Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian 31-Jitter

Suasana ruang kantor kerja Polisi Ali menggelap, diterangi hanya oleh cahaya remang-remang yang memancar dari layar komputer yang terletak di sudut ruangan. Di tengah keheningan yang hampir terabaikan, Polisi Ali duduk termangu di meja kerjanya yang tertutup oleh tumpukan kertas-kertas yang berserakan dengan rapi.

Dalam keheningan yang berat, mata Polisi Ali bergerak dengan cermat melintasi deretan dokumen-dokumen yang bertumpuk. Setiap lembaran kertas mencuri perhatiannya seolah memuat rahasia yang perlu terkuak. Sebuah arus kebingungan melintas di wajahnya, kejadian di Rumah Sakit kini melintas di rel rusak di benaknya.

Namun, Ali memusatkan pikirannya pada tugas yang ada di depannya, memfokuskan pandangannya pada dokumen yang kini tergenggam erat di kedua tangannya. Dengan hati-hati, ia membuka gulungan itu, tetapi sebelum ia menyadari, sebuah foto jatuh dengan suara lembut, menerobos keheningan ruangan. Tiga foto yang tak terduga tergeletak di hadapannya, menarik pandangannya dengan tiba-tiba.

Wajahnya yang sebelumnya mencerminkan kegelisahan kini dipenuhi dengan kelelahan yang tak terbantahkan, mengisyaratkan bahwa sebuah kejutan yang lebih besar tengah menantinya. Polisi Ali menatap tiga foto itu dengan pandangan yang penuh kebingungan, sementara pikirannya berputar-putar dalam kekacauan yang tak berkesudahan. Permasalahan yang telah ia hadapi selama ini tampaknya terjebak dalam lingkaran yang tak kunjung berakhir, menghantui pikirannya tanpa henti.

Kenapa Saya tidak menyadari hal ini sedari awal?

Kenapa permasalahan ini memuncak di saat saya merasa sudah baik-baik saja?

Kenapa tali merah yang selama ini saya putus, kembali tersambung dalam tanggung jawab saya?

Kalimat tanya terus terucap dalam batinnya. Polisi Ali hanya bisa terdiam melihat tiga buah foto itu. Apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya? Namun, saat keheningan mengisi ruangan, suara ketukan pintu memecah kebuntuan pikirannya.

"Masuk saja!" ucap Polisi Ali seraya memasukkan kembali tiga foto ke dalam dokumen yang ada di mejanya. Pintu terbuka, memperlihatkan Surya, bawahan Polisi Ali, dengan langkah tegasnya.

"Maaf, Inspektur. Mengganggu waktunya. Saya izin menyerahkan barang yang dititipkan kepada saya oleh pihak KPK untuk diserahkan kepada Inspektur Ali," ujar Surya dengan nada yang mantap.

Polisi Ali hanya mengangguk, menandakan bahwa Surya bisa melanjutkan. "Bawa barang itu kemari, dan tolong tekan saklar lampu di samping pintu," pesan Polisi Ali.

Surya mencari saklar lampu yang dimaksud, lalu menekannya. Lampu di ruangan tersebut menyala dengan cahaya yang memancar, menerangi setiap sudut ruangan yang memiliki lebar sekitar 3 x 4 meter.

Surya membawa barang yang dititipkan oleh pihak KPK, mendekati meja Polisi Ali dengan langkah mantap. Ia meletakkan barang itu dengan hati-hati di atas meja.

"Ini Ponsel milik kepala Jurusan, di dalamnya ada beberapa hal yang bisa Inspektur cek," kata Surya.

Polisi Ali mengambil satu buah ponsel yang terbungkus plastik transparan dengan rapi. Ia melihat ponsel itu dengan seksama. Pandangannya kemudian beralih ke bawahannya.

"Ponsel Kajur? Kenapa ponsel ini diserahkan kepada saya?" tanya Polisi Ali.

"Sepertinya Ibu kepala Jurusan yang kemarin terkena penangkapan kasus korupsi, dia juga terlibat dalam kasus yang Inspektur tengah tangani," kata Surya dengan lugas.

Kata-kata itu menyentak keheningan ruangan, meninggalkan gelombang yang tak terduga di udara. Polisi Ali, dengan wajahnya yang tak bergerak, hanya dapat merenung tanpa kata-kata. Ia merasakan beban pikiran dan jiwa yang melanda dirinya, seolah-olah semua setan-setan masa lalu datang menjemputnya dengan penuh nafsu.

"Dan satu lagi Inspektur." Surya menyerahkan sebuah flashdisk kecil berwarna hitam dan ia meletakkan di atas meja Polisi Ali, "Ini flashdisk berisikan rekaman CCTV di area kejadian perkara. Ternyata CCTV tidak rusak. Tetapi CCTV di lokasi diganti dengan yang rusak oleh suruhan Ibu Kajur. Dan Maaf Inspektur, kami bergerak tanpa memberi tahu Inspektur akan hal ini. Namun jujur, kami semua yang terlibat dalam penanganan kasus ini, ingin cepat membantu Inspektur setelah mendapatkan informasi ini dari pihak KPK," jelas Surya, wajahnya menggambarkan rasa bersalah akan tapi terbesir keyakinan dalam ucapannya.

Polisi Ali berdiri dari duduknya, ia melihat dengan tatapan sayu ke arah bawahannya. Surya yang melihat hal tersebut, merasa bahwa ucapannya barusan adalah sebuah kesalahan. Apa yang tengah ia lakukan, adalah tindakan ceroboh.

"Mohon maaf, Inspektur," ucap Surya dengan cepat, suaranya penuh penyesalan. "Jika dalam hal ini Inspektur Ali merasa diabaikan. Saya siap menerima hukuman dari Inspektur atas tindakan yang kami lakukan. Ini adalah ide saya dan kami melaksanakannya bersama."

"Terima kasih atas bantuanmu, dan saya sangat bangga padamu, Surya," ucap Polisi Ali dengan penuh keyakinan, sambil meletakkan kedua tangannya di pundak Surya. Sentuhan itu mengandung rasa hormat dan kepercayaan yang melimpah, memberikan kekuatan baru bagi Surya. "Kamu bisa pergi dari ruangan ini sekarang," tambahnya.

Tanpa ragu sedikitpun, Surya mengangguk cepat sebagai tanda mengerti. Ia berbalik dan melangkah menjauh dari ruangan itu, pintu ditutup di belakangnya. Sementara itu, Polisi Ali meletakkan barang-barang yang diberikan oleh Surya dengan hati-hati. Ia kemudian berjalan menuju cermin besar yang berada di sudut ruangan.

Matanya menatap tubuhnya yang mengenakan pakaian polisi lengkap. Ia melirik ke arah pundaknya yang dihiasi oleh lambang bintang dua, menandakan bahwa dirinya adalah seorang Inspektur Jenderal Polisi. Sejenak, ia merenung pada refleksi dirinya yang tercermin di cermin.

"Sepertinya saya harus mengakhiri amanah ini setelah kasus selesai," kata Polisi Ali, suaranya berdampingan dengan bayangan dirinya di cermin.

...

"Langit, kenapa kamu terus melihat keluar jendela?" suara tanya itu terdengar dari dosen perempuan yang berdiri di depan kelas, siap untuk memberikan kuliah kepada para mahasiswa. Langit, yang merasa dipanggil, tersenyum dan menjawab, "Tidak apa-apa, Ibu."

Namun, sang dosen tidak memberikan tanggapan lebih lanjut. Ia melanjutkan menyampaikan materi kuliahnya. Sedangkan Langit, yang berada di ruang kelas di lantai tiga, sesekali melirik ke arah luar jendela yang menghadap ke embung dan belakang gedung laboratorium. Pikirannya terpaut pada para polisi yang berada di sana. Beberapa di antaranya sedang memanjat dinding laboratorium dengan menggunakan tangga.

"Lo ngapain si kak?" tanya Laut yang duduk di samping Kakaknya.

"Sttt ... pelan-pelan, Gua lagi liatin polisi di bawah, mereka keknya lagi ngecek CCTV kayanya," balas Langit pelan.

Laut yang mendengar ucapan Kakaknya, ia sedikit menaikkan kepalanya untuk dapat melihat apa yang Kakak nya maksud. Dan akhirnya ia mampu melihatnya dengan jelas.

"Eh dek, nanti malem lo gak usah kemana-mana ya. Inget apa yang Gua tadi bilang," kata Langit mengingatkan Laut perihal apa yang tadi ia bicarakan. Mengenai Ibunya yang menangis di area Rumah sakit. Dan mengenai obrolan bahwa Polisi Ali adalah Ayah dari Ananda. Mereka tadi sempat mengobrolkan hal itu, sebelum waktu masuk kelas mengakhiri obrolan mereka.

"Iya, Kak," balas Laut, kembali memalingkan pandangannya ke depan kelas dan memperhatikan dosen yang sedang memberikan kuliah.

...

Perjanjian akan pertemuan antara seluruh anggota Himpunan dan senior sekarang tengah berlangsung di daerah embung yang cukup jauh dari gedung jurusan. Semua anggota terduduk dengan rapi membentuk persegi panjang. Semua pemimpin progja berdiri di depan dan ketua himpunan memimpin diskusi.

Langit melihat seluruh anggotanya yang duduk memandang ke arahnya. Permasalahan tentang dirinya harus ia kesampingkan untuk menyelesaikan permasalahan yang melibatkan orang banyak.

"Semuanya tolong diam. Ada beberapa hal yang akan dibahas dalam diskusi saat ini," ucap Langit yang terdengar ke telinga semua orang.

"Saya sebagai Ketua Himpunana mohon maaf sebesar-besarnya, jika selama kepengurusan ini saya kurang merangkul kalian dalam artian mengakrabkan diri. Saya terlalu sibuk akan persoalan saya sehingga membuat saya kelihatan tidak peduli akan himpunan. Namun, dari semua kejadian yang terjadi di lingkungan jurusan kita adalah kejadian yang di luar tanggung jawab kita," kata Langit dengan jelas.

Semua anggota mendengarkan dengan seksama tak terkecuali para senior yang terduduk di atas bebatuan bangunan yang tertumpuk di samping pohon beringin.

Langit melanjutkan kembali pembicaraan, "Tentunya kalian semua sudah tahu mengenai permasalahan kajur kita. Namun untuk saat ini kita terlebih dahulu akan membahas progja kita yang seminggu lebih lagi akan berjalan."

Diam hening menyelimuti area embung itu, membiarkan kata-kata Langit meresap ke dalam benak setiap anggota.

"Sedari awal saya tidak pernah mengecek secara langsung terkait kinerja setiap sie selama progja ini berjalan. Karena hal tersebut adalah bentuk kepercayaan saya kepada kalian semua. Saya disini ingin meminta penyampaian setia sie terkait progres selama ini. Biarkan semua anggota tahu apa yang kalian kerjakan," ucap Langit.

"Oke, disini Gua yang ngambil alih ya. Seperti yang dibilang oleh Kahim kita. Kita bakal nyampein hasil progres di setiap sie. Gua harap, penyampaian kalian sesuai dengan target pencapaian," kata Saka mengambil alih pembicaraan, "Langsung aja ya, Ke sie Acara. Semua anggotanya berdiri dan salah satunya nyampein progresnya," lanjut Saka.

Semua anggota yang tergabung dalam sie acara berdiri secara bersamaan. Mereka sepertinya sudah siap untuk menyampaikan terkait hasil kerja mereka.

"Baik terima kasih. Sebelumnya izin saya perwakilan dari sie acara akan menyampaikan progres terkait apa yang sudah kami kerjakan," kata anggota yang mengenakan kacamata.

"Sie acara sudah menyiapkan konsep serta rundown acara yang akan dilaksakan selama kurang tiga hari ful. Yang mana puncak acaranya adalah konser yang sudah siap, hanya perlu kedatangan dari pihak yang akan tampil."

"Kegiatan tiga hari ini meliputi hari pertama adalah kegiatan bazar yang akan dilaksanakan dari pukul sembilan pagi hingga sore hari. Bazar ini bukan hanya sekedar bazar makanan. Tapi kegiatan bazar yang akan mengangkat cosplay anime Jepang. Penyebaran kegiatan ini sudah dilakukan satu minggu yang lalu."

Semua anggota yang mendengarnya tersenyum bersemangat seakan sudah membayangkan acara yang akan mereka laksanakan.

"Kegiatan di hari dua adalah pameran kelistrikan. Yang meliputi hal apa yang telah kita buat baik dari jurusan atau atau dari jurusan yang lain yang memiliki hal yang akan ditampilkan. Kegiatan ini akan berlangsung dari jam empat sore sampai malam, dan diakhiri pelepasan lampion."

"Dan untuk kegiatan di hari ketiga adalah finalnya, yaitu kegiatan konser. Mungkin itu saja yang bisa kami sampaikan dari sie acara, terima kasih." Anggota Himpunan dari sie acara terduduk kembali dan semua orang mengapresiasi dengan sebuah tepukan tangan.

"Oke terima kasih atas penyampaiannya dari sie acara. Selanjutnya adalah Sie PDD."

Kini semua anggota PDD berdiri semua dan siap menyampaikan progres mereka.

"Baik, mohon izin. Saya perwakilan dari Sie PDD akan menyampaikan progres dari sie kami. Semua kebutuhan terkait dokumentasi sudah terpenuhi, dari kamera, memori kamera, flashdisk, tripod, drone dan keperluan lainnya sudah siap. Mungkin itu saja, terima kasih."

Penyampaian kemudian dilanjutkan ke sie Kestari yang akan menyampaikan hasil progresnya, lalu Sie Keamanan, Sie Sponsor, dan terakhir adalah Sie Perlengkapan.

"Surat perizinan sudah siap dan sudah disebarkan. Begitupun dengan surat undangan. Semua tentang persuratan delapan puluh lima persen akan selesai."

"Keamanan sudah menjalin kerja sama dengan satpam sekitar, dan pembagian jobdesk setiap anggota telah selesai dibagi."

"Untuk Sie Sponsor, dana cair dari semua sponsor sudah hampir empat sponsor yang mana hasilnya sudah kami serahkan ke Bendahara Umum."

"Untuk sie perlengkapan hanya tinggal beberapa barang yang belum. Yang mana barang ini merupakan barang yang hanya diperlukan di hari H acara."

Begitulah kira-kira apa yang telah disampaikan dari masing-masing sie yang dibentuk. Semua sie akhirnya sudah selesai dalam penyampaiannya. Langit yang sudah selesai mendengar penjelasan progres dari anggotanya, dirinya mengulum senyum. Hal kesempurnaan dalam progja nya bentar lagi akan terlaksana. Sedikit lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro