Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kisah Cinta Lama

Tubuhku seakan tersedot(?). Kepalaku pusing. Aku bingung. Apa yang terjadi. Lantas tiba - tiba, aku terjatuh dari pohon yang cukup tinggi.

"HU-HUAAAA!!!" Bagaimana ini!!?? Aku akan jatuh! Aku akan jatuh! Aku akan jatuh! Tinggal 3 meter aku menutup mataku pasrah.

Tiba - tiba sebuah lengan melingkar di pinggangku. Lantas aku pun jatuh.

Aku memberanikan diri membuka mataku. Hmmm... eh, ada orang!! Sepertinya dia lelaki. Dia masih terkapar di rerumputan.

Aku bangkit dari tubuhnya yang tadi kududuki. Kuperhatikan dia. Oh, dia masih nafas. Syukurlah. Aku ingat, dulu, aku jatuh dari kasur dan menimpa kucingku, dan kucingku mati saat itu juga.

Tak lama kemudian, lelaki itu bangun.

"Hu-huaaa!! Maafkan saya!!" Aku membungkuk begitu lelaki itu bangun. Tapi, dia hanya tersenyum. "Tak apa. Aku baik - baik saja." Lantas dia berdiri dan balik badan keluar dari tempat itu.

Tu-tunggu. Bukankah ini sekolah?? Aku menatap sekeliling. Pohonnya tidak sebesar yang sekarang. Eh?? Ja-jangan - jangan...

Cklik!

Aku menoleh cepat. Aku merasa diawasi. Terdengar suara dari belakang tembok. Aku pelan - pelan mendekati tembok itu.

"Yah! Si Cowoknya udh pergi!!"
"Tch.. gimana seh??!! Bebebku masa gak ada??!!" // entah kenapa author kok ngetiknya jijik yak?? '-'
"Gimana seh tuh cewek??!! Gak level banged deh!! Iyuw.."

Aku terkejut. Kakiku tersandung. Dan yang pasti aku TIDAK terjatuh.

Beberapa saat kemudian, ketiga cewek itu pergi dari lorong itu. Aku memasuki lorong itu dan segera menuju tempat dimana aku melihat tulisan itu.

Namun, hasilnya nihil. Tulisan itu tak ada. Aku menghembuskan nafas. Bel sekolah berbunyi. Aku beranjak menuju kelasku.

Tapi-eh-kelasku amat berbeda. Isinya berbeda, murid - muridnya berbeda. Bahkan guru - gurunya berbeda. Aku ragu - ragu mengintip kelasku.

Tiba - tiba sebuah tangan menarikku masuk. Aku tersentak. Tanpa disadari, kakiku menyenggol sebuah benang tipis. Dan..

BYUR!

Tubuhku basah kuyup. Sebuah ember besar berisi air telah menyiramku. Ternyata, yang menarik tanganku adalah salah satu cewek di lorong tadi. Dia tampak tertawa mengejek bersama teman - temannya yang lain.

Tetapi..

Kenapa yang laki - laki malah menatapku dengan wajah memerah?? Aku sedikit risih. Hingga aku tersadarkan...

Bajuku warna putih!!

Yang otomatis, bila disiram air, bakal tembus pandang. Aku terkesiap. Lenganku menutupi dadaku. Untung saja rokku hitam. Tapi... aku bingung dan malu. Sementara seisi kelas masih menatapku. 

"Makanya!! Murid baru gak usah belagu!! Emangnya segitu doang menarik?? Jijik deh.." kata si cewek itu.

Tiba - tiba sebuah jaket bertengger di pundakku. Dan si empunya jaket membalikkan tubuhku agar menghadapnya.

"Bebeb!! Kamu ngapain??!!" Si cewek itu berteriak pada lelaki si empunya jaket.

"Tentu saja aku berusaha menutupinya. Kasihan dia. Lagipula, kau mau tubuhmu dilihat seisi kelas?? Tidak kan?? Dan hentikan panggilanmu itu.."

"Tapi beb-"

"Sudah Laina, kau tak perlu protes." Kata si lelaki tegas. Cewek yang bernama Laina itu terdiam.

Lelaki itu membawaku ke kamar mandi perempuan. Dia menyuruhku memakai jaketnya dan mengganti bajuku. Aku hanya menurut.

Tak lama kemudian, aku keluar. Tampak dia sedang menungguku.

"Ano.. terimakasih." Aku membungkuk pelan. Lelaki itu hanya tertawa pelan. "Tidak apa - apa. Laina emang suka kelewatan. Maklumin aja." Katanya. Aku menatap wajahnya.

Wajahnya amat cemerlang. Seketika wajahku memerah. Aku merasakan tubuhku seakan disedot lagi.

☆☆☆

"Himeki!"

Aku terbangun. Tampak ruangan UKS  dan tercium aroma obat - obatan yang menyengat. Di samping ranjang yang kutempati, duduk Luna dan Tozaku dengan cemas.

"Huaaa!! Maafkan aku Himeki!!" Luna memelukku. "Kau tak perlu minta maaf Luna." Kata Tozaku dengan datar. Aku hanya terkekeh pelan.

"Aku ada di UKS?? Apa yang terjadi??" Aku bertanya. Dengan Luna yang masih memelukku.

"Tadi kau ditemukan oleh Tozaku di lorong. Kau pingsan. Lalu Tozaku membawamu kesini. Lalu memberitahuku." Kata Ayah-maksudku-Tateyama-sensei tiba - tiba.

Aku hanya terdiam. Apa maksud mimpiku yang tadi?? Wajahku bersemu merah. Tozaku hanya memperhatikanku dan Luna datar. Sementara Luna masih mengoceh tentang ini semua salahnya.

Aku menoleh ke Tozaku yang memperhatikanku. Aku tersenyum. "Terimakasih, Tozaku-kun." "Ah.. I-iya.." jawabnya.

Sore pun datang(A/N: halah, udh dari tadi kali. / Himeki: kan biar keren kali thor :V), aku melambaikan tangan pada Luna. Dan aku pun pulang dengan Tateyama-sensei-maksudku-ayah dan Tozaku-kun.

"Untung saja kau tidak apa - apa Himeki. Ayah sangat khawatir. Sampai ayah tidak fokus mengajar.." ayah bercerita. Aku hanya terdiam.

"Ano.." "Ya??" Aku menoleh. "Kau memakai jaket siapa??" Tanya Tozaku-kun. Aku melihat pakaianku.

ASTAGHFIRULLAH, SUBHANALLAH, MASHA ALLAH, INNALILLAHI, dan seterusnya..
*author males ngetik*

A-aku.. aku memakai jaketnya cowok itu!! Seragamku berganti dengan jaket itu. Refleks kubuka resleting jaketku.

Tiba - tiba tangan Tozaku-kun menutup kembali resleting jaket. Aku menatapnya heran. "Kau tidak memakai apapun selain pakaian dalammu dibalik jaket itu." Kata Tozaku-kun sedikit bersemu. Wajahku memerah.
*author juga blushing*

"Baik-baiklah. Aku dan Ayah akan pulang. Jadi.. Jaa ne!! Tozaku-kun!!" Aku melambaikan tangan gugup ke Tozaku-kun. Yang hanya dibalas oleh lambaian gugupnya juga. Ayah langsung menggodaku begitu Tozaku-sudah masuk rumahnya.

☆☆☆

(Tozaku POV)

Wajahku memerah tak karuan. Kenapa perempuan itu begitu manis.. agh!! Kenapa aku memikirkan ini!!?? Bukannya madu lebih manis??
*author digampar reader*

Ta-tapi.. perempuan itu mirip dengan putri di mimpiku. Putri yang membuatku.... jatuh cinta..

"Hayo!! Lagi ngapain??"

DEG!

Ternyata, kakak perempuanku, Akira Isho. Ternyata dia sedang libur.

"Onee-san, kau mengagetkan saja." Seruku. Isho hanya terkekeh.

"Lagi mikirin siapa?? Tunanganmu itu ya??" Goda Onee-san. "A-apaan sih??!! Gak mungkin!! Itu kan cuma karena janji ayah doang!!" Seruku. Wajahku memanas.

"Halah! Kalo suka ngapain mengilah begitu!! Ntar keburu diambil orang lho~~" lanjut Onee-san sambil memakan pocky-nya.

Aku hanya terdiam. Lantas masih dengan sisa semu aku tiduran di atas kasur. Seandainya saja... dia tidak ada. Aku tak perlu seperti ini...

To be continued~~~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: