Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

T u j u h b e l a s

Jason berjalan menuju kantor guru dengan tumpukan buku yang ada di tangannya. Bu Amel, guru Matematika menyuruh Jason agar membantunya membawakan buku itu ke kantor.

"Letak disana, Nak." Kata Bu Amel sambil menunjuk meja yang penuh buku.

Jason mengangguk. Setelah meletakkannya, Ia pamit pergi kepada Bu Amel.

Saat keluar dari kantor guru, ia melihat Savia dan teman-temannya yang sedang berjalan dikoridor seberangnya. Jason langsung berlari menyusul mereka.

Namun langkah Jason langsung terhenti ketika ia mendengar Anita berkata sesuatu.

"Zelvian suka sama Savia."

Zelvian? Zelvian itu? Zelvian sih kutu kupret itu? Zelvian sahabat gue? Ha? Gue ga salah dengar kan?

Jason diam-diam mengikuti Savia dan teman-temannya agar ia bisa mendengar penjelasan mereka. Dan ternyata benar. Zelvian yang mereka maksud adalah sahabatnya.

Jason berjalan sambil berfikir keras. Sehingga ia tidak sadar bahwa dari tadi Savia yang di depannya menoleh ke arahnya.

"Jason?" Panggil Savia.

Yang dipanggil hanya bergumam. Savia melihat Jason dengan bingung.

"HAYOLOH." Anita memukul lengan Jason kuat dan berteriak.

"HOI." Jerit Jason kaget.

Anita dan Angeline ketawa ngakak. Savia dan Tifanny hanya terkekeh melihat reaksi Jason.

"Lo kenapa?" Tanya Savia ketika Jason sudah sembuh dari kekagetannya.

"Gapapa. Gue duluan. Mau nyusul teman-teman di kantin. Tar kalau ngga ada gue mereka kecarian. Biasa deh gue kan moodbooster-nya mereka." Kata Jason dengan senyum PD-nya.

Savia hanya tersenyum dan mengangguk. "Dah."

"Dah." Jason mengacak rambut Savia pelan dan berjalan meninggalkan Savia yang tersenyum malu.

Jason berjalan menuju kantin dengan linglung. Pikirannya masih di penuhi oleh perkataan Anita.

Sahabatnya menyukai gadis yang sama dengannya. Haruskah ia mengalah kepada sahabatnya itu? Atau bertahan? Ia bingung sangat bingung.

Di lain sisi, Ia juga tidak mau kehilangan Savia. Tapi di sisi lain ia juga merasa tidak enak dengan Zelvian.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

❤❤❤

Jason merebahkan dirinya di kasur kesayangannya. Ia menutup matanya berniat untuk tidur sebentar. Baru saja ia menutup matanya sebentar. Tiba-tiba terdengar suara pintu di banting dengan keras.

Jason langsung terlonjak kaget dan melihat kearah pintu. Disana berdiri seorang gadis dengan senyum lebarnya. Ia berjalan menghampiri Jason.

"MBAK JANICE?" Teriak Jason.

"Iya. Ini gue. Jangan kaget gitu dong. Rindu yah sama gue?" Tanya Janice dengan santainya.

"Ga. Gimana kuliah disana? Asik? Kenapa ga bilang-bilang kalo pulang?" Tanya Jason kepada kakaknya itu.

Jason sebenarnya sangat rindu dengan kakaknya itu. Dulu saat masih kecil, ia selalu bermain berdua dengan kakaknya itu. Banyak yang bilang Jason beruntung memiliki kakak sebaik dan secantik Janice. Dan kadang Jason mengakui itu.

"Asik. Biar kejutan gitu."

"Gue ga terkejut tuh."

"Apaan tadi teriak buka terkejut?"

Keadaan hening.

"Lo kenapa? Kok muka lo galau gitu?"

"Engga ah." Kata Jason.

"Lo dari dulu ga bisa bohongin gue. Ceritain."

Jason hanya menghela nafas. Ia menceritakan tentang permasalahan yang membuatnya bingung saat ini.

"Gini. Gue tanya. Sahabat lo tau kalau lo suka sama cewe itu?"

"Ga." Kata Jason.

"Terus. Sahabat lo tau ga kalau lo tau dia suka sama cewe itu?"

"Ga."

"Kalo gitu jadi lebih gampang."

"Gampang?" Tanya Jason.

"Yah. Lo tinggal bilang ke sahabat lo. Gue suka sama ini. Pura-pura lo ga tau kalau sahabat lo ini juga suka sama orang yang sama. Liat reaksinya gimana."

"Terus kalau dia marah?" Tanya Jason.

"Apapun reaksinya lo tetap harus berjuang, Jas. Kalo lo emang benar suka sama cewek itu. Apapun halangannya bakal lo laluin, Jas."

"Kadang lo juga harus memperjuangkan sesuatu yang menurut lo itu adalah kebahagiaan lo. Walaupun terdengar egois, tapi percayalah kebahagian lo hanya bisa datang dari diri lo sendiri." Kata Janice tersenyum

"Lo juga ga bakal tau siapa yang di suka cewek ini. Bisa aja lo kan? Jangan pernah merasa harus mengalah akan sesuatu. Karena pada akhirnya lo sendiri yang bakal tersakiti." Kata Janice lagi.

"Kalo misalnya gue udah berjuang tapi cewek ini sukanya sama sahabat gue?"

"Yah gimana? Sakit pasti dong. Tapi kalo dia sukanya ke sahabat lo, Lo bisa apa? Lo harus terima keadaannya sesakit apapun itu."

"Tapi setidaknya lo sudah pernah berjuang. Dan lo ngga akan menyesali pilihan lo untuk berjuang." Jawab Janice tersenyum dan berjalan keluar kamar Jason.

Jason berfikir panjang dan pada akhirnya ia mengikuti saran kakaknya.

Squad. (4)

Jason : gengs

Leo : pa

Dian : pa (2)

Zelvian : pa (3)

Jason : klur yuk gaes

Jason : *kluar

Leo : kuy

Dian : kuy (2)

Zelvian : kuy (3)

Jason : kemana?

Dian : rmh leo

Zelvian : rmh leo (2)

Leo : rmh leo (3)

Leo : e? bntr kok k rmh gue?

Dian : krn rmh lo yg pling enk.

Jason : (2)

Zelvian : (3)

Leo : mkin kekinian y kalian gengs. Ngomong pke (2) (3)

Dian : kmi ngetik bkn ngomong

Zelvian : (2)

Jason : (3)

Leo : ok gengs ok

Jason hanya membaca pesan group chat teman-temannya. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas mandi dan bersiap-siap.

Setelah selesai ia turun ke bawah. Ia melihat Mamanya sedang duduk sambil menonton sinetron kesukaannya.

"Ma, Jason pergi dulu." Pamit Jason.

"Iya. Hati-hati." Kata Mamanya tanpa mengalihkan pandangannya dari TV. Jason hanya mendengus melihat kelakuan mamanya itu.

"Oi."

Jason menoleh kearah suara. "Apa?"

"Mau kemana lo?" Tanya Jancie

"Kepo lo." Kata Jason segera keluar dari rumah tanpa memperdulikan omelan kakaknya.

❤❤❤

"WOI. SIAPA YANG NYURUH LO TIDURAN DI TEMPAT TIDUR GUE?" Jerit Leo ketika melihat Dian tiduran di tempat tidurnya. Ia hampir saja menjatuhkan nampan yang ia pegang.

"Ga ada. Emang kenapa sih? Bukannya gue udah biasa? Selaw aja dong." Kata Dian.

"Biasa pale lo. Bangkit sana. Duduk di bawah. Duh, paling kesel kalo kalian datang, serius. Kamar gue jadi berantakan gini." Gerutu Leo.

Jason, Dian dan Zelvian hanya tertawa.

"Jadi, tumben lo ngajak keluar mau ngapain?" Tanya Leo sambil meletakkan nampan berisi snack dan minuman.

"Kangen gue sama kalian." Kata Jason sambil tersenyum manis.

Zelvian yang melihatnya langsung melemparkan snack ke arah Jason.

"WOI. ITU SNACK TAR KAMAR GUE BERSEMUT WOI." Teriak Leo histeris.

"Yang di lempar siapa yang marah siapa. Oalah, Leo Leo." Kata Dian sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Leo hanya cemberut. "Jadi mau ngapain ini kita? Biasa cowo-cowo yang lain pasti punya markas tersendiri buat ngumpul. Lah kita apa?"

"Ini kan markas kita." Kata Zelvian.

"Dalam kurung dua." Kata Jason.

"Dalah kurung tiga." Kata Dian.

"Oke. Leo kuat." Kata Leo sambil mengelus dada-nya sendiri.

Mereka tertawa ngakak. Sedangkan Leo hanya cemberut. Setelah berdiskusi panjang lebar akhirnya mereka memutuskan untuk mengobrol saja.

"Gue mau curhat." Kata Jason tiba-tiba.

"Ecie. Udah punya gebetan aja lo," kata Zelvian sambil memukul punggung Jason pelan.

"Curhat aja." Kata Leo.

Dian yang sudah tau apa yang akan di curhatin Jason hanya diam.

"Gue suka sama Savia."

Hening.

"T-tapi Zelvian juga suka sama Savia." Kata Leo.

"HA?" Jerit Dian.

Jason diam menatap Zelvian begitu juga sebaliknya. Leo menatap mereka berdua bingung. Dian yang tidak tau apa-apa hanya diam menatap mereka.

Dan seketika suasana menjadi menenggangkan.

❤❤❤

Ini tentang Jason semua yak. Part ini mungkin agak mengecewakan yah. Ga part ini aja sih tpi sblum"nya juga:( tapi ya gue harap kalian ttp suka bca crita gaje ini wkwk.

Yaudah gitu aja. Votments? Thanksyou:).

10 Januari 2017.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro