Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

LVII. I'll Be Back

Emlyn tidak dapat menemukan keberadaan Chanyeol setelah ia pergi tadi. Member lain masih berkumpul sambil bertukar cerita. Emlyn menjadi tidak nyaman karena telah menimbulkan kesalahpahaman. Akan tetapi, jika dikulik lagi, memang tidak ada kejelasan hubungan antar keduanya, jadi bukan salah Emlyn jika misalnya ia mengatakan hal tersebut. Chanyeol saja yang langsung sensitif.

Emlyn menimang-nimang ponselnya dengan niat ingin menghubungi Chanyeol. Ia masih mempertimbangkan, khawatir tidak akan diangkat seperti yang sudah-sudah. Diabaikan dengan alasan yang tidak pernah diungkapkan itu menyesakkan. Meski kini ia sudah mengetahui alasan sebenarnya, tetap saja ia tidak senang karena merasa tak dihargai.

"Emlyn, terima kasih atas kebaikanmu kepada kami selama di sini. Kami merasa sangat terhormat," ucap Suho melunturkan lamunannya.

Emlyn mengembangkan senyum, yang ditangkap Baekhyun sebagai bentuk paksaan. "Aku tidak berbuat banyak. Hanya menyambut dan menemani kalian. Sama halnya seperti yang kalian lakukan padaku ketika aku berada di Korea waktu itu."

"Kamu sudah menjadi bagian dari kami sejak hari itu. Kamu tahu, betapa aku tidak sabar bertemu denganmu dan bertukar pikiran lagi? Aku sangat merindukanmu ketika kami naik pesawat." Ungkapan Yixing disambut dehaman dari masing-masing member.

"Untung pawangnya tidak di sini," celetuk Chen sekenanya.

"Ke mana dia? Apa dia sedang bermuram durja karena akan kembali ke Korea? Dia tidak ingin meninggalkan Indonesia karena Emlyn di sini?" kelakar Kai sambil tertawa.

Sehun mencolek-colek tubuh Kai dengan lirikan bolak-balik pada Emlyn. Kai yang ternyata baru sadar ia keceplosan segera menutup mulut. "Dia belum tahu?" bisik Kai yang terdengar sampai telinga Emlyn.

"Mereka belum sempat membicarakannya," balas Sehun.

Emlyn memberanikan diri bertanya pada mereka. Bukankah Yixing baru saja berkata bahwa ia telah menjadi bagian dari mereka? Maka, tidak ada salahnya untuk menjadi lebih berani demi menghilangkan rasa khawatir di hati.

"Kalian tahu dia kira-kira ke mana?" Matanya menatap setiap wajah member dengan harapan segera dijawab.

"Mungkin dia kembali ke kamar dan sibuk dengan gitarnya," jawab Kyungsoo. "Dia memang jadi lebih sensitif jika berkaitan dengan perasaan. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada kalian barusan, tapi apa pun yang kamu katakan mungkin telah membuatnya kecewa. Dia punya harapan besar ketika mengetahui jadwal konser kami ke Indonesia. Harapan yang sudah dia ancang-ancang akan berakhir sempurna."

Tawa antar mereka kini menjadi senyap. Ada rasa canggung ketika mereka harus membahas perasaan salah satu membernya.

"Kami tidak ingin mendahuluinya. Kami tahu apa yang dirasakannya, pun kamu semestinya tahu. Bukankah segera menghapus kesalahpahaman adalah cara terbaik memperbaiki hubungan?" Lontaran Kyungsoo tidak ada salahnya. Tapi, jika harus ke kamar, itu berlawanan dengan Emlyn. Ini hotel. Apa yang akan dipikirkan orang-orang ketika melihatnya di kamar hotel bersama idol? Skandal akan semakin menjadi, dan hubungan mereka akan semakin pelik.

"Kami akan kembali malam ini. Kamu tidak ingin menemuinya?" Pertanyaan Baekhyun semakin menekannya, membuat bingung langkah apa yang harus diambilnya sekarang. Andai Nita ada di sini ia akan meminta perempuan itu menemaninya.

Baekhyun bangkit dari duduknya dan menarik ujung hijab yang dikenakan Emlyn-agar tidak langsung menyentuh tubuh penggemarnya itu. "Mari kutemani."

Emlyn yang kepalanya sudah tertarik, mau tidak mau mengikuti seretan Baekhyun yang membawanya menuju kamar Chanyeol. Beruntung mereka menginap di lantai VVIP, sehingga akan meminimalisir mata-mata manusia yang kepo dengan urusan orang lain.

"Masuklah, aku akan membuka sedikit pintu agar tidak ada yang salah tuduh, aku juga akan menutup telinga dengan earphone demi tidak mendengar pembicaraan kalian," ucap Baekhyun menyilakan Emlyn yang sedari tadi ragu untuk masuk.

Sebagaimana yang dikatakan Kyungsoo, di teras kamar Chanyeol sedang memetik gitar diiringi embusan angin yang dingin. Langkah Emlyn mendekat dengan jari-jari yang memilin ujung baju.

"Maaf." Itulah satu kata pertama yang digunakannya untuk menyapa Chanyeol.

Chanyeol yang fokus dengan petikannya terkejut akan kedatangan Emlyn. "Apa yang kamu lakukan di sini? Bagaimana jika ada yang melihat dan berpikir bukan-bukan tentangmu?" tanya Chanyeol khawatir sambil celingak-celinguk. Ia tidak mau perempuan itu menerima hujatan lagi. Tidak hanya akan menyakiti perasaan perempuan itu, tapi juga perasaannya.

"Mereka memintaku menemuimu untuk menyelesaikan semuanya. Baekhyun Oppa juga ada di depan," jawab Emlyn pelan-pelan. Entah ke mana pergi dirinya yang barbar. Sepertinya rasa bersalah telah menguasainya hingga ia menjadi lebih tunduk saat ini.

Chanyeol bergeming melihat Emlyn yang berbeda tingkahnya. "Kamu kenapa?" tanyanya dengan tubuh yang dibungkukkan demi bisa melihat wajah Emlyn yang tunduk.

"Mereka tadi memberitahuku sekilas apa yang terjadi. Maaf, karena mematahkan semangatmu dengan kabar dariku."

"Ah, itu." Chanyeol tertawa hambar dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Mungkin memang waktuku yang tidak tepat, atau sudah telat. Bukan salahmu semua itu terjadi. Memang langit saja yang tak berpihak pada kita." Chanyeol terdiam sebentar sebelum melanjutkan, "Lalu, kapan kamu akan menikah?"

"Menikah?" tanggap Emlyn cepat dengan mata yang membulat. "Siapa yang akan menikah?"

"Tadi kamu berkata—"

"Aku berkata dikenalkan pada lelaki lain. Aku tidak berkata akan menikah. Sudah kuduga kamu mengambil kesimpulan sesuka hatimu. Inilah yang menyebabkan aku selalu kesal denganmu. Tanpa mempertanyakan apa yang terjadi, kamu bermain dengan pikiranmu sendiri." Emlyn kembali. Rentetan omelannya terdengar seperti Danita. Ibu dan anak tak ada bedanya.

"Jadi, kamu tidak akan menikah dengan pilihan orang tuamu?" Senyum bahagia seketika terukir di bibir Chanyeol. Ia sampai meneteskan air mata haru. Ia membuang napas lega, "Aku senang sekali."

"Bisa aku beri pesan padamu?" tanya Emlyn meminta persetujuan yang diangguki Chanyeol. "Apa pun yang kamu pikirkan, tanyakan dulu kebenarannya padaku. Tanya pendapatku agar kamu tidak selalu dipermainkan pikiran yang belum tentu tepat."

Chanyeol mengangguk lebih cepat. Ingin rasanya memeluk Emlyn yang mungil itu, tapi harus ditahan karena tidak ingin melecehkannya. Perasaan Chanyeol sekarang begitu menggebu.

"Kamu tidak akan pernah paham seperti apa bahagiaku sekarang," ungkap Chanyeol. "Terima kasih sudah datang dan menjelaskan. Semua tidak sia-sia."

Emlyn mengulas senyum manis yang dimilikinya. Semua yang mereka lakukan serba tersirat, tapi itu terasa lebih hangat. Mereka melihat mata masing-masing yang menunjukkan ketulusan.

"Maaf, jika kamu harus mengetahuinya dari mulut mereka. Semestinya aku yang mengatakannya langsung padamu."

"Tidak masalah."

Sebuah dehaman terdengar di antara mereka. "Aku tidak bermaksud ikut dalam kebahagiaan kalian. Hanya saja aku ingin memberitahu bahwa sudah waktunya kami berangkat," ucap Baekhyun dengan nada tidak nyaman.

Berhubung Baekhyun memang satu kamar dengan Chanyeol, mereka mengemasi barang bersama-sama. Emlyn turut membantu menggeret koper kecil yang entah milik siapa. Ia tidak ingin bertangan kosong tanpa menolong apa pun.

"Em." Panggilan Chanyeol menghentikan langkahnya sebelum mencapai lift. Chanyeol memberikan sekotak kecil hadiah yang telah disiapkan untuk Emlyn. "Untukmu."

Emlyn melihat sejenak kotak tersebut tanpa membukanya. Ia tidak bisa melepaskan keingintahuannya sekarang, karena member XO pasti sudah telat ke bandara. Ia tidak boleh menghalangi keberangkatan mereka hanya untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Walau berbeda mobil dengan member XO, Emlyn turut mengantar mereka ke bandara yang tidak jauh dari hotel mereka menginap. Seperti yang sudah diduga, para penggemar telah menunggu mereka dan bersorak ketika melihat para idolanya berjalan memasuki bandara.

Emlyn hanya melihat dari kejauhan dengan senyum yang tak lekang. Hatinya tak beda dengan rasa yang Chanyeol ungkapkan, bahagia. Segala rasa yang selama ini meresahkannya, kini terbayar tuntas setelah mengetahui satu sama lain.

Chanyeol membalikkan badannya dan menatap Emlyn dengan intens walau berjarak jauh. Ia menunjuk Emlyn dan berteriak, "I'll be back for you."

Sontak kejadian itu disambut sorakan heboh para penggemar yang juga menyadari kehadiran Emlyn di sana.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro