Mengkritik, Menasihati, apa Nyinyir?
Assalamu'alaikum ...
Coba pilah dan telaah lagi, kalau kita mengatakan atau mengomentari sesuatu pada sahabat, teman, atau mungkin partner kerja atau hidup kita. Kenali, apakah kita sudah benar ingin memberi nasihat, mengkritik atau cuma mau nyinyir?
Nyinyir, tau kan nyinyir tuh yang gimana?
Taulah yah pastinya. Kadang kalau bukan nyinyit suka pake sindiran halus.
Nah, mulai sekarang... Coba kita telaah lagi. Bener gak sih cara kita mengkritik atau kasih masukan? Dalam islam ada etika yang harus kita pahami, dan lakukan saat kita akan memberi masukan atau kritikan pada sahabat atau saudara kita. Agar kritikan kita bisa masuk, bisa dia pahami tanpa harus menyakiti perasaan dan bikin seseorang yang kita kritik jadi terpuruk dan patah semangat.
1. Ikhlaslah
Udah ikhlas niiih mengkritik? Gak pake hasud apa dengki, atau iri hati? Yuk, dicek. Ini harus ya, karena apa? Karena mengkritik yang ikhlas adalah bertujuan murni karena ingin seseorang itu menjadi lebih baik, bukan karena kita iri, lalu menjatuhkan, dan bermaksud menonjolkan diri.
2. Sudahkah kritikan kita ditopang dengan ilmu.
Nah, kita harus tahu letak kesalahan yang akan kita kritik. Apa saja dan di mana letak kesalahannya. Jangan sampai kita mengkritik tapi kita tidak paham dengan ilmunya.
3. Adil coooy.
Seorang kritikus tidak boleh berbuat zhalim, melampaui batas, menuduh, dan memaknai perkataan dengan makna yang tidak dimaksud oleh pihak yang dibantah. Jadi hati-hati yaaa. Jangan sampai kita terkesan mendholimi.
4. Berprasangka baik tapi tetap kritis
Kita tetap berprasangka baik, tapi kita harus tetap memerhatikan dan tidak membiarkan orang yang dikritik ini melakukan kesalahan demi kesalahan lalu kita biarkan. Dan kita juga tidak boleh langsung berprasangka buruk. Kita tetap harus bisa teliti dan menimbang dari dua sisi.
5. Lemah lembut juga santun
Nah ini niiih. Udah kaya gini belum? Tetap gunakan bahasa yang santun. Tidak mendikte. Tidak menjudge. Tidak membully. Jangan NYINYIR. Noooh bahasa gamblangnye nyinyir.
Jika sedang dalam halayak ramai, tunggu sampai sepi, temui, tarik dan ajak bicara. Kasih masukan. Itu yang harusnya dilakukan. Jangan langsung ditodong di muka umum. Bahaya. Bisa-bisa bukan kasih solusi, tapi ngajak ribut.
6. Kritik apa yang jadi kesalahannya.
Jadi gak usah merembet ke hal lain, ya. Cukup pada poin permasalahan yang jadi pembahasan. Gak usah ke urusan dapur, apa lagi sumur dan kasur. Dilarang! Heheheh
7. Boleh membantah secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi
Maksudnya?
Lihat, tadi saat membahasnya di forum yang bagaimana? Apakah dia mengkritik dalam forum terbuka atau tertutup? Lakukan pula bantahannya seperti itu. Jika di forum terbuka, lakukan bantahan di depan forum, tapi jika tidak, lakukan bantahan di forum tertutup, yaitu dengan cara mengajaknya bicara.
7. Jangan memvonis
Jadi jangan langsung memvonisnya dengan hanya membeberkan kesalahannya, tapi beri solusi dengan cara memberitahukan apa saja hal positif dan kebenaran-kebenarannya.
Karena setiap kebenaran patut diterima dan didengar, sedangkan setiap kebatilan patut dibantah, siapapun orangnya. Tidak ada pihak yang terbebas dari kritikan dan bantahan setelah para nabi dan rasul.
Naaah terakhir nih,
8. Harus bermaksud baik, yaitu murni menasihati, bukan menggurui, mengajak bukan mengejek. Mengajarkan, bukan menghajar.
Nah... Monggo yang pada pinter... Siapa yang mau mengkritik, perhatikan hal-hal tersebut yaaa.
Jangan sampai yang pada pinter, mengkritik tanpa etika, nanti jatuhnya justru seperti orang yang tidak berpendidikan dan kampungan.
Dan nyinyir pake sindiran pun jatuhnya kampungan. Jadi tentukan kwalitas kita, melalui apa yang menjadi sikap dan perkataan kita, maka itulah jati diri kita yang sesungguhnya.
Didapat dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum
JuliaRosyad9
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro