Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

F O U R T E E N

"Mau liburan ke mana? Jangan jauh-jauh kamu sama Ayana kan liburnya hanya sehari doang. Lagian kamu aneh-aneh, Ayana libur kerja kan harusnya buat istirat. Ini malah kamu ajak jalan-jalan," ujar Haikal.

"Ya, nggak papa sekali-kali dong. Nggak usah jauh-jauh kok, kita ke Anyer aja gimana kan ada di daerah dekat rumah Kak Ayana juga."

"Tergantung Ayananya nanti, mau apa nggak. Takutnya, emang lagi pengen istirahat. Kalau dia nolak, kamu jangan maksa loh."

"Iya, iya. Abangku sayang, tenang aja. Sekarang ayo pulang, capek nih." Talita bergelayut manja di lengan Haikal, jika orang lain tidak tahu jika Haikal dan Talita adalah sepasang adik kakak. Mungkin mereka akan mengira Haikal dan Talita adalah sepasang kekasih.

***
Saat di perjalanan pulang, Haikal dan Talita hanya diam saja. Sampai akhirnya, Talita membuka obrolan.

"Abangku sayang, Abang paling ganteng deh," ujar Talita sok manis.

"Apa!" jawab Haikal garang.

"Aku mau tanya hehehe, boleh nggak?" Talita mengedipkan matanya sengaja untuk menggoda sang Abang.

"Tanya tinggal tanya, susah amat."

"Aku serius nih."

"Abang juga serius, tanya aja. Jangan sampe konsentrasi Abang, ini Abang lagi nyetir loh."

"Iya, deh maaf. Aku tuh penasaran banget, Abang kan cuek, kayak nggak perduli sama Kak Ayana. Sebenarnya, Abang sama Kak Ayana itu cinta nggak sih? Jujur, sejak dulu Talita penasaran banget sama hal itu, tetapi Talita nggak berani nanya."

"Sekarang kok berani?" Ucapan menggoda Haikal membuat Talita kesal, bukan dijawab malah memggoda. Jelas Talita kesal, langsung mencubit pelan abangnya.

"Apa-apaan sih kamu! Taukan Abang lagi nyetir, ngapain kamu kayak tadi?" Haikal mengerem mendadak, karena kaget tiba-tiba dicubit. Haikal akui, memang cubitannya sama sekali tidak sakit. Namum, Haikal juga takut gara-gara cubitan itu malah ngaco nyetirnya. Lalu terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Talita langsung cemberut.

"Maaf, Abang tadi reflek bentak kamu. Kalau kamu mau tau bagaimana perasaan Abang ke Ayana, Abang sayang, nyaman. Mungkin juga sudah ada cinta yang tumbuh perlahan."

"Cinta yang tumbuh perlahan? Berarti dari awal Abang nggak pernah cinta dong sama Kak Ayana, kalau iya, kenapa Abang pacarin. Kasihan dong, Kak Ayananya kalau gini caranya," balas Talita.

"Abang sendiri tidak tau, awal menjadikan Ayana pacar Abang sudah ada cinta apa belum. Intinya, Abang akan berusaha mencintainya dan juga membahagiakannya."

"Abang bilang mau membahagiakan Kak Ayana, sudah satu tahun lebih Bang. Abang pacaran sama Kak Ayana, tetapi malah memproritaskan game Abang. Itu namanya membahagiakan, nggak, Bang! Aku aja yang liat selama ini, Abang nggak begitu perduli sama Kak Ayana. Contohnya aja tadi, pas Kak Ayana cemburu. Cemburu memang tanda cinta, tetapi jika terus dibiarkan juga tidak akan baik Bang, Abang sama sekali nggak ada usahanya buat jelasin kalau nggak disuruh. Talita cuma mau bilang, harusnya Abang mulai berubah. Sebelum Kak Ayana muak sama Abang, yang selama ini selalu memproritaskan game dari pada dia yang notabenenya pacar Abang sendiri lalu akan meninggalkan Abang. Semua itu akan terasa, saat Kak Ayana pergi dari kehidupan Abang. Aku bilang gini karena aku sayang sama Abang, aku juga merasa Kak Ayanalah yang paling cocok bersanding sama Abang. Bukan Kak Nina, atau siapapun itu."

***
Ucapan Talita sewaktu di mobil terus tergiang di telinga Haikal, membuat Haikal tidak bisa tidur. Satu jam lalu, Haikal sampai rumah lalu masuk kamar untuk beristirahat.

"Apa sikapku ke Ayana selama ini keterlaluan banget?" Haikal bertanya pada dirinya sendiri.

***
Pagi sudah tiba Talita sangat excited mau liburan bareng Abang dan calon kakak iparnya. Siapa lagi jika bukan Ayana.

Talita sudah siap bersama Abangnya, tinggal meminta ijin sama orang tua mereka. Mereka berdua menghampiri Arkaan dan Almeera yang sedang bercengkarama di ruang keluarga, di sana juga ada Alira yang sedang membaca buku cerita anak milikya.

"Bun, Yah. Talita sama Bang Haikal mau minta ijin, kami mau ke pantai Anyer sekalian ajak Kak Ayana juga," ujar Talita ragu.

"Bagus dong, biar kalian refreshing. Ayah ijinin kok, tetapi kalian harus hati-hati ya," pesan Arkaan pada putri dan putranya.

"Sekalian ajak adik-adik kamu, Adiba, Alira, Affan, dan Anand kan pasti senang diajak ke pantai. Makin banyak orang kan biar rame," titah Almeera.

"Boleh, biar rame sekalian. Ayana pasti nggak keberatan kalau rame-rame gini, Ayah sama Bunda nggak ikut sekalian?" tanya Haikal. Mendengar Haikal menyebut nama Ayana, Alira jadi sangat kesal. Sejak awal Haikal berpacaran dengan Ayana, Alira memang kurang suka. Bukan hanya pada Ayana Alira tidak suka, pada semua perempuan yang dekat menjadi pacar Haikal, Alira pasti tidak akan menyukainya.

Terlalu takut kasih sayang yang selama ini Haikal berikan padanya berkurang, jika Haikal mempunyai pacar. Alira tidak suka, ada perempuan lain di hidup Haikal. Selain Almeera bundanya, Talita, Adiba, Amey dan dirinya sendiri. Perasaan Alira ke Haikal juga bukan seperti Adik, Kakak. Sepertinya Alira memiliki perasaan lebih, apalagi Alira dan Haikal memang bukan saudara kandung.

Semua berawal, Haikallah yang selalu menjadi super hero bagi Alira. Selalu menjaga, membela Alira saat banyak yang mengejek kecacatan Alira. Alira memang tidak normal, karena kakinya panjang sebelah. Banyak memang yang mengejek tidak kesempurnaan Alira.

***
Haikal sama adik-adiknya baru saja sampai di rumah Ayana, Ayana hari ini libur. Talita memang sudah bertanya terlebih dahulu pada Ayana, tetapi tidak memberitahukan rencananya untuk ke Anyer.

Saat membuka pintu rumah, Ayana kaget melihat kedatangan Haikal dan adik-adiknya. Ayana yang baru bangun, hanya memakai baju tidur. Karena malu, langsung masuk lagi ke kamar.

Amel menyuruh Haikal dan adik-adiknya masuk, Alira menatap rumah Ayana tidak suka. Rumah Ayana memang tidak sebesar masion Erizally, itu jelas.

"Kecil banget rumahnya," kata Alira pelan, tetapi Talita bisa mendengarnya. "Bisa diam nggak? Nggak usah deh, pakai merendahkan rumah orang," bisik Talita pada adiknya. Benar-benar, Talita sangat kesal mendengar ucapan Alira yang tidak disaring. Untung hanya dirinya saja yang mendengar hal itu, jika yang punya rumah dengar kan bisa sakit hati.

Tak lama kemudian, Ayana keluar dengan tampilan yang sudah rapih.

"Yang, tumben kamu ke sini sama adik-adik kamu nggak bilang dulu sama aku? Emang ada acara apa?" tanya Ayana pada kekasihnya.

"Jadi kita semua ke sini mau jemput Kak Ayana, mau ajak kakak ke pantai Anyer bareng-bareng. Pasti seru banget kan?" Bukan Haikal yang menjawab, melainkan Talita.

"Kok dadakkan banget, nggak bilang dulu sebelumnya."

"Ini Talita yang minta, kayak kamu nggak tau aja. Talita kan suka banget yang dadakkan gini," ujar Haikal. Talita yang di sebut namanya, hanya cengenggesan saja.

"Yaudah sebentar, aku siap-siap dulu. Nggak lama kok, kalian makan dan minum dulu aja hehehe. Maaf adanya cuma itu." Ayana sebenarnya merasa tidak enak, karena hanya menyuguhkan pisang coklat saja, di rumahnya cuma hanya itu saja. Yang tadi sehabis subuh, Ayana buat bersama Amel.

"Amel kamu ikut aja sekalian, biar tambah rame," ajak Haikal. Amel yang diajak tentu saja sangat bahagia, ia memang suka main di pantai.

"Seriusan Bang? Abang ngajak Amel?" Amel masih rada tidak percaya, bahwa Haikal mengajaknya ikut serta ke pantai.

"Iyalah ngajak kamu, mau ngajak siapa lagi."

"Oke, tunggu ya, Amel juga mau siap-siap," ujar Amel sebelum masuk ke dalam kamarnya. Alira menggeleng, ia sangat tidak suka dengan Amel yang terkesan norak sekali.

Semua sudah siap, mereka semya segera berangkat ke pantai. Agar tidak terlalu siang, membuat cuaca akan semakin panas. Alira ingin duduk di depan bersama Haikal, ia sangat tidak rela jika yang duduk di depan samping Haikal adalah Ayana. Namun, Haikal dan Talita membujuk Alira agar mau duduk di belakang bersama yang lain.

Jangan lupa vomment ya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro