Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

S t o r y o f : L e o ft T i f a n n y

"You'll never know when hate turn into love."

❤❤❤

Leo berjalan kearah kelasnya berada. Saat ingin memasukki kelas tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang juga ingin memasuki kelas.

"Apaan sih nabrak-nabrak." Kata orang yang di tabrak Leo.

Leo yang melihat orang di tabrak pun tersenyum miring. Lalu ia berdiri di depan pintu. Menghalangi orang tadi untuk memasukki kelas.

"Pagi, Tifanny~" Panggil Leo sambil menyandarkan lengannya di pintu.

"Awas."

Leo yang melihat ke arah Tifanny  dengan tatapan menantang. "Kalo gue ga mau?"

"Lo mau kiri apa kanan?" Tanya Tifanny sambil menjulurkan kedua tangannya.

"Ha? Ga nyambung banget lo."

"Jawab aja."

Leo yang tidak tahu apa-apa pun menjawabnya dengan santai. "Kanan. Kalo kiri pasti bekas lo cebok tadi pagi."

Tifanny tersenyum lalu mengangat tangan kanannya dan memukul kepala Leo dengan sangat kuat yang membuat si pemilik kepala langsung mundur ke belakang.

Leo menatap Tifanny tidak percaya. Tifanny hanya mengangkat bahunya lalu masuk ke kelas dengan senyum kemenangan.

"Dasar cewek bar-bar." Gumam Leo yang bisa di bilang sangat keras itu.

"Siapa?" Tanya Tifanny.

"Lo, bego."

"Nanya."

Leo berdecih pelan. "Kenapa deh gue bisa sekelas sama lo lagi dih."

"Kenapa yah? Padahal gue udah muak liat wajah lo yang kayak comberan gitu." Kata Tifanny sambil menatap Leo dengan tatapan merendah.

"Comberan? Plis deh. Cewek di luar sana bilang gue yang paling ganteng di sekolah ini tau. Emang lo yang mukanya kayak kodok kejepit? Ck." Jawab Leo tidak mau kalah.

"Kodok kejepit? Mata lo minusnya dalem tuh." Kata Tifanny lagi.

"Mata lo tuh yang minusnya udah akut. Muka kayak Justine Bieber gini lo kata comberan."

Tifanny melihat Leo dengan tatapan jijik. "Dih. Mati aja lo. Sana deh, pagi-pagi udah buat orang badmood aja. Benci banget gue sama lo. Sana lo."

"Gue juga benci sama lo. Dasar kodok kejepit. Hah." Kata Leo berkacak pinggang lalu berbalik keluar kelas.

"Gue lebih lebih lebih lagi." Kata Tifanny lagi ketika melihat Leo keluar kelas.

Tifanny mendengus lalu berjalan ke arah tempat duduknya.

Ia sangat sebal dengan Leo. Sikap jail Leo kadang membuatnya membencinya.

"Lo benci sama dia tar jadi cinta lo."

Ia sering mendengar kata itu dari orang lain atau teman-temannya.

Tapi ia yakin, ia tidak akan jatuh cinta dengan Leo. Ia yakin sekali.

❤❤❤

Saat pulang dari acara pemakaman ayahnya Savia. Leo menawarkan tumpangan untuk Tifanny yang di terima dengan melewati berbagai perdebatan.

"Laper ga lo?" Tanya Leo sambil memberikan helm kepada Tifanny.

Tifanny hanya diam. Leo menghela nafas.

"Naik."

Tifanny menurut dan naik dengan gampangnya. Leo menyalakan mesin motornya.

"Loh ini kan bukan jalan ke arah rumah gue." Kata Tifanny heran.

Leo hanya diam. Tifanny tiba-tiba merasa takut dengan cowok di depannya. Ia takut Leo ingin membunuhnya karena Leo sangat membenci dirinya. Pantes saja, Leo ingin mengantarnya tadi.

"WOI LO MAU NYULIK GUE YAH. LO MAU BUNUH GUE YAH. WOII." Jerit Tifanny heboh sambil memukul bahu Leo.

"WOI KALEM WOI. TAR KITA JATUH." Jerit Leo balik.

Tifanny diam dan menuruti perkataan Leo. Leo mendengus kesal.

"Lo tenang aja. Sebenci-bencinya gue sama lo gue ga bakal bunuh lo. Tenang aja." Gerutu Leo.

"Jadi kita mau kemana?"

"Pantai."

"Pantai?"

"Yah. Tuh liat samping lo."

Tifanny melihat sekitar dan benar. Mereka saat ini berada di pantai.

"Ngapain kesini?"

"Nyari kerang. Terus di jual. Kan mayan." Kata Leo santai lalu memakirkan motornya.

Tifanny turun dan berlari kearah pantai. Ia membuka sepatunya lalu bermain air di sekitar pantai.

"Nih." Kata Leo menghampiri Tifanny lalu memberikan Tifanny eskrim yang entah dari mana asalnya.

Tifanny mengambilnya tanpa ragu lalu tersenyum. "Makasih."

Ia rasa Leo tidak semenyebalkan yang ia kira.

Leo membuka sepatunya lalu bermain air juga. Tifanny hanya memakan eskrimnya sambil menatap kedepan.

"Lo kenapa?" Tanya Leo.

Tifanny hanya menggeleng. Ia sebenarnya sangat sedih karena mendengar kabar bahwa ayah Savia meninggal dan juga sedih ketika Savia mengatakan hal yang tidak masuk akal.

Ia terlalu sibuk dengan lamunannya sampai ia tidak tahu bahwa Leo tiba-tiba mendekatinya.

Saat ia menyadarinya, semua sudah terlambat. Leo mendorong Tifanny sehingga Tifanny jatuh ke dalam air yang menyebabkan bajunya basah.

Leo tertawa ngakak. Tifanny menatap dengan tatapan tajamnya.

Ia menarik perkataannya. Leo tetaplah Leo orang yang sangat ia benci.

❤❤❤

Pagi-pagi buat, Leo sudah bolak-balik kamar mandi dan menggerutu. Tifanny memberikan Leo air hangat untuk menenangkan perutnya.

Ia sedikit merasa bersalah, karena hal yang menyebabkan Leo mules adalah minuman yang Tifanny racik untuk dirinya saat melakukan dare kemarin.

"Duh. Gara-gara lo nih semua." Kata Leo ketika keluar dari kamar mandi.

Saat ini mereka masih berada di area sekitar camping mereka kemarin.

"Yeu. Gue mana tau. Siapa suruh lo minum." Bela Tifanny.

Leo mendengus. "Kan gue jadi cowok harus pegang ucapan."

"Yah salah lo dong. Kenapa jadi cowok yang harus pegang ucapan." Kata Tifanny sambil menatap Leo tidak terima.

Ia hanya merasa bersalah sedikit. Hanya sedikit. Anggap saja ini pembalasan dari apa yang semua Leo perbuat kepadanya.

"Udah pakai minyak angin belom?" Tanya Dian yang menghampiri Leo yang terlihat sedang kritis.

Leo hanya mengangguk. Tifanny menghela nafas. Ia mengeluarkan roti lalu memberikannya kepada Leo.

"Isi perut lo sama ini. Maaf." Kata Tifanny pada akhirnya.

Leo tersenyum lalu mengusap puncak kepala Tifanny. "Gitu dong. Oke. Makasih yah."

Tifanny mengangguk lalu bergegas pergi meninggal Leo.

Ia merasa jantungnya mulai berdegup kencang.

"Cie. Udah mulai tumbuh yah rasanya." Ejek Savia yang melihat reaksi Tifanny.

Tifanny menggelengkan kepalanya. Ia mengingat kembali semua perbuatan Leo kepada dirinya. Ia memukul kepalanya pelan.

Tidak mungkin ia jatuh cinta dengan orang yang ia benci bukan?

❤❤❤

Leo mengendarai motornya dengan pelan. Ia sedang menikmati indahnya angin malam.

Ketika ia melintasi perumahan yang cukup gelap dan sepi, ia melihat sosok yang tidak asing dan sedang di kerumuni oleh beberapa laki-laki yang terlihat seperti preman.

Leo langsung menghentikan motornya dan mengendap-endap menghampiri kerumunan tadi.

"Keluarin duit lo." Kata Preman yang berkepala botak.

Tifanny menatap kearahnya dengan berani. "Kalo gue ga mau gimana?"

"Oh? Berani lo? Lo ga takut sama kita? Ga takut kita apa-apain?" Tanya Preman yang satu lagi.

"Kita sama-sama makan nasi untuk apa takut?" Tantang Tifanny yang membuat para preman tadi mulai tertawa lalu menampar pipi Tifanny kuat.

Leo yang melihatnya sudah tidak tahan lagi. Ia berlari lalu menendang punggung preman yang menampar pipi Tifanny tadi.

Tifanny yang melihat kejadian tadi bergumam. "Leo?"

Ketika preman-preman tadi mengalihkan pandangannya, Leo menarik tangan Tifanny lalu berlari menghampiri motornya.

"Naik. Buruan."

Tifanny naik. Leo segera menghidupkan mesin motornya dan bergegas pergi meninggalkan preman-preman yang sedang berteriak sumpah serapah.

"Lo mau kemana sih? Malem-malem gini? Kalo tadi ga ada gue gimana? Kalo ada apa-apa tadi gimana?" Kata Leo khawatir.

Tifanny terkekeh. "Kok perhatian?"

"Lo itu cewek, Tif. Zaman sekarang udah ga aman buat cewek keluar malem-malem gini. Emang lo mau kemana? Hah?"

"Gue laper. Mau beli makan. Orang tua gue lagi ke luar kota jadi ga ada yang beliin makan."

Leo menghela nafas. "Jadi mau makan apa?"

"Bakso."

Leo mengangguk lalu membawa motornya ke restoran bakso kesukaannya.

Tifanny tersenyum. Yah, ia tersenyum karena menurutnya Leo yang khawatir itu sangat lucu.

Ia rasa, ia akan menarik lagi perkataannya. Tapi kali ini mengenai ia tidak akan jatuh cinta dengan Leo.

❤❤❤

Tifanny langsung bergegas mengambil kotak P3K yang berada di UKS. Ia sangat terkejut melihat Leo yang jatuh dan tidak bisa berjalan.

Setelah mengambilnya, ia membasuh luka Leo dengan alkohol yang membuat Leo meringis kesakitan.

"Sakit ya? Maaf." Kata Tifanny lalu meniup luka Leo.

Leo menatap Tifanny sambil tersenyum. Ia sedikit kaget ketika melihat Tifanny yang mengobati lukanya.

Mereka tidak pernah akur benarkan?

"Sepertinya, lo udah ngerasain hal yang sama." Gumam Leo ketika Tifanny pergi untuk mengembalikan kotak P3K.

❤❤❤

Leo : gw butuh bntuan lo

Tifanny : ap?

Leo : cara nembak cewek gmn?

Tifanny membaca pesan yang Leo kirim dengan wajah datarnya. Entah mengapa ia merasakan dadanya sesak.

Tifanny : tinggal nembak aj

Leo : caranya

Tifanny : blg i love u gt wkkwk

Leo : i love u

Tifanny merasa jantungnya berdegup kencang. Walaupun ia tau bahwa pesan tadi hanya contoh. Tapi bolehkah ia sedikit berharap?

Leo : i love u

Leo : i love u

Leo : i love u

Tifanny : iy gt. jan spam k.

Leo : i love u

Tifanny : iya blg cewe yg mau lo tembak. jgn k gw

Leo calling

Tifanny menghela nafas lalu mengangkat panggilan itu.

"I love you."

"Ha?"

"Kurang jelas apa yah? Sinyalnya stabil kok."

"Maksud lo? Lo mau latihan yah?" Tanya Tifanny sambil membuat nadanya terdengar mengejek.

"Latihan apa?"

"Nembak cewek lah."

"Lah gue lagi nembak cewek nih."

"Ha?"

"Kata mereka lo orang yang paling peka. Tapi kok menurut gue lo ga ada pekanya sedikit pun yah."

"Maksud lo apaan? Ngomong yang jelas."

"Gue sayang lo?"

"Kok nadanya kayak pertanyaan yah."

"Gue sayang lo, Tifanny."

Tifanny menutup mulutnya tidak percaya. Benarkah? Leo juga memiliki perasaan seperti dirinya?

"Helo? Gue yakin lo juga sayang sama gue. Jadi gue anggap lo terima gue. Dan hari ini hari kita jadian. Oke? Sip."

Tifanny tersenyum lalu tertawa.

"I hate you."

"I love you, too. Hehe."

❤❤❤

Yoww. Saran gue. Jangan pernah blg benci sma org deh krna kemakan sma omongan itu ga enak loh:(

Oke. Gimana mengenai kopel kita yg ini? Hoho

02 Agustus 2017.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro