APA!!?? PERJODOHAN??
"Perkenalkan Himeki, ini Akira Tozaku dan Akira Tetsuya." Kata ayah memperkenalkan kedua tamu itu.
"Yoroshiku onegaishimasu." Ucapku. Mereka mengangguk.
"Jadi ini putri anda, Tateyama-san??" Kata Akira-san sembari memperhatikanku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dan itu membuatku geli.
Tiba - tiba remaja laki - laki yang duduk di sebelahnya bangkit dan berdiri menghadapku dengan sangat dekat. "Ayah, hentikan sifat mesummu itu." Katanya sembari menengok ke lelaki paruh baya itu yang rupanya ayahnya. Tangannya memegang erat bahuku dan menggeserku agar tubuhku tertutupi olehnya.
"Tozaku, kau sangat protektif ya. Bahkan kalian baru saja bertemu." Kata Akira-san sambil tergelak. "Nah, biarkan aku melihat anak itu lagi-" "Cukup ayah." Tozaku-kun, begitu namanya. Semakin mendekat untuk menutupi tubuhku. Mukaku memerah tak karuan. Bagaimana tidak??
"Baiklah. Kalian jangan bertengkar di rumahku. Nah, Akira-san, sebaiknya kau hentikan acara melihatmu itu.." kata ayah sambil memberikan tatapan death glare.
"Baiklah. Maafkan aku." Akhirnya Akira-san berhenti dan kembali serius. "Jadi, Tozaku, bagaimana kau duduk dulu dengan gadis itu??" Ajak Akira-san. Tozaku-kun mengangguk dan mengajakku duduk di sampingnya.
"Begini Himeki, seperti yang ayah katakan, akan ada sesuatu di bulan ini." Aku menunggu. Tozaku-kun masih memegang tanganku.
"Dulu, saat ayah masih muda, ayah berjanji dengan teman ayah untuk saling menikahkan anak kami."
"Bertahun - tahun berlalu. Akhirnya aku dan ibumu menikah. Kami hidup bahagia selama itu."
"Saat itu, aku sedih, bahwa kami tak bisa memiliki anak. Kau tahu?? Aku mengurung diri di kamar seharian. Seperti anak kecil saja. Impianku untuk menimang bayi dan mengajak anakku jalan - jalan pangkas sudah."
"Namun, saat terdengar kabar ayahmu meninggal, ibumu amat sedih sekali. Ia bahkan tak kuasa datang ke pemakaman ayahmu. Ia merasa sedih, tapi tak berani menampakkan diri. Hingga akhirnya kami datang berdua ke makam ayahmu sore - sore."
"Seminggu kemudian, kami mendapatkan surat dari kota ayahmu. Di surat itu tertulis bahwa kau masih hidup, dan tak mampu ditampung lagi. Aku langsung menanyakan perihal ini ke ibumu, dan ibumu berkata bahwa memang ia memiliki anak sebelum menikah denganku." Kata - kata Ayah terhenti. Ia menatap langit - langit ruangan sambil mendesah.
"Itu benar." Ibu tiba - tiba berkata. Kami semua berjengit. Ibu nampaknya sedang turun. Lalu Ibu mendudukkan dirinya di sebelah ayah.
"Karena terlalu sedih, aku sampai melupakan akan kau nak. Aku bahkan melupakanmu."
"Seketika aku terkejut, aku harus menjemput anakku. Maka sehari kemudian, kami menjemputmu untuk tinggal bersama kami."
"Akhirnya sekarang, setahun kemudian, kau sudah berbaur dengan lingkungan ini. Kau sudah ceria seperti dulu. Ibu dan ayah amat bahagia saat itu. Terlebih lagi ayah, ia amat senang dengan kehadiranmu. Kau ingat, ia selalu menemanimu kemana pun kau pergi, bahkan sampai kau jengkel." Ibu tertawa pelan.
"Dan sekarang, ayah teringat janji itu ketika bertemu dengan Akira-san di kantor. Mereka kembali mengingat tentang janji itu. Kebetulan, Akira-san mempunyai anak laki - laki sebaya kamu." Kata Ibu.
"Tung..... tunggu dulu...!! Be... berarti...." aku tergagap. Ini tak mungkin. Pasti tak mungkin.
"Benar!! Akira-san dan ayah adalah kedua teman itu!!" Seru ayah.
"Dan Tozaku-kun lah anak itu!!" Seru ibu ikut - ikutan.
"Jadi kalian berdua adalah tunangan!!" Kata ayah dan ibu sambil mendekatkan kami berdua.
"Eh..!?" *blushing* -Me
"......." *muka datar* -Tozaku
☆☆☆
Esoknya, hari cerah seperti biasa. Tozaku, akhirnya karena urusan pertunangan ini, masuk ke sekolahku. Seperti yang ayah bilang semalam. Dan betapa terkejutnya diriku, mengetahui rumahnya tepat di sebelah rumahku.
"Um..." aku malu... bagaimana ini?? Apa yang akan dikatakan oleh yang lain?? Uh...
Tiba - tiba Tozaku memelukku. "Ano.... Tozaku-kun..." aku bingung. Antara malu dan bingung. "Aku melihat kau cemas. Jadi mungkin pelukan bisa membuatmu tenang." Katanya dengan muka datar. "Huee!!"
*skip*
"Hari ini, kita kedatangan teman baru. Ayo, Tozaku-kun, silahkan masuk." Kata Tateyama-sensei alias ayah.
"Selamat pagi semuanya. Namaku Akira Tozaku."
"Woaahhh~~~~" -RandomGirl1
"Kyaaa!!! Imutnya~~~~" -RandomGirl2
"Tch! Ada saingan baru nih."
-RandomBoy
"Zura...." -H*anamaru//woy!! Salah tempat!!
"Hmm.. lumayan. Bu-bukan berarti aku suka dia!!" -Izuyaki
"Haha." -Haru
"Haru-chan, kau tak perlu malu..."
-Taru
"Aku Izuyaki!! Bukan Haru!!" -Izuyaki
Aku tercengang melihat reaksi seisi kelasku.
"Ada yang mau bertanya??" Tanya Tateyama-sensei.
Luna mengangkat tangannya.
"Ya, Luna??"
"Ada hubungan apa Himeki dengan Akira-kun?? Aku melihat mereka tadi pagi jalan berdua."
Seisi kelas langsung ribut. Mukaku memerah tak karuan.
"Ah, Himeki-chan dan Tozaku-kun adalah tunangan." Jelas Tateyama-sensei.
"APAAAA!!??" Teriak seisi kelas.
"Sudah, sudah, nah, Tozaku-kun, kau bisa duduk di samping Himeki. Kebetulan samping Himeki kosong."
"Baik pak."
Tozaku melangkahkan kakinya ke meja di sebelahku. Lalu ia duduk di sebelahku.
"Baiklah, saatnya pelajaran dimulai." Ujar Tateyama-sensei. Kami semua pun diam.
☆☆☆
Waktu istirahat telah tiba. Aku yang selama pelajaran tak tahan dengan keadaan baru ini langsung pergi keluar kelas. Meninggalkan teman - temanku yang hendak bertanya padaku.
Aku berlari menuju taman belakang sekolah. Disana sepi, bahkan tak ada satu orang pun. Aku mendudukkan diri di bawah pohon rindang.
"Fyuuhhh... kenapa sih, disekolah ini banyak hal yang tak kumengerti??" Aku mendesah pelan. Ini menyebalkan. Aku bahkan tak pernah jatuh cinta atau setidaknya suka pada seseorang.
Huft.... tenang Himeki..
Aku beranjak berdiri. Dan melangkah menuju lorong sempit menuju gedung sekolah. Lorong itu gelap. Hanya ada lampu redup di tengah - tengah lorong. Aku melangkah dengan tak peduli. Namun, mataku menangkap sesuatu di dinding lorong.
Apa itu?? Aku mendekat. Disitu terlihat sebuah tulisan dengan kapur. Agak buram. Aku mengamati tulisan itu.
Aku terkesiap.
"Bu-bukankah-"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yahoo!! Pa kabar minna??
Author kembali disini bung!! Hehe.. sejauh ini ceritanya udah bagus belum??
Mohon maklumi yah. Author hanya anak labil.
Author sengaja buat ceritanya lebih santai dan gak terlalu serius. Supaya Readers-san juga gak terlalu terbawa ceritanya.
Semoga para Readers-san menikmatinya ya..
Ja neee~~~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro