
bagian 1
"SILAS, kalau kau punya sepetak taman, ingin kau isi dengan apa?"
Di siang bolong yang harusnya normal, Lukas Hawthorne bertanya. Matanya tidak tertuju orang yang dia tanyai, alih-alih menghentikan langkah dan menatap kebun akademi yang dirawat para pekerja.
Silas, selangkah di depannya, terdiam sejenak. Denyut tak enak menjalar di bekas luka yang membentang dari rahang ke mata kirinya. Sensasi yang selalu dia rasakan sebagai alarm waspada. Dia tidak merasakan tanda-tanda bahaya, seperti monster, pembunuh, dan sebagainya. Dia hanya merasakan sesuatu yang kuat dari tubuh temannya itu.
Ah, haruskah dia sebut aura itu sebagai ancaman? Lukas temannya, bukan? Memang pembawaan cerdasnya saja yang kadang-kadang agak ... membuat Silas terbelah antara kagum atau ngeri.
Dia menyeringai. Ngeri. Silas tidak percaya anggapannya condong ke arah itu sekarang.
"Sesuatu yang esktrim, mungkin," dia mulai menjawab. "Kau suka dengan hal semacam itu, bukan? Kalau begitu, boleh kubilang taman itu akan kuisi dengan hantu saja?"
Lukas terpancing untuk menatapnya. Sesaat, Silas merasa mata biru si Hawthorne Muda menunjukkan ekspresi tidak percaya yang kalem. Namun, Lukas tersenyum. Sebuah senyum khas yang bisa saja tidak berbahaya.
"Jawaban keren," adalah komentar Lukas satu-satunya, sebelum dia melanjutkan langkah menuju asrama.
- LASTING -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro