25 ⚘ Preparations for the Performance
•
•
•
Sore itu, semua pekerja La Satire Cadence tampak sibuk menyiapkan dekorasi untuk pertunjukan tari dan musik yang akan diadakan pada malam nanti. Setiap satu bulan sekali, La Satire Cadence memang selalu mengadakan pertunjukan tari yang diiringi oleh alunan flute beserta violin.
Mlle Ivory adalah penari utama yang penampilannya selalu dinanti-nanti oleh semua orang. Jangan lupakan Mlle Daisy dan Mlle Fuchsia yang selalu mengiringi tarian tersebut dengan kemampuan bermain violin dan flute mereka. Selain mereka bertiga, ada juga Mlle Celeste dan Mlle Scarlet yang menjadi penari latarnya. Kelima mademoiselle itu sekarang sedang bersiap-siap di ruang rias.
Sementara mademoiselle yang tidak ikut tampil, tampak sibuk mendekorasi. Bisa kita lihat di area meja bar kini terdapat pita-pita berwarna biru dan merah yang dipasang oleh Mlle Ruby. Kemudian pintu dan jendela La Satire Cadence juga dipasangi lampu-lampu sulur kecil berwarna kuning yang tadinya dipasang oleh Mlle Amber.
Lalu bagian langit-langitnya juga dipasangi lampu sulur dan pita-pita merah. Untuk memasang dekorasi di bagian langit-langit, Madame Nessa memanggil dua orang pria dari Riquèze untuk membantu. Hidangan dan makanan juga sudah dimasak dan sudah dihidangkan di atas piring-piring perak yang dipesan Madame Nessa dari seorang saudagar kaya pengrajin alat-alat makan berbahan perak. Ada pastry, white bread, frumenty, kue mangkuk, juga buah-buahan seperti apel dan jeruk.
Pertunjukan tari yang diadakan sebulan sekali ini selalu ramai dikunjungi oleh warga perbatasan Moran dan sekitarnya. Di saat-saat seperti inilah, La Satire Cadence bisa memperluas relasi dan membuatnya dikenal luas oleh banyak orang. Bukan hanya rumah bordil dengan pekerja yang cantik-cantik saja, La Satire Cadence lebih dari pada itu.
"Maaf, aku terlambat." Fioletta yang baru saja datang dengan dua tas plastik kecil di tangannya berucap maaf yang ditujukan untuk teman-temannya. Buru-buru sang muncikari masuk ke dalam dan menghampiri Mlle Ruby di area bar untuk membantu memasang pita.
"Memangnya Anda dari mana, Mademoiselle Violet?" tanya Mlle Fern yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya saat melihat sang muncikari masuk dengan gaun hijau yang tampak sedikit kotor di bagian bawahnya.
"Ah! Itu ... aku baru saja dari pasar untuk membelikan Frasco topi dan cravat," jawab Fioletta yang tidak sepenuhnya berbohong. Tidak mungkin juga ia mengatakan pada mereka kalau ia pergi ke Istana Moran bersama Frost sedari kemarin dan baru sampai di rumah sore ini.
"Ohh, pantas saja kami tidak melihat Anda sedari pagi." Mlle Mauve menimpali sembari meletakkan nampan berisi gelas anggur yang baru saja dicucinya ke atas meja bar.
Fioletta tersenyum canggung. "Iya, maafkan aku karena tidak membantu persiapan kalian pagi ini," ujarnya yang semakin merasa tidak enak karena meninggalkan tanggung jawab begitu saja. Padahal sudah kewajibannya untuk menghandle seluruh persiapan acara.
"Tidak apa-apa, Mlle Violet. Kami bisa mengurusnya dengan baik, kok. Iya 'kan, teman-teman?" Mlle Fern berseru sedikit keras dan berhasil menarik perhatian semua mademoiselle yang ada di sana.
"Benar kata Mlle Fern. Kami bisa menghandle-nya sendiri, kok." Mlle Ruby menyahut disertai senyum manisnya.
"Benar, Mlle Violet. Anda tidak perlu khawatir." Mlle Fuchsia yang baru saja turun dari lantai atas ikut menyahut.
Manik aquamarine Fioletta jadi berkaca-kaca di balik topeng rubah putih yang dipakainya. Tetapi dengan cepat Fioletta berhasil menguasai dirinya. Ia tidak boleh merusak suasana karena menangis. Lagipula, masih ada banyak persiapan yang harus ia lakukan agar acara malam ini berjalan dengan sempurna.
"Baiklah. Ayo kita selesaikan semua persiapannya sebelum malam menjelang."
• • ⚘ • •
One hour before ...
"Kita berpisah di sini saja, Yang Mulia. Anda tidak perlu mengantarkan saya sampai ke rumah," tutur Fioletta setelah turun dari punggung Davy. Wanita itu tampak sedikit kesulitan dengan dua plastik dan satu tas ransel yang dibawanya sehingga Frost berinisiatif untuk mengambil alih tas ransel tersebut dari tangan kiri Fioletta.
"Biar aku yang bawakan tasnya. Aku tetap akan mengantarmu sampai rumah."
Manik aquamarine Fioletta membulat sempurna. "Tidak, Yang Mulia! Saya mohon. Saya tidak ingin keberadaan Anda di sini jadi bahan gunjingan orang-orang," ujar Fioletta sembari menoleh ke kanan dan kirinya guna memastikan kalau tidak ada seorang pun di sekitar mereka.
"Tapi aku ingin bertemu Frasco dan memberikan topi beanie ini padanya secara langsung," tutur Frost sembari mengangkat topi rajutan berwarna cokelat yang ia beli khusus untuk putranya di pasar tadi.
"Nanti malam."
Frost mengangkat alisnya.
"Nanti malam datanglah ke penginapan dan temani Frasco untuk menonton pertunjukan tari di bangunan utama La Satire Cadence."
"Ada pertunjukan tari?"
Fioletta mengangguk. "Ya, pertunjukan tari diiringi flute dan violin. Kami mengadakan pertunjukan itu setiap sebulan sekali. Akan ada banyak tamu yang datang. Maka dari itu, saya ingin Anda membantu saya untuk menjaga Frasco saat saya sibuk dengan acara nanti malam." Fioletta bersungguh-sungguh kali ini. Mungkin dengan adanya Frost di sana, ia jadi bisa sedikit tenang karena Frasco ada yang menjaga. Sebab ia dan Madame Nessa akan sama-sama sibuk nanti malam. Jadi pengawasan mereka pada Frasco akan berkurang.
"Baiklah. Aku akan datang ke sana nanti malam. Serahkan saja Frasco padaku," ujar Frost sebelum pergi ke arah yang berlawanan dengan Fioletta. Karena wanita itu tetap kukuh tidak ingin kalau ia mengantarnya sampai rumah.
"Saya akan sangat terbantu jika Anda memang mau datang dan membantu saya menjaga Frasco, Yang Mulia. Terima kasih banyak."
"Tidak perlu berterima kasih, Fioletta. Sebab itu adalah kewajibanku sebagai seorang Ayah."
•
•
•
Hari ini lagi nggak mood banget, sumpah. Nggak mood nulis. Nggak mood ngapa-ngapain😭
But, ya udahlah.
See you next part!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro