16 ⚘ Alastair Monroe and His Statement
•
•
•
Alastair Monroe.
Dia memang bukan seorang raja, tapi dia adalah panglima perang dengan kekuatan seperti singa. Alastair Monroe adalah adik dari Raja Moran IV dan paman dari Alarick Monroe. Dia seorang pria dewasa yang masih melajang di usianya yang sudah mencapai angka 28 tahun.
Selain sibuk sebagai panglima perang, Alastair juga sering meluangkan waktu untuk melatih keponakannya yang saat ini masih berusia 7 tahun. Jangan salah, meskipun masih muda, tapi Alarick Monroe adalah anak laki-laki yang sangat cerdas. Bocah itu bahkan sudah mahir menggunakan busur dan panah. Alastair juga sering mengajak Alarick pergi berburu bersamanya.
Kini, pria dewasa yang merupakan Panglima Perang dari Kerajaan Moran itu berada di depan Fioletta. Menatap penuh minat dan kesungguhan pada sosok wanita bertopeng rubah putih tersebut.
"Panglima Alastair."
"Ya, Mademoiselle Violet. Aku datang karena aku menginginkanmu," tuturnya sembari meraih tangan kanan Fioletta dan mengecup punggung tangan sang muncikari dengan hormat.
"Kenapa? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Fioletta. Jelas saja ia bingung. Seingatnya, ia belum pernah bertatap muka langsung dengan sang panglima yang digadang-gadang memiliki kekuatan seperti singa tersebut. Jangankan bertatap muka, mendengar namanya disebut oleh bibir tebal pria di depannya ini saja sudah membuat Fioletta terkejut.
Pria matang dengan kumis tipisnya itu tersenyum. "Dua bulan yang lalu aku pergi ke hutan Barat untuk berburu. Di sana aku bertemu denganmu dan juga putramu yang sedang mencari tanaman obat."
Fioletta tersentak. "Ah! Apakah Anda pria dengan cravat abu-abu yang menutupi sebagian wajah Anda waktu itu?!"
Alastair menjentikkan jarinya dan mengangguk.
"Saya ingat sekarang. Saat itu saya tidak tahu kalau Anda adalah Panglima Alastair, maaf." Fioletta menurunkan tatapannya karena merasa tidak enak. "Saya pikir Anda hanyalah seorang pengembara yang kebetulan lewat. Waktu itu, kita juga tidak sempat mengobrol dan saling berkenalan, bukan? Saya sedikit kerepotan karena putra saya terus merengek."
Alastair tersenyum hingga lesung pipinya terlihat. "Tidak apa-apa, saya mengerti. Ketahuilah, saya tertarik pada Anda sejak saat itu, Mademoiselle Violet. Saya mencari tahu di mana Anda tinggal dan di mana Anda bekerja. Maaf jika terkesan lancang, tapi saya benar-benar jatuh pada pesona Anda."
Apakah ini sebuah pernyataan cinta?
Sungguh, mendengar seluruh pengakuan Panglima Alastair membuat Fioletta tersentuh. Akan tetapi, ia juga tidak mungkin menerima perasaan sang panglima begitu saja. Menjadi seseorang yang diinginkan oleh sang panglima perang seperti Alastair Monroe saja tidak pernah terpikirkan olehnya.
"Maaf, Panglima Alastair. Anda kan tahu sendiri kalau saya adalah seorang muncikari. Jadi saya tidak bisa memenuhi keinginan Anda yang ingin menyewa jasa saya."
"Ah, tidak-tidak. Saya tidak menyewa Anda hanya untuk satu atau dua malam, Mademoiselle Violet. Tapi saya menginginkan Anda untuk hidup bersama saya selamanya."
Fioletta tersentak. Apakah pria ini sedang melamarnya sekarang?
Ceklek!
"Ah, istriku berada di sini rupanya."
Kedua sejoli berbeda gender itu spontan menoleh ke arah pintu. Manik aquamarine Fioletta membulat sempurna saat melihat sosok Frost Verriz berada di ambang pintu dengan tangan yang menggandeng Frasco.
Tunggu dulu!
Frost menggandeng Frasco?!
Fioletta cepat-cepat berdiri dan berlari kecil ke arah keduanya. Menarik tangan Frasco dan menjauhkan putranya itu dari sisi Frost yang kini tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Kenapa kau menyembunyikan fakta tentang putraku, sayang?"
Fioletta menggeleng cepat. Pikiran-pikiran buruk mulai menghantuinya. Terlebih saat Frost berjalan melewatinya dan kini berdiri tepat di depan Panglima Alastair dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Mademoiselle Violet adalah istriku, Panglima Alastair."
Salah satu alis Alastair Monroe terangkat. "Istri Anda? Memangnya Anda siapa? Setahu saya Mademoiselle Violet tidak mempunyai suami. Dia hanya hidup bersama anak dan pemilik rumah bordil ini."
Frost mengangguk dan tersenyum tipis. Pandangannya melirik sebentar ke arah Fioletta yang masih berdiri sembari menggandeng Frasco di sudut sana. Frost mengulurkan tangan ke arah Panglima Alastair dengan senyum lebar yang tak lepas dari bibirnya.
"Perkenalkan, saya Frost Verriz. Suami sah dari Fioletta Verriz dan ayah kandung dari Frasco Verriz. Ah, ya. Mademoiselle Violet hanyalah nama samaran milik istriku sejak dia bekerja di sini, Panglima."
Rentetan kalimat yang diucapkan dengan lantang oleh Frost membuat ketiga manusia yang ada di ruangan itu terkejut. Terlebih Alastair Monroe. Ia jelas terkejut saat pria asing di depannya mengenalkan diri sebagai Frost Verriz yang merupakan Raja Veroxz keempat. Ia memang sering mendengar nama sang raja dari kerajaan yang khas akan musim dinginnya tersebut. Akan tetapi, baru kali ini ia bisa melihat sosok raja yang dielu-elukan akan kepemimpinannya yang tegas itu secara langsung.
"Salam untuk Yang Mulia. Senang bisa bertemu dengan Anda secara langsung." Alastair Monroe berlutut dengan menumpukan satu kakinya pada lantai. Ia adalah seorang panglima dan juga kesatria, dan ia sangat menghormati pria di depannya meski ini kali pertama ia bertemu langsung dengan Raja Veroxz tersebut.
"Berdirilah, Panglima Alastair. Saya tidak pantas mendapatkan salam penghormatan seperti itu dari Anda. Bukankah kita seumuran?" Frost berujar dengan tawa kecilnya. Ia menepuk bahu Panglima Alastair ketika pria itu sudah berdiri dari posisi berlututnya.
"Saya benar-benar tidak tahu kalau Mademoiselle Violet adalah Ratu Fioletta. Saya benar-benar minta maaf."
Yahh, semua orang juga pasti tidak akan menduga kalau sang muncikari La Satire Cadence adalah seorang ratu dari The Kingdom of Veroxz. Alastair Monroe memang tahu tentang masa lalu kelam yang terjadi pada sang ratu. Karena berita kepergian Ratu Fioletta tujuh tahun silam menyebar dengan cepat ke kerajaan-kerajaan tetangga, termasuk Moran.
Ia tidak menyangka saja, kalau Mademoiselle Violet yang diincarnya selama dua bulan ini adalah Ratu Fioletta. Bukankah itu berarti ... sang raja sudah menemukan kembali ratunya? Apakah ia datang di waktu yang salah?
"Tidak apa-apa, Panglima Alastair. Yahh, Anda pasti sudah tahu masalah yang terjadi di antara aku dan istriku. Haha, itu bukanlah rahasia umum." Frost tertawa kecil. Tawa yang membuat Fioletta jadi menatap sosok pria itu dengan sendu. "Kedatanganku kemari karena ingin membujuknya pulang. Doakan aku semoga berhasil, ya." Frost mengakhiri perkataannya dengan senyuman tipis. Jangan lupakan tepukan ringan yang ia daratkan pada bahu Panglima Alastair sebagai tanda perpisahan.
Panglima Alastair yang sadar diri dan paham akan kode Frost segera menuju pintu keluar ruangan. Harapannya sudah pupus saat melihat tatapan cinta dan kerinduan yang mendalam dari Raja Frost untuk Ratu Fioletta.
Semoga mereka berdua bisa berbaikan dan hidup bersama kembali.
Karena jika tidak ...
... kasihan Frasco.
•
•
•
Huaa, untung aja Panglima Alastair tuh orangnya tahu diri yak😭🤣
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro