh mentalnya kalau aku lakukan hal ini?"
Ettan menatap sahabatnya itu dengan iba. "Seseorang yang datang dalam hidup kita memang belum pasti akan menetap. Bisa jadi dia hanya singgah, beristirahat, atau kabur dari rumah sebenarnya."
Emlyn menyentil dahi Ettan ketika sadar lelaki itu sedang menyindir kisah cintanya. "Kamu akan lihat nanti, orang yang selama ini kuanggap rumah, memanglah rumah sebenarnya," sombongnya.
"Maksudnya, kamu ... Chanyeol ...?"
Emlyn mengulas senyum manis dan kembali melihat ponsel ketika benda pipih itu berbunyi, ada satu pesan masuk.
Aku senang sekali malam ini. Terima kasih karena telah memperjelas semua kesalahpahaman yang aku ciptakan sendiri. Aku akan mencoba untuk menjadi lebih baik agar mengurangi sikap tidak pantas itu.
Emlyn kembali mengulum senyum hingga pipinya bersemu. Aaah, gini aja aku udah klepek-klepek. Aww, pengen gigit pipi Chanyeol, deh.
Sementara itu, Ettan memperhatikan sahabatnya dengan tatapan aneh dan hanya bisa geleng-geleng kepala.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro