Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

NASGOR! pt.2

"Gimana kalo saya yang masakin?"

____

Keduanya tak berkedip. Kinoshita yang tersadar akan ucapan (Name) langsung menggeleng kencang. "Gak! Gak usah mbak. Lagian juga ini udah malem."

(Name) tertawa kecil. "Ya gak papa. Lagian juga saya tinggal sendiri. Saya tau kalian itu anak baik kok." Dia berucap dengan senyuman tulus. Entah kenapa mulai muncul cahaya yang menyilaukan dari senyumannya. Kinoshita mungkin harus periksa mata kali ini.

Kinoshita berpikir sebentar. Ia sih, kalo ada bang Ushijima pasti gak apa apa, walau ia gak niat nimbrung disana nanti. Lagian juga ada CCTV dan udah pasti anak kantor santun orangnya, tapi...

'Masalahnya kami itu edan (gila) mbak!!!'

Nishinoya akhirnya mengangguk. Berbeda dengan Kinoshita yang labil dari tadi. "Yaudah deh mbak, saya anter sampe sana." Nishinoya kini meraih motor dan menunjuk jok dibelajangnya. (Name) mengangguk. Dia lalu menuju motor. Kinoshita melongo.

"Eh, gua gimana dong?!!" Kinoshita menunjuk dirinya. Gak terima kalo dia dikacangin begitu saja.

Nishinoya tersenyum ambigu. Hingga membuat Kinoshita merinding dibuatnya. "Jalan kaki aja ya, Shit. Ini gua mau nganter mbaknya." Setelah itu motor menyala. Dan banyak motor memutar perlahan.

Brummm...

Motor mulai menjauh. Nishinoya tertawa jahat memperhatikan Kinoshita yang masih diam memaku disana. "Bye~"

Back to Kinoshita. Dia terus menatap motor yang mulai menjauh. Kini matanya berhmgerak melihat jam, yang kini menunjukan jam sebelas malam lewat. pikirnya mana mungkin akan ada angkot atau ojek jam segini. Rasa kesal menguar dari hatinya.

"Ealah setan... Setan.."

....

"Assalamualaikum!"



"Waalaikumsalam! Abang! Mana makanannya!" Teriak Atsumu secara tiba tiba. Mereka terkejut, begitu juga (Name).

Atsumu terkejut melihat (Name), perasaan tadi dia minta beliin nasi goreng bukan minta nyariin jodoh. Eh?? Dia berusaha menjaga image.

"H-halo mbak." Atsumu Berucap disertai senyuman. (Name) mengangguk, "Hai,"

Sebelum Atsumu bertanya Nishinoya langsung berucap panjang. "Lu bilang ke yang lain bentar lagi (Name) Masuk kekantor, jangan ada yang tidur ditengah jalan. Dia mau masakin nasgor buat kita."


Wah, Atsumu semakin bersemangat teman. Mari buat mbak (Name) betah dan bakal sering sering mampir disini. Dia mengangguk. Lalu segera mengangkat jempol tangannya. "Siap bosqu!"

(Name) memperhatikan seisi kantor. Dia berdecak kagum melihat desain dan kerapihan disana. Teras bahkan terlihat terang dan bersih. Juga asri karena warna hijau rumput. "Wah, idaman banget nih."

Nishinoya mengangguk. "Ini yang bersihin mas Kita. Kebetulan mas Kita lagi gak lembur. Jadi anak kantor pada kelaperan kayak gini."

Oalah. Curhat dia.

"Kita, maksudnya Kita shinsuke?"

"Eh??"

(Name) tertawa. "Wah. Kita dari dulu gak ada bedanya ya? Jadi panutan banget apa apa." Dia mulai ber flashback ria. "Kok dia gak pernah ikut reuni-an lagi sih?"

Nishinoya mengerutkan dahi. Sejak kapan mbak (Name) tau siapa Kita. Kenapa dia ketawa dan dia ngerasa bahwa (Name) bahkan lebih lama kenal seniornya itu?

(Name) yang memperhatikan raut wajahnya mengerti. Tanpa menunggu pertanyaan Nishinoya dia menjawab rasa penasaran laki laki pend--maksunya kurang tinggi itu.

"Dia itu alumni SMA saya. Kita seangkatan."Jelasnya. Nishinoya ber"oh" ria. Untuk mengakhiri dialog panjang didepan teras akhirnya Nishinoya mempersilahkan dia untuk masuk. "Yaudah. Masuk dulu mbak."

(Name) dan Nishinoya akhirnya memasuki kantor yang kini lebih lega daripada sebelumnya. Beberapa lembar kertas berserakan kini tertata. Karpet yang buluk dibersihkan dan tentunya lantai yang dipenuhi debu kini sedikit berkurang.

Nishinoya memandang heran seisi kantor. 'Perasaan gua gak minta sampe segininya deh. Hmm.'

Ah, tapi yasudahlah. Mungkin (Name) dimata mereka nomor satu. Kalau Nishinoya dimata mereka mungkin gak ada nomornya, makanya kurang ajar banget.

ya ya. Mungkin gitu.

"Halo mbak (Name)." Sapa laki laki pemilik jok licin tadi. Alias Kuroo tetsuro yang baru saja keluar dari ruangannya demi menyambut tamu . Dia menyapa dengan ramah, yang dilanjut dengan uluran tangannya. "Saya Kuroo."

"Ah, kamu Kuroo toh!" Dia tiba tiba antusias, mengabaikan tangan Kuroo yang masih terangkat.


"Eh?!" Mereka terkejut bahwa (Name) mengenali Kuroo. Dalam hati Nishinoya berprasangka baik. Mungkin dia alumni sekolahnya juga.

"Dapet salam dari Ibu saya. Kebetulan dia kemarin mampir kerumah saya terus liat mas mas rambut hitam. Namanya kalo gak salah Kuroo, yang berarti kamu!"

Lah, gak usah ngegas juga mbak.

Yang lain pengen ngakak. Jadi keinget cahpter satu. Semua orang yang berada diruangan itu menatap Kuroo. "Cie, ditaksir ibu ibu komplek."

Dia menghela nafas lelah. "Bisa bisanya.."

Kuroo menengguk ludah. Nasib dia harus terus berurusan sama ibu ibu. Daripada melanjutkan topik itu Kuroo memilih melanjutkan tugasnya. "Yaudah deh mbak, saya lanjut kerja. Makasih udah mau masakin."

(Name) mungkin tidak peka dengan raut wajahnya tadi. Jadi dianya fine fine aja. Perempuan itu tersenyum lalu membiarkan Kuroo kembali pada pekerjaannya.


Setelah berbincang beberapa menit, satu penghuni kantor datang dengan wajah lelah. Siapa lagi kalo bukan Kinoshita. Dia ternyata habis jalan kaki karena gakada pilihan lain. Di memasuki pagar dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

"Eh,Kino! Baru nyampe?" Nishinoya berucap dengan entengnya. Kinoshita datang dengan nafas tidak teratur. Ingin rasanya dia mampir kedukun dulu buat nyantet temen gak tau diri yang nyapa dia barusan.

"Perasaan tadi lu manggilnya Shit bukan Kino deh?"

"??"

Kinoshita memilih memasuki ruangan lain. Dia menguap sebentar. Lalu menyampaikan sedikit pesan untuk Nishinoya. "Bangunin gua kalo nasgornya udah jadi. Tq."

Cklek.

Pintu kini tertutup. Nishinoya mengangguk mengiyakan. (Name) telah berjalan kearah dapur yang diantar oleh Akashi. Kebetulan laki laki yang tak terlihat dari tadi rupanya lagi lembur dan mepet deadline, makanya semuanya jelas gak tega buat minta tolong.

Habis Akaashi saking baiknya minta tolong nya orang itu nomor satu daripada tugasnya. Jadilah mereka diam diam memaksa Nishinoya dengan begitu kejamnya.

'Dasar anak anak setan' Begitu kira kira umpatan didalam hati Nishinoya.

Mari menuju dapur. Terlihat (Name) memakai celemek dan membawa beberapa peralatan di tangan ya. Kini dia mulai memotong bawang putih. Selamat memotong, perempuan itu mengajak ngobrol Akaashi yang terlihat mengantuk. "Kira kira kalian ada berapa disini??"

Akaashi mencoba berpikir ditengah tengah kantuknya.  "Kalo gak salah delapan orang deh mbak."

Perempuan itu mengangguk, lalu mulai memasak. Hingga pukul dua belas tepat wangi nasgor hangat tercium hingga ruang depan. Para pekerja kantoran kini terbangun. Cacing lapar mulai mengusik.

(Name) membawa wajan yang berisi Nasi goreng. Mereka bersyukur, Lega akhirnya mencium wangi wangi makanan. Apalagi yang masak (Name). Eh??

Mungkin (Name) saat ini dia jadi incaran satu kantor. Koganegawa yang baru terlihat karena kesibukan aktifitasnya ikut duduk di karpet. Menunggu piringnya dapat diisi setelah menunggu antrian.

Koganegawa memperhatikan (Name) yang masih sibuk dalam kegiatannya. Satu pertanyaan lolos begitu saja tanpa kesengajaan tapi niat. Niat modus maksudnya. "Mbak, rumahnya dimana?"

(Name) memperhatikan Koganegawa. Dia mencoba bergurau. "Aku maunya tinggal dihatimu. Boleh gak??"

Berbeda dari pikirannya. Suasana riuh yang sedari tadi terasa berubah drastis menjadi sunyi. Mereka saling berpandangan. Bahkan Koganegawa pun sadar ada yang diam-diam meliriknya tajam. Mungkin itu Atsumu, karena (Name) sudah pasti incarannya juga. Koganegawa menghela nafas.

'Ingin rasanya pulang bawa Doi. Tapi sayang, saingan nya banyak'

Kuroo mencoba mencairkan suasana. "Ngapain si pada diem. Mau gua ambil semua Nasi gorengnya?"

Mereka yang mendengar akhirnya langsung meraih sendok nasi atau centong dan melahap Nasi gorengnya. Dari sekian persaingan ini cuma Bokuto yang gak peduli urusan wajah (Name)

'yang penting makan ea.'

Jam setengah satu, setelah mereka selesai makan, (Name) pamit untuk pulang. Mereka diam diam menatap kecewa. Ingin rasanya melihat Doi disini. Tapi apa lah daya, bisa bisa dipecat mereka gara gara gak fokus kerja.

(Name) meraih helm dan menaiki motor. "Saya pulang dulu ya?"

Mereka mengangguk. Lalu kompak berkata. "Hati hati mbak." begitu ucapan mereka melihat perempuan itu mulai menjauh dari kantor.

(Name) dan Nishinoya yang sebagai pengendara menuju deretan kos-kosan yang berada di perumahan Mereka. Setelah sampai Nishinoya berbincang bincang sebentar disana.

"Makasih lo Noy, udah anterin saya sampe rumah."Ucapnya dengan berterima kasih. Nishinoya mengangguk mendengar nya. Keliatannya kalem banget nih anak dari tadi. Jangan jangan lagi jaga image lagi?!! //digampar.

"Boleh minta nomor hapenya Kita? Saya pengen ngabarin dia tentang reunian." Tanya (Name).

"Oh, boleh boleh." Ucapnya. Walau jujur ia iri, kenapa bukan dia yang dimintai nomor handphone. Ah, mungkin Nishinoya terlalu berharap manteman. 

Nishinoya kini meraih handpone disaku boxernya. Lalu memberikannya ke(Name). perempuan itu meraih bolpoin dan secara kertas dari tasnya. lalu menulis dengan cepat nomor bang Kita.

"Ini udah, makasih ya Noy. Saya masuk dulu."

"Ya mbak. Selamat tidur." Nishinoya masih ditempat dengan senyuman mengembang. Terlintas ide didalam otaknya. Dia berkata dengan kencang ketika pintu hendak ditutup. "Kalo bisa mimpiin saya ya!"

Nishinoya cekikikan diluar. Mungkin dia gak tau kalo sebenarnya (Name) sama sekali tak mendengar apa yang ia ucapkan tadi.

...

Pukul lima subuh, Kita yang berada dirumahnya baru saja selesai mandi. Dengan sampo Lifebuoy yang kini menyeruak kesemua ruangan lenggang dirumahnya, Kita menghampiri hapenya yang berada diatas meja.

"Hah?(Name)?" Alisnya berkerut. Melihat notifikasi dari layar handponenya. kira kira siapa yang ngasih nomornya buat temen lamanya ini. Dia kini menekan isi notifikasi untuk melihat sebuah pesan masuk dari teman lama.


(Name)

Hai kita,apa kabar?

kita

Hai juga, ada apa?

(Name)

kapan mau ikut bukber? Mereka ngajak besok sabtu loh!

Kita

Males ah.

(Name)

Loh kenapa?

Kita

C10H16

(Name)

??

___

(Name) membacanya dengan bingung. Setelah beberapa saat ia terdiam, jari tangannya memilih membuka browser untuk mencari apa yang Kita maksud.

Alis (Name) semakin mengerut. Tapi beberapa saat kemudian ia tertawa. "Kita. baru tau gua lu bucin kek gini."

Google search.

(Name) geleng geleng kepala. "Mungkin dia ternistakan juga karena terlalu lama sama anak kantor receh disana."

.
.
.
.
TBC

Akhirnya selesai gais :'v
Garing kah? Sorry, gua baru bisa lanjutin. Ciee bang Kita punya mantan. Wkwkwk

Semoga terhibur teman! Jangan lupa vote dan comment ♥

Kokushi_usu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro