Bagian 14-Scopper
"Kak, buku ini udah aku baca. Cuman ceritanya kok aneh ya kak."
Laut, dengan senyum lembut, mengambil buku dari tangan adik perempuan yang rambutnya di kepang tersebut dan melihat judulnya. "Oh, ini buku 'Timun Mas dan Buto Ijo'," ucap Laut sambil membaca judulnya. Dia mengerti kebingungan adik perempuan yang bernama Ayu tersebut, "Dek Ayu, apa yang kamu bingungin dari buku ini? Menurut kakak, ceritanya bagus."
Ayu mendudukan dirinya lalu terduduk sila dan mendongak ke arah Laut, "Buku ini aneh, masa Bayi bisa muncul dari timun?"
Laut tersenyum lebar mendengar pertanyaan Ayu. Dia duduk di samping adik tersebut dan memulai penjelasannya dengan penuh antusiasme.
"Adikku yang manis, cerita tentang Timun Mas dan Buto Ijo memang merupakan sebuah cerita dongeng yang penuh dengan imajinasi dan keajaiban. Dalam dunia dongeng, segala macam hal bisa terjadi, termasuk timun yang berubah menjadi bayi," jelas Laut dengan lembut.
Dia melanjutkan, "Ketika kita membaca cerita seperti ini, kita diajak untuk membuka pikiran dan memasuki dunia fantasi yang indah. Dalam dunia fantasi, segala sesuatu mungkin terjadi tanpa batasan logika seperti dunia nyata."
Laut melihat Ayu masih terlihat sedikit ragu. Dia tersenyum dan berkata, "Namun, meskipun cerita ini aneh, tetapi justru itulah yang membuatnya menarik, kan? Kita bisa berimajinasi, mengkhayalkan dunia ajaib di dalam cerita ini. Kita bisa merasakan kegembiraan, ketegangan, dan keajaiban yang ada di dalamnya."
Ayu memandang kakaknya dengan rasa penasaran yang semakin memuncak. "Jadi, kakak percaya cerita ini?"
Laut menjawab dengan tegas, "Tentu saja, Dek Ayu. Buku ini adalah sebuah karya imajinasi yang indah, dan ketika kita membaca, kita bisa ikut merasakan petualangan Timun Mas, mengalami perjuangannya melawan Buto Ijo, dan menemukan nilai-nilai keberanian dan kebaikan dalam cerita tersebut."
"Tapi perempuan di belakang Kak Laut siapa? Pacar Kak Laut?"
Laut mengerutkan dahi terlihat bingung, ia pun menoleh ke belakangnya. Laut tersentak kaget, ketika matanya menangkap Ananda yang berdiri tak jauh darinya.
Ananda menghampiri mereka dengan ramah, "Halo, Ayu! Kenalin aku Ananda, temen Kak Laut. Aku juga suka banget loh sama cerita Timun Mas. Ceritanya penuh petualangan."
Ayu yang kini penuh rasa ingin tahu menatap Ananda dengan mata berbinar. "Apa yang Kakak suka dari cerita ini, Kak? Dan apa yang bisa kita pelajari dari Timun Mas dan Buto Ijo?"
Sebelum menjawab pertanyaan Ayu, ananda memandang Laut di sampingnya. Ia melihat Laut sera tersenyum manis, akan tetapi balasan Laut dengan tatapan datar. Namun, Laut tidak bisa menutup keterkejutan dirinya akan keberadaan Ananda disini.
...
Sore itu, Laut dan Ananda duduk di kursi di depan padepokan panti asuhan. Anak-anak riang bermain di sekitar mereka, tetapi Laut terlihat cuek dan datar dalam sikapnya.
Ananda mencoba memulai percakapan, "Gua agak kaget, ternyata lo di luar beda banget."
Laut mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. Ananda mencoba mengajaknya untuk lebih terlibat, "Sejak kapan lo kenal ini tempat?"
Laut memandang anak-anak yang bermain dengan ekspresi datar, "Udah lama."
Ananda berusaha menguatkan diri akan obrolan yang sedikit sulit untuk dilanjutkan,"Lo setiap hari kesini?"
Laut menggelengkan kepalanya, "Seminggu tiga kali."
Ananda merenung sejenak, berusaha mencari topik pembicaraan. Akan tetapi, Laut tiba-tiba menoleh ke Ananda "Lo kok bisa tahu Gua disini?"
Ananda tersenyum tipis, ia sangat menunggu pertanyaan ini. "Gua beberapa kali liat lo belok ke gang ini. Dan Gua yang penasaran akhirnya Gua ikutin. Dan ya, Gua kaget si, ternyata lo punya sisi manusianya."
Laut tidak merespon lebih. Anak perempuan dari kejauhan berlari mendekati Laut, dia adalah Ayu.
"Kak! Aku boleh baca buku ini?" tanya Ayu seraya menunjukkan sebuah buku cerita yang tergambarkan seekor kancil dan buaya.
"Boleh, baca yang bener. Biar bisa lancar bacanya," jawab Laut hangat dengan tangan kanan mengelus pucuk kepala Ayu.
"Baikk, makasih Kak." Ayu pun menjauh dari mereka.
Ananda terdiam sejenak, terpana dengan sikap hangat Laut yang baru saja dia saksikan. Dia tersenyum dalam hati, Ternyata dia punya sisi selucu ini.
"Lo gak balik? Udah sore," ucap Laut, pandangannya menatap ke depan.
Ananda melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Jarum sudah menunjukkan jam lima sore. Sepertinya dia juga lupa, bahwa ada rapat progja malam ini.
"Gua boleh nanya satu hal, sebelum Gua pulang?" tanya Ananda menatap jauh ke cakrawala.
"Boleh."
"Gua boleh sering-sering kesini? Keknya bikin tenang disini."
Laut menoleh ke arah Ananda dengan tatapan tenang. "Terserah, asal lo aja yang kesini," jawab Laut.
Ananda mengangguk mantap, seakan mengerti maksud dari ucapan Laut. Tentang sisi lain dirinya yang tidak boleh dilihat orang lain.
"Ya udah deh, Gua balik ya."
Dengan cepat Ananda beranjak dari duduknya, dan pergi menuju kendaraanya. Laut sebenarnya ada rasa khawatir, membiarkan Ananda pulang sendirian. Namun, ada hal penting yang harus ia lakukan setelah ini.
...
"Lusa kan progja kunjungan industri bakal dijalanin. Nah, dari humas udah ngejarkom senior terkait hal ini?"
Rapat progja tengah berjalan secara virtual, dimana zoom sebagai media penyampaian. Langit tengah berada di kamar, terduduk di kursi belajar dengan layar laptop menampilkan icon orang-orang yang tengah bergabung dalam rapat.
"Dari humas udah ngejarkom dari kemarin kak. Dan memang ada beberapa senior yang gak bisa hadir. Dari mulai alesan lagi magang, terus ada kuliah. Padahal kan udah dibilang bakal ada surat dispen."
"Emang ketentuan atau jumlah orang yang ikut kemarin berapa ya? Sie acara bisa jelasin? Sekaligus konsepnya juga ya. Gua rada lupa soalnya."
"Sebelumnya izin share screen ya Kak, biar lebih jelas."
"Oke, langsung aja."
Layar laptop Langit berubah dan menampilkan sebuah tabel yang berisikan rincian dan konsep terkait kegiatan kunjungan Industri.
"Terkait jumlah peserta yang diperbolehkan ikut itu, sekitar seratus orang kak. Dimana 60 orang dari anggota pengurus, dan 40 orang sisanya dari senior angkatan 21, 20, 19, dan 18 Kak."
"Namun, kalo dari yang kita lihat, dari senior 20 ke bawah, mereka kemungkinan terbesar 3 sampai 5 orang saja yang ikut Kak. Sehingga dari kami, untuk mengisi kekosongan peserta. Maka pengurus yang ingin ikut tapi tidak dapat slot, bisa langsung ikut kak."
"Selanjutnya terkait konsep acara atau konsep kegiatan. Untuk keberangkatan akan menggunakan bis kampus kak. Dari pihak kampus sudah mengizinkan, sehingga kami akan menyiapkan 3 bis untuk mengangkut 100 peserta yang ikut."
"Bentar, jadi gak make sesi ya? Langsung semuanya berangkat dalam satu waktu?"
"Izin ya, terkait konsep biar Gua aja yang jelasin lebih lanjut." suara itu adalah Ananda. Sebagai ketua pelaksana dari progja ini.
"Jadi keberangkatan dilakukan dalam satu waktu, karena pihak PLN nya juga udah menyetujui. Dan mereka tidak keberatan untuk menerima 100 peserta dalam sekali kunjungan. Dan dari segi konsep, sebenarnya sederhana. Peserta datang kesana, disambut, lalu di ajak tour dan dijelasin terkait pln, habis itu penyerahan bingkisan, dan pulang."
"Bakal ada empat dosen yang ikut buat acara ini. Mereka sebagai pendamping, dua orang dari lab kestabilan tenaga, satu orang dari lab daya listrik, dan satu lagi dari lab arus tegangan listrik."
"Itu aja si, kalo ada yang mau di tanyain. Tanyain aja sekarang."
"Surat perizinan udah aman?"
"Surat perizinan bakal dibuat kalo data dari 100 peserta udah kekumpul. Makanya besok terakhir kami ngumpulin datanya. Biar besok langsung diserahin ke jurusan."
"Ya udah, buat jarkom aja lagi di grup pengurus sama senior. Biar malam ini bisa selesai datanya. Dan Gfrom kalo bisa ditutup besok pagi."
"Oke Lang, nanti biar humas yang bakal ngejarkom malam ini."
"Ya udah, mungkin cukup untuk rapat malam ini. Dan semoga aja progja pertama untuk kunjungan industri ini bisa terealisasikan dengan baik dan lancar."
"AAMIIN!"
"Aamiinnn"
"AAMIINNNN!"
Langit pun segera mematikan dan mengakhiri rapat tersebut. Setelah itu, ia mengclose jendela zoomnya dan mematikan laptopnya. Ia pun berdiri dan beranjak menuju ranjangnya. Langit membuka ponselnya dan mendapati pesan yang tadi ia minta.
[KUNJUNGAN INDUSTRI PERUSAHAAN PLN-PERSERO]
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat Malam Semuanya!
Izin menginformasikan, bahwasannya Kali ini kami HIMATIK akan melakukan kunjungan perusahaan secara langsung ke PT-PLN Persero. Maka dari itu kami mengundang kakak-kakak sekalian yang berminat mengikuti kegiatan ini dan juga untuk mahasiswa aktif Teknik Listrik Universitas Gadjah Mada.
Jikalau kakak-kakak sekalian berminat mengikuti kegiatan ini segera daftar ya kak, Karena Kuota sangat terbatas!
FREE REGISTRATION
Link pendaftaran: https://bit.ly/PendaftaranKuinTL25
Tempat: PT PLN Persero Unit Induk Distribusi Jawa Bagian Tengah dan DIY
Ditunggu kehadirannya kakak-kakak sekalian! Semoga dari kunjungan ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita mengenai dunia industri. Demikian informasi yang dapat saya sampaikan kak.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Langit tersenyum simpul, setidaknya dalam kepadatan ini amanah yang tengah ia terima. Bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dan bisa ia jalankan walau ada beberapa hal yang menjadi penghalang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro