Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❆ two - never let you go

(Y/n) bersandar di jendela kamarnya kemudian menghela napas sambil mencerna kejadian tadi. Semuanya terjadi begitu cepat namun ia tidak ingin kehilangan Amatsuki secepat ini. Salju yang turun malam ini seakan-akan serasi dengan perasaan sang gadis sekarang.

Kalau santa benar-benar nyata, gadis itu berharap untuk berada di daftar anak baik kemudian ia akan meminta kepada santa untuk mengembalikan Amatsuki kepadanya.

Kalau santa benar-benar nyata ...

... Ia harap bisa menghabiskan sedikit waktu dengan Amatsuki lebih lama lagi walaupun hanya sehari. Natal terakhir mereka sebagai pasangan kekasih.

(Y/n) menggelamkan wajahnya di boneka masamune pemberian Amatsuki yang ia peluk sampai sebuah ketukan dari jendela dapurnya membuatnya terkejut, disusul dengan bunyi yang sangat keras.

Penyusup! Itulah pikiran pertama yang terlintas saat ini.

Kalau saja Papa Luz masih mengizinkannya berkomunikasi dengan Amatsuki, ia akan menelpon pria itu sekarang dan menyuruhnya untuk datang. Walaupun terdengar agak egois meminta pria itu datang di tengah salju yang lebat.

Dengan boneka masamune-nya, gadis itu memberanikan diri untuk turun ke bawah. Saat di dapur gadis itu langsung menyalakan saklar lampu dapur, tidak disangka sosok Amatsuki yang sedang membersihkan salju dari topinya sedang berada disana.

"Ah, maaf-" sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya, (Y/n) memeluknya dengan erat kemudian menangis dipelukannya. (Y/n) tidak percaya, ia bahagia dan terharu. Gadis itu percaya bahwa keajaiban natal dan santa claus itu nyata.

Amatsuki memeluk balik kemudian mengelus pucuk kepala sang gadis untuk menenagkannya. Ia tidak menduga kalau reaksi (Y/n) akan begini, ia sengaja kabur dari mansion kemari untuk bertemu dengan kekasihnya.

"Kamu baik-baik saja kan Amachan?"

"Bagaimana caramu berjalan kesini tanpa kedinginan?"

"Ih, nanti kamu sakit Amachan!"

"Mau teh atau cokelat hangat?"

Sang kekasih langsung menghujaninya dengan kekhawatiran dan perhatian. Amatsuki hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan tingkah (Y/n) yang begini. Jujur, (Y/n) terlihat sangat imut jika begini dan membuat Amatsuki tidak tahan.

"(Y/n), aku disini sebentar saja-"

Sang gadis memotong ucapannya kemudian memasang wajah sedih. "Aku tau, kamu akan berangkat ke Amerika besok. Jangan lupakan aku saat di Amerika nanti ya."

"Bukan itu maksudku." Amatsuki menyapu air mata yang ada di pipi (Y/n), "Kalau Ayahku tau aku melarikan diri pasti tempat yang dicarinya adalah rumahmu, jadi ini bukan persembunyian yang bagus."

Sang gadis memiringkan kepalanya tanda tidak paham.

"Bagaimana kalau kita berbicara di sofa saja?" ajak Amatsuki.

Amatsuki berjalan dahulu ke sofa barulah disusul (Y/n) yang sudah membawakan cokelat hangat kepadanya dan Amatsuki. Barulah Amatsuki menjelaskan semuanya.

"Aku tau keinginan Ayahku tidak bisa di perhitungkan lagi namun aku sekarang disini untuk menghabiskan waktu lebih banyak denganmu (Y/n)-chan ... " ia memberikan jeda pada perkataannya, " ... karena itulah aku ingin besok, natal terakhir kita menjadi yang paling indah. Hingga waktunya aku pergi, meninggalkanmu disini."

Tangan Amatsuki bergetar, ia menahan semua kesedihannya. Ia tidak ingin (Y/n) ikut merasakan kesedihan yang ia rasakan saat ini.

"Aku sengaja melarikan diri karena aku tau Ayahku tidak akan mengizinkanku untuk bertemu denganmu besok tapi setelah natal kita aku akan kembali kepada Ayah dan melaksanakan kemauannya."

(Y/n) memegang bahu Amatsuki untuk menenangkan pria itu. "Amachan ...."

"Yang pasti aku tidak akan melepaskanmu begitu saja (Y/n). Aku akan mencari cara kembali ke Jepang. Aku, aku akan segera menyelesaikan kuliahku di Amerika dan ketika aku sudah lepas dari Ayahku aku akan kembali ke Jepang. Aku—"

Gadis itu menaruh jari telunjuknya di bibir Amatsuki untuk membuatnya diam. "Aku paham Amachan, namun walaupun begitu jangan memaksakan diri."

Amatsuki menatap kosong cokelat hangatnya yang mulai mendingin, ia benar-benar putus asa sekarang. Yang bisa ia lakukan hanyalah membuat besok adalah hari natal terakhir yang berkesan bagi mereka berdua. Pria itu menghabiskan cokelat hangatnya kemudian mengambil ranselnya untuk bersiap pergi.

"Amachan! Nanti kamu sakit kalau kamu pergi di tengah salju begini!" (Y/n) melarangnya.

Pria itu hanya tersenyum. "Temui aku besok jam tujuh malam di pohon natal pusat kota (Y/n)-chan. Sampai jumpa!" katanya baru ia beranjak ke pintu depan dan meninggalkan gadis itu yang tidak bisa berkata-kata.

Santa claus, aku tau aku tadi hanya meminta sedikit waktu dengannya.

Aku memang egois namun bisakah sekarang aku meminta untuk berada disisinya selamanya?

❅❆———


seneng bat astagon nilai rapotku bagus bagus :")

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro