Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

LII. Ledakan Mama

Usai mengantar tiga member XO ke hotel dan membagikan hadiahnya untuk member lain, Emlyn segera pulang ke rumah. Tubuhnya sangat lelah. Padahal, Suho memintanya untuk makan siang bersama, tapi ia tidak bisa memenuhi undangan tersebut. Mereka sedang berada di hotel, bagaimana jika ada yang melihat dan berspekulasi lebih buruk tentang dirinya? Sudahlah dengan kabar yang beredar hari ini. Emlyn tidak ingin menambah lagi.

Ia juga sudah mengatur jadwal untuk mereka bertemu esok hari guna gladi bersama sebelum memulai konser di malam harinya. Emlyn yang tidak pernah berada di atas panggung sebelumnya, merasa sangat berdebar untuk penampilan besok. Entah ia bisa melakukannya dengan baik atau tidak.

Siang-siang begini, toko roti milik mamanya biasanya ramai akan pengunjung. Tidak semua penduduk Indonesia memilih nasi sebagai makanan, ada juga yang lebih senang mengisi perutnya dengan roti atau cake.

Ketika ia memasuki toko, beberapa pengunjung menatapnya sambil berbisik-bisik. Tidak perlu mendengar bisikan mereka pun, ia sudah pasti tahu bahwa mereka membicarakannya karena kabar yang beredar di media sosial. Memiliki hubungan dengan artis memang tidak semudah yang dipikirkan oleh orang-orang. Apalagi jika artis tersebut memiliki penggemar di seluruh penjuru dunia. Setiap mata pasti akan menjajalnya.

Tidak hanya berbisik, ada pula yang mengambil gambarnya secara diam-diam dengan ponsel. Emlyn memarahinya? Tidak sama sekali. hanya akan membuang tenaga jika berurusan dengan penggemar. Palingan, sebentar lagi foto itu akan tersebar dan para penggemar akan tahu jika ia anak seorang pemilik toko roti. Bukan hal yang besar, jika dilihat sisi positifnya, ini salah satu cara menjual toko roti milik mamanya. Mungkin saja akan menambah pelanggan.

Tidak menemukan mamanya di toko, sudah dipastikan bahwa mamanya pasti sedang berada di dalam rumah. Seorang kasir memberi isyarat padanya untuk tidak masuk ke rumah.

"Kenapa?" tanyanya dengan raut penasaran.

"Ibu lagi emosi tingkat puncak segitiga. Matanya berapi-api. Kalau Mbak masuk rumah sekarang, bakal langsung meledak. Laharnya keluar kemana-mana," papar Devi hiperbola.

Kalimat yang sangat berlebihan tersebut dapat Emlyn maklumi. Itu artinya, Danita sudah mendengar kabar tentangnya berkeliaran di media sosial, entah itu dari akun pribadinya atau pun dari obrolan para pelanggan di tempat ini.

Namun, berdiam diri di toko juga bukan pilihan yang tepat. Ia tidak ingin menjadi konsumsi publik saat ini. Lebih baik menarik napas dalam dan menghadapi Danita yang akan mengeluarkan laharnya sebentar lagi. Toh, cepat atau lambat akan sama saja yang ia hadapi.

Emlyn mengendap-endap memasuki rumahnya. Dari pintu saja sudah terdengar omelan Danita yang pasti hanya didengar oleh adiknya, Aqmar. Diintip oleh Emlyn, Aqmar sudah menggaruk-garuk telinganya kesal mendengar repetan Danita yang nyatanya ditujukan untuk Emlyn.

Tidak ada jalan pintas yang bisa membuat Emlyn bisa segera tiba di kamarnya. Haruskah ia meminjam kekuatan seorang Kai untuk berteleportasi? Atau ia pinjam kekuatan Sehun agar ada angin kencang yang melemparnya ke kamar? Tidak. Tidak. Lebih baik pinjam saja kekuatan Xiumin untuk membekukan seisi rumah, lalu dia berjalan santai ke kamarnya tanpa mengendap-endap. Huft, isi pikirannya sudah tidak karuan.

"Nah, itu anaknya pulang," tunjuk Aqmar cepat setelah melihat Emlyn menutup pintu dengan pelan. "Silahkan, Ma, diulang lagi semua kalimat yang tadi Mama keluarkan dan sampaikan pada yang bersangkutan. Aku pamit undur diri," sambungnya sambil membungkuk dan melirik Emlyn seraya menjulurkan lidahnya.

Emlyn tidak menatap Danita sama sekali. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar, menyapu seisi ruangan yang ternyata setelah disadari ada beberapa benda yang baru diketahui letaknya di sana. Setidakperhatian itu ia pada rumahnya sendiri.

"Baru bertemu lelaki incaranmu?" tuding Danita cepat dengan mata tajamnya.

Daripada menjawab Emlyn lebih memilih untuk menarik napas panjang dan menghelanya pelan. Adu pendapat akan kembali dimulai. Mari siapkan diri dan mental.

"Kamu jangan lupa, Em, kamu udah punya Anka. Jangan terseret pada halusinasimu yang nggak jelas itu. Kamu kebayang nggak gimana perasaan Anka, kalau tahu orang yang akan dinikahinya ternyata masih mengejar laki-laki lain? Laki-laki yang sedari dulu dikagumi seperti orang gila, yang jelas-jelas nggak bakal bisa digapai," cerocos Danita mengeluarkan kekesalannya.

Emlyn berjalan santai ke arah sofa, mendudukkan dirinya di sana. Dari ujung mata, ia tahu bahwa Danita juga melakukan hal serupa. Duduk tepat di depannya. Dapat dipastikan Danita bertambah kesal karena sikap cuek yang ditunjukkan oleh Emlyn, seolah pembahasan ini tidaklah penting.

"Kamu jawab Mama dengan jujur, kamu masih tergila-gila dengan si Korea itu, kan?" tanya Danita sarkas.

Lagi-lagi Emlyn menghela napas. Kini ia menitikfokuskan pandangan tepat pada Mamanya. Sepertinya sudah saatnya ia buka suara.

"Ma, aku belum memutuskan akan menikahi Anka atau nggak. Mama sendiri yang bilang, nggak akan memaksaku. Itu pilihanku. Terkait aku bertemu member XO, itu karena aku punya kerjasama dengan mereka. Bukan hanya denganku, tapi juga dengan Mas Barra. Aku juga ke bandara bukan semata-mata ketemu dengan mereka. Aku membuntuti Anka yang terlihat mencurigakan." Emlyn yang awalnya menjawab terkait hubungannya dengan kedatangan XO, kini menggiring pembahasan secara pelan ke arah tingkah laku Anka.

"Apa maksudmu mencurigakan?" Berhasil. Danita terpancing dengan kata tersebut.

"Aku nggak yakin Mama akan percaya dengan omonganku, karena aku juga belum punya bukti konkret. Tadi aku ke sana untuk memastikan hal itu, tapi terhalang dengan penuhnya para penggemar."

Danita terlihat tidak puas dengan cara Emlyn menjawab pertanyaannya. "Kamu jangan bertele-tele. Apa yang mencurigakan dari Anka?" tagihnya lagi.

Emlyn pun sedikit menceritakan apa yang telah dilihat Ettan kala itu, serta apa yang dilihatnya hari ini di bandara. Cerita Emlyn ternyata disambut dengan tidak senang oleh Danita. Emlyn sadar, ini bukan saat yang tepat memberitahu Danita perihal Anka, terlebih ia tidak memiliki bukti kuat. Namun, demi mengalihkan perhatian mamanya atas kecurigaan mengenainya dan Chanyeol, maka ia memilih jalan ini.

"Kamu nggak boleh nuduh dia sembarangan begitu. Dia anak baik. Kamu nggak lihat, ngomong aja dia sopan banget. Di mana letak belok nya coba?" tanya Danita tidak terima.

"Ma, emang ada ya orang maling ngaku nyuri? Terlebih di negara kita yang memandang rendah hal seperti itu. Nggak semudah itu mengakui hubungan terlarang itu, Ma." Emlyn berusaha berbicara sebaik mungkin.

Danita segera mengambil ponselnya di saku celana dan menghubungi seseorang. Dari gelagatnya, Emlyn tahu siapa yang dihubungi. Terbukti saat Danita menyampaikan pada Emlyn apa yang baru saja diobrolkan dengan orang yang ditelepon.

"Anka pergi ke Bali dengan rekan kerjanya terkait kerjaan. Kamu sama laki-laki aja cemburu, gimana kalau dengan perempuan? Udah. Kamu jangan lagi berani nuduh dia yang bukan-bukan. Mama tahu, ini akal-akalan kamu demi membela si Korea itu, kan? Jangan harap kamu bisa ketemu dia," pungkas Danita.

Mendapat ancaman tersebut, Emlyn tidak bisa menahan diri. Mana bisa tidak bertemu pujaan hati saat mereka sedang menghirup oksigen di daerah yang sama?

"Nggak bisa gitu dong, Ma. Ini kerjaan aku. Aku harus profesional. Mama nggak bisa mengaitkan perasaan pribadi Mama ke dalam urusan kerjaan aku," sanggah Emlyn.

"Kamu sengaja ambil kerjaan ini karena ada dia, kan? Emang ini yang kamu incar saat ke Korea waktu itu, kan? Pokoknya kamu nggak boleh keluar rumah sampai besok. Titik. Awas kalau kamu keluar rumah."

Danita melemparkan tatapan tajamnya ke arah Emlyn yang sudah memelas. Tidak ada rasa iba sama sekali dari ibu kandung itu. Dengan cepat ia pergi meninggalkan Emlyn yang harus merenungi nasib tentang apa yang harus dilakukannya demi menemui para lelaki tampan dari negeri Ginseng itu?

Little girl, jangan lupa besok kita berkumpul untuk gladi ya.

Pesan dari Baek Hyun membuat Emlyn merengek dan berteriak tidak jelas seorang diri. Ia benar-benar kacau karena larangan Danita. Melawan perkataan orang tua durhaka, tapi tidak bertemu dengan pujaan hati rasanya sangat merana.

Chingu-ya, jaebal ༎ຶ‿༎ຶ༎ຶ‿༎ຶ

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro