Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

32*

Dua cowok berseragam lengkap SMA Nusa Cendekia tengah duduk di pinggir lapangan bola setelah melewati masa USBN yang cukup menguras pikiran meski merasa mampu. Arsenio dengan ekspresi datar dan sesekali mengerutkan kening, serta Rangga dengan berjuta ekspresi dan senyum yang memukau cewek-cewek.

"Gimana hubungan lo sama Lavina? Ada peningkatan nggak?"

"Lumayan."

"Jangan cuma lumayan. Malu-maluin gue aja sebagai guru."

"Gue masih malu nggak bisa kayak lo."

"Apa sih yang bikin malu? Jatuh cinta itu bukan hal memalukan."

"Gue tahu."

"Nah lo tahu kenapa malu?"

"Ya susah aja buat blak-blakan. Butuh waktu."

Rangga menepuk bahu Arsenio dua kali. "Perlahan namun pasti. Jangan perlahan tapi Lavina terlanjur pergi."

Arsenio mengangguk pelan. Lalu keduanya diam memandang ke depan, ke arah lapangan bola yang luas dengan rumput hijau yang menyegarkan untuk dipandang. Arsenio melirik segerombolah cewek-cewek yang memandang ke arahnya, dia pun segera memalingkan wajah.

"Kenapa lo?" tanya Rangga.

"Enggak."

"Dilihatin cewek-cewek biasa aja. Jangan jutek-jutek. Gue nih udah biasa dikerubutin cewek-cewek tinggal senyumin aja dikit."

"Gue biasa aja," balas Arsenio.

"Terus ngapain lo buang muka?" Rangga menoleh.

"Males aja."

"Males? Maksud lo?"

"Gue nggak suka aja. Cukup Lavina yang gue lihat."

Rangga mengambil napas panjang dan mengembuskan perlahan seperti ada beban berat di hatinya. "Hati gue juga tetap buat Iris seorang," ucap Rangga dengan pandangan ke atas menatap langit biru.

"Gue mau ngajak jalan Lavina besok."

"Bagus! Mau ngajak ke mana lo?"

"Belum tahu. Biasanya lo pergi ke mana?" tanya balik Arsenio.

Rangga speechless. Teman di sampingnya memang sangat butuh pertolongan. Otak cerdas tapi masalah kencan, Arsenio payah.

"Lo hidup di mana sih selama ini? Goa? Lo selama ini pacaran udah ke mana aja gue tanya?"

"Pameran foto, tempat makan, kafe."

"Lha itu lho tahu. Kenapa pakai nanya?"

"Itu Lavina yang ngajak."

"Busyet, Sen! Lo cowok macam apa, Tuhan!!!! Ke laut aja sono!"

"Gue nanya bukan minta lo katain."

"Iye... iye... Bentar gue mikir dulu."

"Rangga..." panggil Gara.

Arsen dan Rangga menoleh, melihat Gara yang berjalan santai mendekati mereka.

"Apaan?" tanya Rangga.

"Ngetes telinga lo aja," jawab Gara, cuek.

Arsenio hanya tersenyum tipis, sudah biasa dengan kelakuan Gara yang tak jauh beda dari Rangga. Sementara Rangga terlihat kesal.

"Lo kalau mau ngeselin jangan sekarang. Gue lagi mau mikir nih," balas Rangga.

"Mikir apaan?" tanya Gara.

"Mikir tempat jalan buat nih bocah kencan," jawab Rangga, menyikut lengan Arsenio.

"Kencan aja bingung. Lo mau kencan apa mau ngajak nikah?" tanya Gara pada Arsenio.

"Cobain dah lo ngobrol sama dia. Gue yakin jamin 100% lo bakal mikir keras. Lelah!" ucap Rangga.

"Gue masih di sini," ucap Arsen melihat keduanya bergantian.

"Gue pikir lo nggak bakal nyadar gue katain," ucap Rangga lalu tertawa sendiri demi kelangsungan hidupnya. Lama-lama bersama Arsenio membuat otaknya kram.

***

Lampu kamar telah berganti jadi cahaya temaram. Tapi Lavina belum juga bisa tidur. Dia mengambil ponsel di meja lalu berbaring lagi di kasur. Membuka chat terakhir dengan Arsenio. Sudah sangat lama dan namanya masih sama, One Heart. Sudut bibir Lavina naik, dia seperti tengah jatuh hati kali kedua pada orang yang sama. Iseng Lavina mengetikkan pesan untuk Arsenio.

One Heart
Arsen

Kenapa belum tidur?

Tumben langsung balas. Kamu lagi apa?

Mau tidur

Lavina mengetikkan pesan balasan tapi dihapusnya. Dia tak akan membalas lagi, Lavina sedikit menyesal mengirim pesan. Lavina menggulingkan badan, dan bibirnya mengerucut kesal.

One Heart
Lavlav...
Udah tidur?

Mata Lavina membuka lebar melihat pesan baru dari Arsenio. Merasa tak percaya tapi benar nyata. Seketika Lavina bangkit dari posisinya, bersila, dan membalas pesan Arsenio.

One Heart
Belum

Kenapa ?

Nggak kenapa-kenapa.
Kamu udah mau tidur?

Iya
Tidur udah malam
Besok aku jemput

Jemput?
Emang mau ke mana?

Jalan?

Jalan? Arsenio mengajak Lavina jalan? Lavina menepuk pipinya dan merasakan sakit. Dia pun bersorak tanpa sadar teramat senang. Jantungnya memompa lebih cepat dan tangannya gemetar bahagia.

Lavina lari keluar kamar, memanggil Marisha. Tapi rumah sudah sepi yang berarti penghuni sudah pada tidur. Dia mengela napas berat. Ingin cerita berita bahagia tapi tak ada yang bisa dicurhati. Tepat saat dia akan berbalik, Lavina melihat Galan yang baru saja pulang shift siang. Senyum Lavina pun mengembang.

"Bang Galan," seru Lavina sembari lari dan langsung memeluk Galan.

"Ada apa?" tanya Galan, kaget.

"Arsen ngajak jalan. Arsen, Bang. Dia ngajak jalan besok," ucap Lavina menggebu.

"Terus?" balas Galan, datar.

"Ih, Abang! Lav tuh seneng. Abang gimana sih?"

"Arsen ngajak jalan emang luar biasa? Pacar ngajak jalan kan biasa, Lav."

"Hadeh, capek ngomong sama abang. Nggak ngerti sih. Nyebelin!"

"Kamu yang aneh abang yang disalahin."

"Ya udah deh. Lav ke kamar aja. Capek ngomong sama abang. Nggak ngerti sih!"

One Heart
Gimana?
Mau? Siang jam 1an?

Lavina kembali excited melihat Arsenio mengirimkan pesan lagi padahal dia belum membalas pesan yang sebelumnya. Segera Lavina membalas dengan mengiakan dan tak lupa emoticon senyum serta mata berbentuk hati.

One Heart
Nite Lavlav
Sleep well

Malam yang indah. Malam ini Lavina akan tidur nyenyak, atau mungkin tak bisa tidur karena menanti esok agar segera datang. Yang pasti perasannya tak bisa digambarkan lagi saat ini. Dia bahkan lupa pada misinya untuk membuat Arsenio menjadi cowok normal. Dia sudah gagal move on, gagal jual mahal, dan gagal segalanya hanya karena pesan singkat Arsenio.

Lavina gemas sendiri, memeluk bonekanya sembari membayangkan Arsenio. Kalau Arsenio bersikap seperti ini terus Lavina tak yakin dia tak luluh. Baru begini saja dia sudah meleleh dan senyum-senyum sendiri.

Tangan Lavina meraih notebook dan pena. Menuliskan sebait puisi tentang perasaannya yang tengah berbunga-bunga.

Jatuh hati itu seperti melihat bunga sakura berguguran
Berwarna merah jambu dan senyum bertebaran
Meski ini kali kedua
Aku yakin aku akan jatuh hati berulang kali
Dan itu hanya padanya

***
Makasih banyak ya masih setia baca.
Gimana Arsen sekarang? Unch kan?? Hehehee
Maap ya kesiangan update, keluapaan, biasa update Rabu sih hehehehe...

Oh ya, tunggu cerita Erlan menyapa di Wattpad aku. Kalian mau baca kan?

Love, ai ainunufus

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro