Pernah mendengar ketika kita menasihati seseorang tentang kebaikan? Lalu apa jawaban mereka ketika mereka tidak terima dengan nasihat yang kita berikan? Bukan nasihat yang mendikte, tapi mengajak.

"Siapa lo? Kaya hidup lo udah bener aja, urus aja hidup lo sendiri, hidup lo juga masih belum bener. Sok suci banget sih, lo!"

Pasti itu jawaban yang sering kita dengar,kan? Walau tidak semua orang berbicara demikian.

Oke! Hidup kita belum sepenuhnya jadi orang baik. Lalu jika jawaban mereka seperti itu, kita harus bagaimana? Menunggu kita jadi baik?
Baru kita bisa mengajak dan saling mengingatkan pada kebaikan? Tapi kapaaaan? Jika kita tidak memulai semuanya dari sekarang?

Hati-hati setan membisikkan sesuatu yang kelihatan benar padahal salah. Artinya menyesatkan. Kadang kita bicara seperti;

"Percuma! Ngaji siang malam, sholat siang malam, tapi mulutnya kaya ember, tukang ghibah. Mending gue yang sholatnya belang bentong, gak suka bicarain orang."

Wooww!!! Sejak kapan ada kata percuma? Hati-hati kata-kata setan yang satu itu. Sudah banyak yang berhasil menyesatkan loh. Padahal setiap perbuatan Allah akan beri ganjaran sesuai dengan perbuatannya. Walau kebaikan itu hanya sebutir debu. Termasuk shalat kita, nasihat kita, amalan apapun tidak ada yang percuma. Asalkan kita niatkan karena Allah. Yang percuma itu, yang gak melakukan apapun. Karena dalih yang sesat tadi. Berdalih melakukan kebaikan setelah kita jadi orang baik. He he he, yang ada waktu kita habis dimakan usia. Hingga akhirnya kita masuk liang lahat.

Nah, cara berbagi kebaikan tidak harus dengan kita di atas mimbar, seperti orang ceramah. Dakwah tidak harus selalu dengan kita menjadi seorang mubaligh/ mubalighoh. Kita sedang menulis bukan?

Tulisan, berbagilah kebaikan melalui tulisan. Menulis sesuatu hal yang bermanfaat. Yang bisa menyisipkan pesan di dalamnya. Pesan yang baik. Yang bermanfaat bagi setiap pembacanya. Tulisan bisa jadi investasi akherat loh, investasi amalan kita. Dan kita sendiri yang memilih jalannya. Apakah akan kita leburkan jadi dosa atau pahala. Positif atau negatif.

Jika tulisan kita bermanfaat dan membuat hati setiap pembacanya menjadi menyadari setiap kekeliruannya, dan dia kembali pada jalan yang benar, maka itu akan menjadi sebuah amalan naik untuk kita, sudah membuat mereka sadar.

Jadi...

Setiap yang kita tulis, akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, kelak di yaumil akhir. Maka tuliskan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi kita, juga para pembacanya. Di mana yang membaca pun tidak akan menuai dosa dan mudhorot karena tulisan kita.

Jadikan tulisan kita menjadi ladang amal, yang berisikan kebaikan. Sebab tulisan sama saja merupakan investasi akhirat kita. Dari salah satu jariah yang tak akan terputus pahalanya di saat kita meninggal dunia. Jariah dari ilmu yang berguna. Yang akan terus mengalir hingga kita menutup mata.

Semoga bermanfaat.

Thanks to

eaaprilia
MethaSaja
Tyaswuri
brynamahestri
Bae-nih
sicuteaabis
xxgyuu
Nurr_Salma
holladollam
TiaraWales
CantikaYukavers
Jagermaster
SerAyue
Vannie_Andrie
elloaris
Izna_19
Achik36
Delta_Y
paizinpalmap
d99tik
B_Skyy
anggaraini86
ssvanbeuteles
AhmadSofyan842
PurrieAmirta

Semoga bermanfaat

Jazakallah khair,

Wassalamu'alaikum

Julia Rosyad