Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

E n a m

"Kemana? Mau langsung ke timezone?" Tanya Zelvian.

"Boleh. Timezone-nya ada di lantai paling atas. Naik escalator aja kali, yak. Sambil liat-liat gitu." Tawar Angeline.

Dian hanya menggerutu. "Cih, dasar cewek."

"Dih, heboh lo kupret." Terjadilah adu mulut antar Angeline dengan Dian.

"Eh eh." Savia menyenggol lengan Anita yang berjalan di sebelahnya. "Apaan?"

"Kalo di liat-liat Angeline deket juga yah sama Dian?" Kata Savia penasaran.

"Emang. Mereka asal ketemu sering adu bacot. Paling bentar lagi jadian." Kata Anita sambil ketawa. Angeline yang mendengar perkataan Anita langsung memberikan tatapan tajamnya.

"Dih? Sama dia? Ogah!" Angeline memeletkan lidahnya kearah Dian dan di balas tatapan bosan Dian.

"Vi, Toko buku yuk?" Ajak Tifanny. Baru saja Savia ingin menjawab Zelvian menyela. "Ga boleh ajak Savia ke toko buku nanti dia bisa seharian disana. Dan kita bisa-bisa ga jadi jalan-jalan. Udah ke timezone aja."

"Apaan sih lo, Zel?" Kata Savia kesal karena omongannya di sela.

"Lah? Gue bener kan?" Kata Zelvian. Savia hanya diam menatap Zelvian malas. Zelvian hanya mengangkat bahu cuek.

Mereka pun berjalan mengikuti Zelvian yang berada di paling depan.

Lantai 1.

"Woahh, bajunya bagus. Mampir bentar yak." Kata Anita sambil menarik Angeline masuk ke toko. Yang cewek ikut masuk yang cowok hanya nunggu di depan.

"Mimpi apa gue semalem. Kok bisa-bisanya hari ini gue nemenin cewek-cewek belanja." Gerutu Leo kesal. Yang disetujui oleh Dian.

Jason hanya terkekeh. "Yah namanya juga cewek. Biasa tuh. Emak lo pasti gitu juga."

"Eh? Udah? Kok cepat?" Tanya Dian yang melihat Anita dan kawan kawan keluar.

"Kok lo ga bawa apa-apa, Nit? Ga jadi beli?" Tanya Zelvian saat melihat tidak ada kantung belanjaan di tangan Anita.

Anita menggeleng lesu. "Ga jadi. Gue yang pakai ga cocok. Keliatan gendutnya." Para laki-laki hanya bisa menghela nafas kasar.

Lantai 3.

"Mampir ketoko buku bentar boleh yah?" Mohon Savia ke teman-temannya.

Yang cewek setuju. Lagi-lagi yang cowok tidak setuju.

"Ah lo pada ga asik ih. Sebentar aja kali." Gerutu Savia.

"Yaudah, gih. Tapi janji bentar yah?" Kata Jason. Savia melihat Jason yang tersenyum kepadanya. Jantungnya langsung berdebar kuat.

Dia ngomong sama gue. Bukan karena ada mau lagi. Tapi ngebela gue. Savia bengong.

Tifanny menyenggol lengan Savia pelan. "Lo ga usah malu-maluin deh, Vi. Jangan melongo kayak orang bego gitu bisa ga sih?"

"Ah? Hahaha. I...ya?" Kata Savia tersenyum paksa.

"Ga jadi ke toko bukunya?" Tanya Jason.

Savia gugup. "Ah, Ini gue mau masuk? Oke gue duluan?" Savia langsung menarik Tifanny agar masuk toko buku. Sedangkan Anita dan Angeline mengikuti mereka dari belakang sambil menahan tawanya.

"Ciee, baper." Goda Angeline.

"Kampret lo." Maki Savia. Walaupun pada akhirnya ia tersenyum.

Sedangkan di luar.

"Eh, Jason bego banget anjir. Ngapa lo kasih sih? Capek gue nungguin mereka. Lelah dede lelah." Ucap Dian dramatis.

Yang dimarahi hanya tersenyum manis. Leo menatap Jason seakan-akan ingin memakannya. Zelvian menatapnya curiga.

"Lo suka sama Savia, Son?" Tanya Zelvian.

Jason terkejut. "Eh anjay, cuma karena gue nge-izinin dia ke toko buku lo bilang suka? Hahaha. Apa banget lo." Kata Jason sambil tertawa paksa.

Zelvian ingin menanyakan lebih lanjut ke Jason. Ketika ia melihat Savia dan teman-temannya keluar. Ia mengurungkan niatnya tersebut.

Savia keluar dengan 3 buku novel ditangannya. Dan Tifanny 5 komik.

"Tumben cepat?" Dengus Leo.

"Karena gue kasihan liat muka lo pada." Kata Savia mengejek. Ia menatap Jason. Baru saja Savia ingin mengucapkan terimakasih. Tapi Jason dengan cepat membuang muka ke arah lain.

Kenapa? Kenapa bersikap dingin lagi?

Angeline yang melihat itu hanya menepuk-nepuk bahu Savia pelan. Savia hanya menghela nafas.

Lantai 6.

"Akhirnya nyampek disini juga. Gue mau main tembak-tembakan ah." Lega Leo.

"Hati-hati di tolak, Yo." Kata Tifanny.

"Apaan garing lo euy." Dan setelah mengatakan itu Leo langsung kabur entah kemana bersama Dian.

"Gue mau main Love&Berry dong." Kata Anita yang langsung di geplak Tifanny. Anita hanya meringis.

"Ingat umur lo anjir."

Savia hanya tertawa melihat teman-temannya. "Yaudah, gue mau isi kartunya dulu ye. Tar ketemuan di tempat basket. Gue ga sabar main basket nih." Kata Savia antusias.

Ketika teman-temannya mengangguk mengiyakan Savia pergi sendiri mengisi kartu.

Setelah mengisi kartu Savia langsung pergi ke tempat basket. Saat sampai di sana ia hanya melihat Anita, Jason dan Zelvian.

"Loh? Tifanny sama Angeline mana?" Tanya Savia.

"Ikut Dian sama Leo." Jawab Zelvian.

Savia hanya mengangguk dan pergi ke salah satu tempat main basket. Savia menggesekkan kartunya dan menekan tombol start.

Sebelum mulai savia melemparkan kartunya ke Anita. "Kalo kalian mau main pake kartu itu aja."

Anita mengangguk. Dan menggesekkan kartunya di tempat sebelah Savia.

Savia bermain dengan serius. Sampai stage 4. "Gue lelah." Ngeluh Savia. Dan tiba-tiba Zelvian berdiri di samping Savia.

"Gue bantuin yah?" Tanya Zelvian yang hanya dapat anggukan dari Savia.

Mereka berdua bermain sambil ketawa. Tanpa mereka sadari Jason melihat mereka dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Eh, modus banget lo megang-megang tangan gue." Goda Zelvian ketika tangan mereka tanpa sengaja saling bersentuhan saat ingin mengambil bola.

Savia hanya mendengus dan melanjutkan permainan hingga game over.

"Hebat juga ya lo, Sav." Kata Zelvian. Savia yang sedang mengatur nafasnya hanya mengacungkan jempolnya.

Savia menoleh kearah Jason yang sedari tadi hanya berdiri menatap mereka. Ketika pandangan mereka bertemu. Jason membuang muka lagi.

Lagi?

Anita yang melihat kejadian tadi mengajak Savia untuk pergi menemui teman yang lain. "Vi, nyari Angel sama Tifanny yok."

Savia mengiyakan dan mereka pergi mencari temannya.

"Woi. Yo, tembak yang itu Yo." Jerit Dian.

Leo yang dijerit hanya mengangguk. "Sebentar Yan. Susah nih." Ngeluh Leo.

Angeline hanya menatap Dian malas. "Tadi aja mukanya kayak orang step gitu pas di ajak ke sini. Pas udah ke sini malah kesenangan."

"Bodo." Balas Dian tanpa mengalihkan pandangannya.

"Gel, Tif." Panggil Savia.

"Yan, Yo." Panggil Jason.

Savia dan Jason dengan kompak memanggil temannya. Sehingga membuat kolaborasi yang lucu.

"Yo. Balap mobil yok." Ajak Jason ketika melihat Leo dan Dian selesai bermain. Leo yang diajak mengiyakan.

Dan para cowok dan cewek berpencar.

❤❤❤

Leo : Klian d mn?

Tifanny : di arena photo box.

Leo : dsr cewek krjaanny selpi mulu.

Tifanny hanya membaca balasan dari Leo. Dan menggerutu.

"Ngapa? Leo chat yak?" Tanya Anita yang mengintip chat tadi. Tifanny hanya mengangguk

"Sini." Savia melambaikan tangannya ketika melihat para cowok.

Ketika semua berkumpul Savia bertanya. "Kemana? Makan yuk. Laper."

"Yok. Uncle K ya." Kata Angeline. Yang disetujui oleh semuanya.

"Eh, gue sama Anita mau ke kamar mandi dulu yak. Kalian duluan aja duluan kesana." Pamit Tifanny.

"Gue juga ikut dong." Kata Zelvian dan Leo samaan.

"Eh mesum kalian." Pukul Tifanny di kepala mereka. Mereka meringis.

"Maksud gue jalan bareng ke kamar mandi. Sampek situ yah pisah." Kata Leo menjelaskan.

Tifanny ber-oh ria. Dan mereka pergi. Angeline menyadari sesuatu.

"Eh Vi, Son. Gue sama Dian mau pergi beli barang buat adik gue dulu ya. Kalian duluan aja." Angeline menarik Dian yang bingung dan pergi begitu saja.

"Eh tunggu. Gue mau ikut." Kata Savia. Tapi sia-sia Angeline sudah musnah tidak terlihat.

Dan tersisalah Jason dengan Savia dan suasana yang sangat canggung ini.

"Je--Ah, Son. Gue, em. Mau pergi beli pizza buat kakak gue dulu yah. Lo duluan aja." Kata Savia sambil meralat panggilannya ke Jason.

Baru saja Savia mau pergi tangan ditahan oleh seseorang. Dan tentu saja pelakunya Jason. "Gue ikut."

Seketika jantungnya Savia bergemuruh dengan kuat.

❤❤❤

Diam. Tidak ada yang berbicara dari awal mereka pergi sampai kembali bertemu dengan teman-temannya

Savia hanya berdehem untuk menghilangkan gugupnya. Ia menghela nafas lega ketika restoran sudah tampak dekat di matanya.

"Kalo mau manggil gue Jeje lagi juga boleh kok." Setelah Jason berkata seperti itu, Ia langsung pergi meninggalkan Savia menuju ke tempat teman-temannya yang melambaikan tangannya dari tadi.

Savia memegang dadanya yang sangat terdengar jelas detak jantungnya.

"SAV! SINI BEGO." Jerit Zelvian.

"Oh?"

Savia berjalan menuju ke arah teman-temannya. Anita hanya menggeleng-geleng kepalanya melihat Savia. "Jangan melamun mulu makanya."

Savia menarik kursi yang di sebelah Anita. Angeline yang ada di depan Savia mencondongkan wajahnya ke arah Savia. "Pokonya lo kudu cerita apa aja yang terjadi.

Savia hanya menggerutu mengiyakan.

"Kalian berdua mau makan apa? Tinggal kalian yang belum mesan." Kata Leo melihat ke arah Jason dan Savia.

"Nasi goreng seafood." Kata Jason dan Savia bersamaan. Savia dan Jason melihat satu sama lain. Kali ini, Savia duluan yang membuang mukanya. Ia tidak tahan menatap Jason lama-lama. Apalagi sejak kejadian tadi.

"Ciecieeeeeee. Pwittt." Goda Dian.

Angeline tersenyum miring. Anita yang ada disamping Savia mencolek-colek pipi Savia yang berubah menjadi warna merah. Sedangkan Tifanny batuk-batuk.

"Uhuk-uhuk. Cuma karena ditinggal berdua udah dekat aja." Seru Leo.

Jason hanya menabok lengan Leo yang duduk disampingnya. Zelvian hanya menatap Savia dan Jason dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Savia lagi-lagi menghela nafas nya pelan untuk menghilang rasa gugupnya.

Kenapa lo suka banget sih buat gue terbang lalu menghempaskan gue ke tanah dengan seenak jidat lo? Sakit tau, Je!

❤❤❤

Panjang yak gaje pula. Niat awalnya mau di bagi lagi. Eh tapi mikir-mikir kok kayaknya jadi aneh gtu. Jadi, batal deh niatnya😂😂

Dan menurut gue part ini gaje apalagi pas mereka main timezone itu. Maafkan gue deh yak.

Udah gitu aja. Votments yak!:))

02 September 2016.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro