18 ⚘ Helene's Science House
•
•
•
Dalam keheningan malam, Frost terpaku pada rintik-rintik hujan yang turun deras di wilayah Moran. Ada kesedihan dan penyesalan mendalam yang terpancar di dalam manik sebiru kristal itu. Rasanya sakit saat seorang ayah tidak bisa ikut serta dalam melihat tumbuh kembang sang anak.
Penyesalan memang selalu datang di akhir, dan Frost benar-benar menyesal sekarang. Ia tidak heran kalau Fioletta sampai enggan ikut bersamanya untuk kembali ke istana. Akan tetapi, untuk tujuan apa ia hidup jika tanpa kehadiran anak dan istri? Dari sekian banyak kisah manis raja dan ratu, mungkin hanya kisah hidupnya yang semiris ini.
Rintik-rintik hujan turun semakin deras di luar sana. Frost beranjak dari posisi duduknya dan menutup jendela kecil di kamar penginapan tersebut yang menghubungkannya dengan dunia luar. Tentu saja ia tidak bisa menyerah begitu saja. Besok ia akan datang lagi ke La Satire Cadence untuk menemui Fioletta.
Ia ingin tahu bagaimana pandangan orang-orang terhadap istrinya ketika sedang dalam penyamaran sebagai Mademoiselle Violet. Ah, mungkin ia juga akan bertanya pada Fioletta di mana Frasco bersekolah. Seharusnya putranya itu sudah masuk ke akademi di usianya yang sekarang.
Malam itu, Frost Verriz bisa tidur dengan nyenyak setelah sekian lama. Ada perasaan lega yang teramat sangat ketika ia melihat istri dan anaknya dalam keadaan baik setelah tujuh tahun berlalu tanpa adanya kabar apapun. Sungguh, ia sudah mencari Fioletta ke manapun, tapi ia tidak pernah bisa menemukan keberadaan sang istri.
Mungkin aku juga harus mencari tahu di mana Fioletta tinggal dan apa yang dilakukannya selama tujuh tahun ini. Aku yakin kalau aku sudah menyelusuri seluruh daerah di wilayah Moran, tapi kenapa aku tidak bisa menemukan Fioletta?
• • ⚘ • •
Helene's Science House.
Frasco berjalan memasuki rumah besar Bibi Helene dengan kepala menunduk lesu. Bocah 6 tahun itu tampak kurang bersemangat pagi ini. Sebenarnya sudah sejak kemarin Frasco merasa lesu dan tidak bersemangat. Hanya saja, ia tidak menunjukkannya pada ibu dan neneknya. Ia hanya tidak ingin membuat kedua perempuan yang disayanginya itu khawatir.
Alasannya? Tentu saja karena kedatangan sang ayah dan petuah panjang yang ia terima dari sang ibu semalam. Ibu berkata dan memperingatkannya untuk tidak mengiyakan apapun permintaan sang ayah. Terutama jika ia bertemu dengan Raja Veroxz itu saat sedang sendirian.
Ini aneh.
Apakah salah kalau ia senang dengan kehadiran ayahnya?
Apakah salah kalau ia ingin bertemu dengan ayahnya secara pribadi?
Tidak, 'kan?
Namun, ibunya tidak berpikir demikian. Bagi Fioletta, kedatangan Frost Verriz adalah bencana yang bisa memporak-porandakan semua tatanan hidup yang sudah disusun sedemikian rupa. Ibu takut kalau sang ayah akan mengambil ia darinya.
Padahal bagi Frasco sendiri, kedua orang tuanya memiliki hak yang sama pada dirinya. Mungkin jika disuruh memilih ... Frasco akan lebih memilih sang ibu, tapi ia juga tidak bisa mengabaikan sang ayah. Ia membutuhkan sosok ayahnya.
"Frasco? Kenapa kamu berdiri di luar, sayang? Ayo masuk!"
Seruan tersebut berhasil membuat bocah laki-laki berusia 6 tahun itu terkejut dan mendapati Bibi Helene melambaikan tangan padanya dari ambang pintu.
"Ayo cepat masuk! Pembelajaran hari ini akan segera dimulai!" ujar wanita tua yang masih tampak segar bugar di usianya yang sudah hampir mencapai angka lima itu.
Helene Soleil. Wanita tua itu adalah seorang pengajar sains yang cukup terkenal di wilayah perbatasan Moran. Dia hanya mengajar anak-anak dengan rentang usia 6-10 tahun saja. Memang, belajar sains dengan Ny. Helene sangat berbeda dengan belajar di sekolah resmi seperti akademi. Akan tetapi, ilmu yang ditawarkan juga tidak main-main. Bahkan banyak sekali anak-anak yang berhasil menguasai keterampilan dan bakat alami mereka setelah lulus. Memang, tidak ada ijazah resmi. Namun Ny. Helene memberikan murid-muridnya sertifikat sebagai bukti belajar mereka setelah lulus selama lima tahun.
Ya, benar. Hanya ketika anak-anak itu mencapai usia 10 tahun.
Entahlah.
Ny. Helene juga tidak pernah mengatakan alasan kenapa beliau hanya menerima anak-anak dengan rentang usia 6-10 tahun saja.
Memang sedikit aneh, tapi bisa dipastikan. Jika anak-anak belajar sains dengan Helene Soleil, para orang tua di luar sana tidak akan kecewa dengan hasilnya.
"Kenapa kamu hanya berdiri di luar, Frasco? Biasanya juga langsung masuk," tutur Ny. Helene sembari menggandeng tangan kecil Frasco dan berjalan masuk ke dalam rumah besarnya.
"Maaf, Bibi Helene. Aku tadi sempat melamun," kata Frasco penuh kejujuran. Manik biru kristal sang pangeran kecil menatap suasana rumah Ny. Helene yang sudah sepi. Pasti teman-temannya sudah berada di dalam kelas saat ini.
"Kamu memikirkan apa, sayang? Apakah Pekerjaan Rumah yang Bibi berikan kemarin terlalu sulit?"
Frasco menggeleng lucu. "Tidak, Bibi. Ini soal Ibuku."
Ny. Helene ber-oh ria dan memusatkan perhatian pada bocah laki-laki di sampingnya. "Kenapa dengan Ibumu? Apakah Mademoiselle Violet kembali mengomel tentang betapa nakalnya kamu?" tanya Ny. Helene dengan kerlingan main-main. Wanita tua itu tertawa saat mendapati wajah cemberut dari bocah 6 tahun di sampingnya.
"Frasco tidak nakal. Ibu saja yang suka marah-marah," gerutu bocah laki-laki itu sembari menghentakkan kakinya pada lantai. Menimbulkan suara yang cukup keras hingga menarik perhatian teman sekelasnya di depan sana.
Tawa Ny. Helene pecah begitu saja memenuhi lorong yang menghubungkan halaman depan dan ruang kelas tempat ia mengajar. Pintu kayu dengan penyangga beton menyambut Frasco yang kini sudah melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam ruang kelas.
Prok! Prok! Prok!
Ny. Helene menepuk tangan tiga kali untuk menarik perhatian murid-muridnya. "Baiklah. Semua siswa sudah lengkap. Mari kita mulai pelajaran sains hari ini dengan kegiatan luar ruangan. Persiapkan alat tulis untuk mencatat, dan kamu Frasco!"
Frasco mendongak dan mengangkat tangannya ketika namanya dipanggil oleh Ny. Helene.
"Kamu akan jadi ketua tim untuk pembelajaran kita hari ini."
•
•
•
Wkwk! Sabar ya, Frasco. Baru juga dateng, udah disuruh jadi ketua tim aja🤣 Siapa suruh datang akhiran🤭
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro