Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

T i g a p u l u h e m p a t - E n d

"Yay. Akhirnya ujian selesai juga." Teriak Anita senang.

"Ga terasa kita udah mau kelas sebelas yah." Kata Savia sambil tersenyum menatap teman-temannya.

Saat ini mereka sedang duduk lapangan sekolah. Semua penduduk sekolah sudah berpulangan tapi tidak dengan keempat orang ini.

Mereka lebih memilih berkumpul dan bercerita sebentar. Mengingat kenangan yang mereka lalui satu tahun ini. Di sekolah ini.

"Padahal baru kemarin liat Jason sama Savia musuhan. Eh, sekarang malah udah pacaran." Sindir Tifanny sambil melihat Savia yang sudah menutup wajahnya malu.

"Dan baru aja gue ngerasa berteman sama Ferdinan. Tapi dia malah pergi secepat itu." Kata Angeline mengingat temannya yang sudah pergi itu.

Savia hanya tersenyum pahit. "Udah dua bulan yah."

Teman-temannya yang lain hanya diam dan menatap langit yang terlihat mendung.

"Cewek-cewek, ada gerangan apa kalian belum pulang?"

Savia dan teman-temannya sontak melihat kearah seseorang yang tadi berbicara.

"Kepo." Jawab Anita ketika melihat siapa yang bertanya.

"Dih, kan nanya doang." Jawab Zelvian. Iya. Itu adalah Zelvian dan lain-lain. Tentu saja tau kan?

"Berantem mulu, kapan jadiannya?" Sindir Angeline yang membuat Anita memukul lengannya kuat.

"Dalam kurung dua." Lanjut Tifanny.

"Iya deh iya. Yang udah pacaran semuanya. Gue mah apa. Cuma butiran pasir yang berada di luasnya laut." Keluh Anita.

"Tenang aja. Tar lo ga bakal jadi butiran pasir lagi." Kata Zelvian sambil membalikkan badannya menghadap arah lain.

"Siaga satu." Kata Jason.

"Ngodenya kuat amat bang." Kata Dian.

"Alay." Kata Leo.

Anita hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah akibat omongan Zelvian yang menurutnya agak lebay itu.

"Ngomong-ngomong. Kalian ngapain disini?" Tanya Dian yang menyadari sesuatu.

"Hanya mengenang." Jawab Tifanny.

Suasana mendadak menjadi hening.

"Eh, ini kita udah liburan kan?" Tanya Leo memecah keheningan yang menyelimuti mereka.

Yang lainnya hanya mengangguk. Leo tersenyum lebar menatap teman-temannya. "Puncak? Tante gue punya salah satu villa di situ."

"SETUJU!"

❤❤❤

"Aku pulang." Ucap Savia sambil membuka pintu.

"Oh udah pulang?" Tanya Savier yang sedang memainkan handphone-nya di sofa ruang tamu.

Savia mengernyitkan alisnya, ia melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.

"Kok lo disini, kak? Ga kerja? Baru jam satu loh ini." Tanya Savia mendudukkan dirinya di sofa sebelah Savier.

"Kan gue bosnya. Suka-suka gue dong mau datang apa ga." Kata Savier sok tanpa mengalihkan wajahnya dari handphone-nya.

Savia hanya menatap kakaknya malas. "Mama mana?"

"Tuh di belakang. Lagi masak."

Savia hanya ber-oh ria. Semenjak kejadian yang ia menjadi gila, mamanya menjadi lebih sering dirumah untuk menjaganya.

Ketika mengingat keadaan waktu dua bulan yang lalu. Ia kadang merasa geli, kenapa dulu ia sampai seperti itu. Tapi, kadang ia juga merasakan rasa bersalah itu lagi.

Ribet. Segala sesuatu mengenai perasaan itu selalu ribet menurut Savia.

"Makanan udah siap." Jerit Hany dari arah dapur.

Savia meletakkan tas sekolahnya lalu langsung bangkit menyusul kakaknya yang sudah duluan pergi ke belakang.

"Mamaa." Panggil Savia.

"Apa?"

"Gapapa. Manggil aja." Kata Savia lalu duduk kursi yang berada di meja makan.

Savier dan Hany pun mengikutinya. Savia mengambil nasi, lalu lauk.pauk yang Hany masak untuk mereka. Kemudian, memakannya dengan lahap.

"Oh ya, Ma. Aku udah libur nih." Ucap Savia dengan bibir penuh makanan.

Hany hanya menatap anaknya. "Terus?"

"Wow." Sambung Savier yang menurut Savia sangat tidak berguna.

"Besok Savia mau ke Puncak. Boleh?" Tanya Savia takut-takut. Takut jika kakaknya yang overprotektif itu akan melarangnya.

Dan ia sudah menyiapkan beberapa kata, jika kakaknya yang satu itu melarangnya.

"Nginap?" Tanya Hany.

"Iya. Paling satu hari doang. Boleh ya, Ma?" Kata Savia sambil menatap mamanya dengan tatapan memohon.

"Tanya sama kakak." Kata Hany yang langsung membuat jantung Savia berdegup kencang. Takut.

"Kak..."

"Tanya sama mama."

Savia menatap kakaknya bingung. Hany pun kebingungan. Ia tidak akan melarang tentu saja. Tapi biasa yang paling tidak suka Savia berkeluaran adalah Savier. Makanya ia menyuruh Savia untuk menanyakan kepada kakaknya.

"Loh? Kok mama?" Tanya Hany.

Savier hanya manyun. Lalu menatap adiknya. "Tergantung."

"Tergantung apanya?" Tanya Savia.

"Siapa aja yang ikut?"

Savia menatap kakaknya curiga. "Leo, Dian, Tifanny, Angel, Anita dan Zelvian."

Ia sengaja tidak menyebutkan nama Jason. Karena ia tau, jika nama Jason ia ucapkan, kakaknya itu pasti tidak akan mengijinkannya.

"Ga boleh." Jawab Savier langsung.

Savia langsung lemas seketika. "Kenapa?"

"Karena ga ada Jason."

"Hah?"

"Kalo ada Jason baru boleh."

Savia terkejut mendengar ucapan kakaknya itu. "Kok gitu?"

"Karena dia bisa jagain kamu?" Kata Savier yang seperti pertanyaan di telinga Savia.

Hany batuk-batuk. "Dulu aja sok ga ngerestui. Sekarang harus ada dia baru boleh pergi. Apa-apaan."

"Dulu yah dulu, Ma." Kata Savier tetap melanjutkan acara makannya.

Savia tersenyum lebar menatap Savier. Ia senang. Ia berdiri lalu memeluk kakaknya erat.

"Makasih. Sayang deh sama kakak." Kata Savia sambil mencium pipi kakaknya lalu pergi ke atas untuk menganti bajunya.

Savier hanya bisa batuk-batuk melihat tingkah adiknya yang satu itu.

Tapi ia senang. Asalkan adiknya senang. Dan satu alasan lagi ia memperbolehkan adiknya itu berpacaran dengan Jason.

Savier sudah memiliki pacar.

❤❤❤

"Gue butuh bantuan kalian." Kata Zelvian dengan muka memelasnya tersebut.

Tadi siang, Zelvian tiba-tiba memberikan pesan kepada teman-temannya untuk berkumpul di rumahnya pada malam hari.

Dan disinilah mereka semua. Kecuali, Anita.

"Pasti mau nembak Anita ya." Kata Dian to the point.

Zelvian menjentikkan jarinya. "Bingo."

"Kenapa minta bantuan sama kita?" Tanya Leo menatap Zelvian. Ia sangat malas sebenarnya. Ia lebih memilih tidur di rumah kalau saja ia tidak menngingat bahwa orang di depannya ini adalah sahabatnya.

"Karena kalian semua udah nembak cewek dan berhasil." Kata Zelvian jengkel.

Ia kesal sebenarnya. Karena semua temannya sudah jadian. Kecuali dirinya. Dan yang lebih membuatnya jengkel adalah bahwa pacar mereka adalah sahabat Anita yang merupakan teman-temannya juga.

"Ya itu karena kita saling suka sih. Makanya di terima." Kata Savia menatap Jason.

Angeline mengangguk. "Gue aja di tembak di warteg kesukaannya Dian aja gue tetep terima. Walaupun ga ada romantisnya."

Dian hanya mengaruk-garuk kepalanya yang mendadak terasa gatal.

Tifanny dan Leo hanya saling tatap-tatapan. Mereka tidak pernah menceritakan bagaimana Leo menembaknya dan Tifanny menerimanya. Mereka hanya mengatakan kepada yang lain bahwa mereka sudah pacaran.

"Leo sama Tifanny gimana?" Tanya Zelvian.

"Rahasia." Jawab mereka kompak.

"Sudah ku duga." Kata Savia menatap kedua temannya itu.

"Jadi intinya. Lo butuh bantuan kita untuk apa?"

Zelvian menjelaskan rencananya dengan mantap. Setelah mendengarkannya, semua orang setuju.

"Oke?" Tanya Zelvian

"Sip." Jawab yang lain.

"Oke sekarang kalian boleh pulang."

"Ngusir banget ya." Kata Angeline.

"Tau. Padahal dia yang nyuruh kumpul disini." Sambung Dian.

"Yah kan. Udah selesai." Jawab Zelvian sekenanya.

"Yaudah. Yuk, babe." Kata Jason sambil merangkul Savia. Yang di rangkul hanya mengangguk lalu berpamitan kepada yang lain.

Jason membuka pintu mobil untuk Savia. Ia sengaja membawa mobil, karena ia takut Savia masuk angin jika ia membawa motornya. Perhatian bukan? Tapi menurut Savia itu terlalu berlebihan.

"Udah makan?" Tanya Jason.

"Udah tadi makan di rumah. Lo?"

Jason hanya mengangguk. "Udah. Mau langsung pulang? Atau mau mampir ke tempat lain?"

"Pulang aja, deh. Besok kan mau berangkat pagi."

"Siap, bos."

Jason langsung menghidupkan mobilnya lalu berangkat. Mereka mengobrol panjang lebar mengenai apa yang akan terjadi besok. Sampai mereka tidak sadar bahwa mereka sudah berada di depan rumah Savia.

Jason keluar lalu membukakan pintu mobil untuk Savia. Savia hanya tersenyum. Ia sudah mulai terbiass dengan sikap manis Jason.

"Mau mampir ga?"

"Ga deh. Mau tidur nih. Ngantuk." Kata Jason sambil menguap.

"Oke. Hati-hati yah. Selamat malam." Kata Savia memeluk Jason sebentar. Saat ingin melepaskannya Jason menahannya.

"Selamat malam. Tidur yang nyenyak." Kata Jason sambil mencium kening Savia lembut.

"Hmm." Gumam Savia sambil tersenyum.

Jason masuk kembali ke mobilnya. Savia melambaikan tangannya ke Jason. Dan di balas oleh Jason.

Ketika mobil Jason sudah tidak tampak lagi. Ia berbalik, memasuki rumahnya lalu bersenandung.

Semoga besok semuanya berjalan lancar.

❤❤❤

Tugas Angeline dan Tifanny adalah membawa Anita jalan-jalan mengelilingi kawasan Villa.

Saat Angeline dan Tifanny melakukan tugasnnya, Leo membantu Zelvian memakaikan kostum Winnie The Pooh yang merupakan kartun kesukaan Anita.

"Ini mau kemana?" Tanha Anita.

"Jalan-jalan aja." Jawab Tifanny.

"Kenapa Savia ga diajak?"

Angeline dan Tifanny saling tatap-tatapan. Tentu saja mereka tidak mengajak Savia karena ia memiliki tugas yang lain.

"Lagi sibuk pacaran. Kayak ga tau aja." Jawab Angeline sekenanya.

"Loh terus kenapa kalian ga sama pacar kalian?"

"Mereka lagi sibuk main game tuh." Kata Tifanny.

Anita hanya mengangguk.

Disisi lain, Jason dan Savia sedang bersembunyi di balik pohon yang berada di samping Villa mereka.

Tugas mereka adalah menghidupkan kembang api ketika Anita menjawab 'Ya'.

"Gimana kalau Anita jawab tidak ya?" Tanya Jason lalu tertawa jahat.

"Doa-nya jelek banget."

"Loh kan, kita harus memikirkan kemungkinan terburuknya dulu." Kata Jason masih tertawa.

Savia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia meniupkan tangannya untuk menghangatkan tubuhnya. Ia merasa sangat dingin, padahal ia sudah memakai jaket.

"Dingin yah?" Tanya Jason.

Savia hanya mengangguk. Tiba-tiba Jason memegang kedua tangan Savia lalu meniupnya. Setelah meniupnya, ia mengenggam tangan kiri Savia lalu memasukkannya ke saku jaketnya.

Jason menatap Savia lalu terkekeh. "Gue bukan cowok yang di drama korea yang bakal ngasih jaket ke lo. Karena kalo gue ngasih, tar gue yang kedinginan dan sakit."

Savia menatap Jason dengan tatapan polosnya.

"Kalo gue sakit. Tar ga ada yang jagain lo lagi. Jadi cara gue cuma bisa gini." Kata Jason sambil menatap genggaman tangan mereka yang berada di saku Jason.

"Makasih. Udah menjadi yang beda dan menghancurkan ekspetasi gue." Ejek Savia sambil tersenyum.

Savia melihat kearah Zelvian dan Anita. Saat Anita mengangguk, Savia dan Jason langsung menyalakan kembang api itu, lalu bangkit berdiri.

Dan terpampanglah kembang api di langit yang terlihat sangat indah itu. Savia menatap Jason dan tersenyum. Jason mengangguk lalu keluar dari persembunyiannya bersama Savia.

"CIEEEE. TEMEN GUE GA JOMBLO LAGI." Teriak Savia dan memeluk Anita yang terlihat shock dengan semuanya.

Zelvian tersenyum lalu ber-high five dengan teman-temannya dan mengucapkan terima kasih.

"Liat kembang apinya. Bagus." Kata Angeline menunjuk kembang api yang masih terus-terusan bermunculan.

Mereka semua melihat kearah kembang api itu lalu tersenyum. Savia mengeluarkan handphone-nya lalu mengajak mereka foto bersama.

"Ending?" Kata Tifanny ambigu.

"No, ga ada yang namanya ending. Hidup kita akan terus berlanjut." Kata Angeline.

"Dan gue harap kita akan tetap kayak gini." Sambung Savia.

"Walaupun nanti kita bakal beda kelas karena memilih jurusan yang berbeda. Tapi gue harap kita tetap keep in touch." Kata Anita.

Yang lainnya mengangguk.

"Jangan merasa jadi canggung atau strangers." Kata Leo.

"Tetap ketemuan kalo pas istirahat." Sambung Dian.

"Tetap kumpul bareng kalo ada waktu." Kata Jason.

"Dan tetap kayak gini selamanya. Jangan ada yang berubah. Oke?" Kata Zelvian sambil menatap teman-temannya.

Mereka semua mengacungkan jempolnya. "Okey!"

Dan kami harap. Kamu bahagia disana, Ferdinan.

-END-

❤❤❤

SELESAIII!!!

Tapi tenang. Masih ada epilognya kok. Dan bagaimana zelvian nembak anita ga gue ceritain karena gue bakal buat boncap khusus untuk kopel-kopel lainnya.

Dan tentunya ada epilog. Jadi di tunggu yak!! Jangan diremove dr lib dulu okey?!

Dan gue rada minta maaf kalo d cap sebelumnya agak mengecewakan tapi yah begitu. Gue udh ad plan dr awal. So plis respect it okey.

Makasih❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro