Tahun Baru!
Yeay gua akhirnya bisa upload bagian yang ini wkwk
monmaap baru bikin :>
btw, bagian ini Atsumu udah baikan. jadi part ini udah jauh dari part kemarin.
selamat membaca!
Oh, iya vote dan komen ye nyeheheh :V
...
Jam 21:00
TRING!!
TRING!!
Bunyi bising suatu benda didalam yang tertutup oleh keramaian diluar. Keramaian yang tercipta oleh banyak gelak tawa dan suasana yang menyenangkan. Dengan kembang api yang tiba tiba meledak di awan. Ah, ini Akhir tahun!
Sebenarnya rasanya sangat menyenangkan mengetahui tanggal merah bisa dirasakan di tahun baru ini. Mereka semua berkumpul. Para pekerja rodi—maksud saya pekerja kantoran yang biasanya mengejar deadline dan bekerja seperti bukan manusia. Kini dengan tawa, Perut kenyang, santai santai---Pokoknya sejenak tak ada risau di pikiran mereka.
"Woe! Makan jagung bakar dulu lah! Ikannya nanti jam 12 malem!" Ucap seseorang berteriak dari ujung rumah Sugawara. Dia tengah mengipasi sebuah tungku arang yang digunakan untuk bakar bakar makanan. Ya, iyalah. Ya kali bakar rumah. Btaw, itu bang Kita.
"Iya bang tenang!" Saut Lev. Padahal dia sedang mencuil sedikit demi sedikit ikan yang ada di piring.
"Woe! Jangan makan dulu dibilang!" Itu bang Kuroo yang menghampirinya, karena greget melihat Lev yang tydak amanah. Lev kini hanya cengar cengir mendengar Kuroo. Yang lain sebenarnya hendak baku hantam dengannya kalau dia meneruskan kegiatan mempreteli ikan bakar tadi.
"Pilih Palu, celurit atau apaan neh? Tadi gua liat lengkap lah di dapur bang Suga." Tanya Nishinoya yang sudah melipat lengan bajunya dan mendekati Lev. Si jangkung itu memberikan dua jari peace kedamaian. "Ampun bang hehe."
"Hehahehe. Gigi u kering!" Semprot Terushima yang juga menghampirinya. Kelakuan 2 senior itu membuat geleng geleng kepala temennya. Ennoshita yang kalem duduk memperhatikan mereka dengan kesal.
Mereka semua sepakat santai santai dirumah Bang Sugawara di malam tahun baru ini. Ajakan seniornya itu didasari kasihan dengan anak kost, perantauan, nolep, dll. Pokoknya hidupnya basi bange—Oke sedih sih kalau diceritain. Sugawara dengan para senior akhirnya membuat sebuah acara dimalam tahun baru untuk rekan rekannya.
Rumah Bang Sugawara terbilang luas depan rumahnya. Dengan menggelar tiker besar yang walau tidak terlalu empuk rasanya itu sudah sangat nyaman berkumpul. Rasanya seperti susah senang bersama. jiahhh
"Wah kayaknya ada yang kurang." Ucap Tanaka yang tengah berada disana sembari mengolesi jagung dengan margarine. Dia membuat semua rekannya menoleh. Hinata mengangkat tangan. "Gua tau bang!"
"Oke, gua tebak kalian mau bilang kembang api kan?" Saut Futakuchi. Membuat Hinata dan Tanaka mengangguk "Nah! Sepemikiran!"
Mereka mengangguk setuju. Membuat hampir seluruh orang yang ada disana mengeluarkan uang untuk patungan beli kembang api. Dari yang hanya berbentuk kembang api hingga yang besar dan ledakan dilangitnya luar biasa. Tapi sesosok rekan senior berteriak. "Nggak! Dilarang petasan disini, ganggu yang tidur!"
Ternyata larangan itu dilontarkan oleh bang Ushijima. Sontak semuanya menghela nafas kecewa. Yah, tidak sepenuhnya sih. Lagipula kembang api membuang banyak uang hanya untuk kesenangan sementara. Jiahhh
Mereka akhirnya hanya mengobrol dan makan sosis bakar, jagung bakar. Ini pukul 10 malam. Sebentar lagi mereka akan makan berat. Tentunya dengan nasi dan ayam bakar dan ikan bakar yang benar benar wangi aromanya. Bahkan tercium sedari mereka dibakar.
Begitu mereka tengah asik pada kegiatannya. Muncul sosok Oikawa didepan rumah. Dia baru saja datang dengan membawa sebuah kotak. Membuat rekan rekannya penasaran, begitu ia turun dia menyodorkan kotak itu ke rekannya. "Ayo dong dangdutan. Garing banget klean!" Ucap Oikawa. Ternyata kotak itu berisi mic dan pengeras suara.
"Wih! Siniin!" Bokuto merebut kotak itu yang sempat dipegang oleh Tendou. Dia menyolokannya di stop kontak yang disediakan. "Wehey!! Ayo yang mau request, dipersilahkan!" Dia menyalakan mic. Yang lain tergelak, sosok Atsumu datang dengan ponsel yang tengah membuka youtube. "Request bang! Sheila on 7! Sahabat sejati!
Bokuto menggeleng. Membuat atsumu terdiam tak mengerti, Bokuto kembali berbicara. "Nggak! Lu bukan sahabat gua!"
"Lah jahad!!!" Atsumu tak terima juga tak mengerti.
"Gak jelas nih Bokuto." Tendou menyaut.
"Minggir bang minggir awokawoawk." Itu si kampret Tanaka btw,
Kuroo menghampirinya dan meraih mic. "Yok ah! Soundnya tolong!" mereka lalu mulai menyanyikan lagu dengan asik. Meninggalkan Bokuto yang malah pundung. Akaashi duduk disampingnya. Dia menghela nafas. "Lagian jahat lu bang." Ucap Akaashi disela sela diamnya. Bokuto manyun. "WOE AH! AKAASHEE!"
Pegang pundakku jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah
Lelah dan tak bersinar
Remas sayapku jangan pernah Lepaskan
Bila ku ingin terbang
Terbang meninggalkanmu hu ho ho ho
Mereka asik meloncat loncat dihadapan Kuroo yang kini naik ke meja. Asik seperti konser sungguhan, meski Kuroo mengecewakan karena dia bernyanyi nyaring dan sumbang. Yang lain tergelak.
"Sue jelek bang suaranya!"
"Iya bang awokawok."
"Sopan kah begitu?"
"Woe nikmatin aja!" Kuroo menunjuk dengan kesal dan berbicara. Akibatnya dia tertinggal beberapa lirik.
Lagu pertama pun selesai. Kuroo turun dari meja dan mengoper mic itu. Disana Nishinoya mengambilnya dan naik ke atas meja. "lagu kedua cuy! Gua mau Cuma saya!" Kini Atsumu menyetel lagu itu. Baru saja Nishinoya hendak bernyanyi, namun dia malah salah fokus dengan para penonton yang sudah loyo dihadapannya. Membuatnya menaikan alis. "Lah, ngapa lu pada?"
Terushima mengangkat tangan menyerah. Dia duduk, lalu memijat pinggangnya. "Cape brow!"
Yang lain mengangguk setuju. Bukan hanya lelah, rasanya badannya berasa sakit begitu bergerak terlalu bar bar apalagi loncat loncatan seperti itu. Nishinoya menatap mereka dengan kecewa. "Ah, tua lu pada."
"Lu juga Noy, nyadar.. Huft.." Ucap Tendou yang kini duduk dengan menselonjorkan kakinya dibawah. Dia memijat tubuhnya dan tidak memperdulikan gerutuan Nishinoya disana. Yah, yang lain juga melakukan hal yang sama.
Begitu mereka sibuk dengan kegiatannya, sosok Kita menghampiri mereka. Mereka membelak, melihat nampan besar berisi ikan yang sudah dibakar. Wangi nya membuat mereka menelan ludah. Akaashi tau tau sudah ikut menyiapkan makanan. Padahal sedari tadi, dia juga berada disana.
"Gua racikin sambel kecap nih." Ucap Akaashi. Mereka ber-woah ria. Asik, makanannya seperti bertambah cita rasa. Sugawara juga datang dan membawa nampan berisi ayam bakar.
"Yeay!! Makan makan!" Ucap mereka dengan antusias. Sebagian menyiapkan piring untuk mereka. Yaku menghampiri mereka dengan sebuah tempat nasi besar. Berisi nasi liwet. "Oy, ambil sesuka lu pada. Gua udah buat banyak!!"
"Yosh!!"
"Wah, wangi nya enak bang! Kali kali nanti buat liwet di kantor gitu~" Lev berucap dengan senang dengan mengambil piring disana. Kuroo terkekeh disampingnya. "Yoi, mayan kan gua jadi kaga makan mie goreng mulu—Kenma makan! Game terosss!" Kini Kuroo malah asik sendiri dengan memarahi Kenma diujung sana.
Yaku mengangguk mengiyakan. "Asal bahan nya ada mah gas in."
Jam jam menuju tahun baru, mereka makan bersama dengan berbincang bincang seru. Hampir semua makanan sudah diambil dan semuanya mendapatkan makanan mereka. Acara itu berjalan menyenangkan---
Hingga..
Ketika mereka asik makan dengan berbincang dan menikmati kegiatan makan bersama, Sugawara telah selesai terlebih dahulu. Karena terbiasa makan cepat dan tidak terlalu banyak bicara dengan yang lainnya. Dia berjalan kedalam rumah dan berniat membersihkan piring yang ia gunakan.
Setelah selesai dia ingin beristirahat, dengan memainkan ponsel diantara rekan rekannya. Dia terdiam begitu berada didalam rumah.
Menyadari ponselnya tak ia pegang sedari tadi. Mungkin sekitar pukul 5 sore terakhir dia memakai ponsel itu. Setelahnya dirinya sibuk dengan urusan menyiapkan makanan untuk acara. Dia segera mengingat ingat. Masuk kekamar dan mencari keberadaan ponselnya.
Dia melihat benda kotak hitam tergeletak di kasurnya. Dia mendekat dan melihat ponselnya berada disana. Begitu ia menyalakan ponselnya, layar itu menunjukan notifikasi tak terduga. Dia membelak.
15 panggilan tak terjawab (Boss)
40 pesan tak terbaca (Boss)
Sugawara menelan ludah. Dia membuka kunci password ponsel. Setelah itu mengklik notifikasi itu. Dia masuk kedalam media sosialnya, dan melihat isi pesan itu. Dia membaca dengan perlahan.
'Gila! Ini tahun baru coy!' Sugawara menggeleng heran. Dirinya segera mengambil jaketnya dan mengambil kunci motor. Lalu dengan tergesa menuju keluar. Disana, rupanya kegiatan grasak grusuknya diperhatikan rekan rekannya. Sugawara menatap mereka dengan wajah pucat. "Guys, kita ada percepat dedline. Lo semua buru rapihin ini dan cepet ke kantor!"
Mereka membelak. Sugawara sudah menyalakan motornya. Dia akan langsung meminta penjelasa kepada atasan dan segera mengecek ke kantornya. Daichi berdiri dari duduknya begitu mendengar Sugawara. "Gua ikut Sug!" Dia segera meraih helm miliknya dan kunci motornya. Mereka akhirnya bergerak duluan dari yang lain.
"G-gua harus bantu apa?!" Tanya Yamaguchi yang ikutan panik begitu semuanya dengan buru buru membereskan makanan. Dia memegang piringnya yang belum habis. Diam diam berpikir sayang sekali kalau makanan itu tidak dimakan. Tapi Hinata datang menghampirinya. "Udah Yam, kita take away aja. Kayaknya urusan nya penting banget."
"Gua sampai kaget liat bang Daichi belum cuci tangan udah ngambil helm." Ucap Koganegawa dengan wajah horor. Yang lain mengangguk setuju.
Akhirnya mereka memilih membungkus makanan mereka. Tanaka menggeleng heran. "Etdah segala take away kek direstaurant." Dia menggerutu, yah sebenarnya ikutan gercep beresin sisanya.
Dan ketika jam 12 tepat, mereka akhirnya bergegas ke kantor. Meski dengan pakaian seadanya. Beruntung mereka kenyang dan siap mendengarkan masalah penting yang tiba tiba menghampiri mereka. Mengisi malam tahun baru ini dengan tiba tiba.
...
"Kenapa pake segala di cepetin ya pak Deadlinenya?"
Seseorang berbicara serius melalui telepon. Ekspresinya terlihat kesal dan bingung, tetapi dirinya masih berusaha fokus mendengar seseorang dari balik panggilan itu. Ia bahkan terlihat menekuk alisnya lama.
"Kur santai.. Itu juga bukan kemauan dari pihak kita dan kita gak boleh nge gas sama klien." Kita mengingatkan dari disampingnya. Dia membaca dokumen dokumen yang sudah terlampir disana. Kuroo memijat kening mendengar penjelasan. "Maksud bapak kita dipercepat deadline sampai lusa? Loh, katanya akhir bulan--"
Beberapa saat kemudian, Kuroo menghela nafas. Dia akhirnya mengangguk begitu saja. Dia menutup panggilan dan mengusap wajah. Dirinya dengan kesal berbicara. "Huft udah gila klien. Mentang mentang ngejar target. Kalau bukan karena kita udah hampir finish kita gak mungkin nerima itu!" Kuroo berbicara dengan menunjuk nunjuk dokumen dimeja.
Lelaki itu yang semula nya humoris begitu marah terlihat menyeramkan sekarang. Bahkan ruangan menjadi canggung dan tegang. Mereka terdiam mendengar penjelasan Kuroo. Lelaki itu keluar dari ruangan dan tanpa sengaja membanting pintu dengan kesal. Meninggalkan rekan rekannya yang masih berusaha mencerna masalah mereka.
Brak!!
Hening. Kini mereka semua berada di lantai 1 dan sedang melakukan meeting mendadak. Ini sudah pukul 2 pagi. Kantuk mulai menyerang, namun mereka memilih melanjutkan perbincangan penting ini.
"Ya. Oke, gua bakal kejar sekarang." Ucap Sugawara. Tentu saja semua nya menolak. Ushijima mengangkat tangan. Ia menggeleng dengan menghela nafas. "Gua pikir kita perlu buat jadwalnya sekarang. Biar lebih efisien dan nggak habisin waktu. Anak anak udah cape keliatannya." Dia berujar. Lantas semuanya terdiam. Masih ragu setuju dengan ucapan Ushijima.
Karena mereka tak tahu mampu atau tidak dalam mengajar deadline tersebut. Apalagi waktunya hanya 2 hari. Waktu yang gila untuk pekerjaan besar itu.
Kini mereka semua berada di lantai 1. Sedang melakukan meeting mendadak. Ini sudah pukul 2 pagi dan rasanya Kantuk mulai menyerang, namun mereka memilih melanjutkan perbincangan penting ini karena mendesak. Juga bisa dibilang gawat darurat lah.
"Pantes ya, gua kira klien asal asalan nentuin deadline." Ucap Tsukishima yang sedari tadi memegang dokumen. Dia berkata seperti itu karena menemukan hal yang kurang tepat pada hasil rapat kemarin. Tentu saja itu membuat kegondokan tersendiri didalam hati mereka.
"Ya gitu. Gua tau pasti ada yang kesalahan dibagian mereka. Tapi akhirnya yang kena imbas kita ya." Mendengar ucapan Terushima mereka hanya menghela nafas kesal. Akhirnya, beberapa pekerja akan mendapatkan lembur pertama mereka. Diawal tahun ini.
"Okay, gua mau beresin kerjaan duluan." Ucap Senior yang sudah terbiasa lembur. Itu si Tendou. Terushima pun juga langsung membubarkan diri dan naik ke lantai 3.
"Ati ati sakit, inget umur cok!" Disitu Kita yang sudah kesal karena peringatannya tidak digubris. Dia kini naik mengikuti Terushima. Dia kini menyeret Terushima dari lantai atas. Terushima meringis.
"Ouch! Iya iya bang! Gua gak kerjain dulu!"
Mereka akhirnya mengikuti arahan para senior. Setelah mendapatkan jadwal mereka untuk bekerja besok mereka memilih pulang dan istirahat. Agar bisa memulai pekerjaan dengan tubuh sehat.
Ready to tempur?
Yeah! Of course mamank!!!
.
.
.
Tbc.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro