Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

D u a p u l u h s a t u

"Yan. Jagung bakarnya udah mau gosong tuh." Kata Angeline sambil menunjuk jagung yang sedang di bakar di api unggun.

Saat ini anak-anak kelas sepuluh dua sedang berkumpul melingkari api unggun.

"Iya. Mau?" Kata Dian sambil mengambil jagung tadi dan memberikannya kepada Angeline.

Angeline mengangguk dan memgambil jagungnya. "Makasih."

"Ecieeeeeeee, Dian. Modusnya kenceng banget." Sorak Zelvian yang langsung diikuti oleh yang lain.

"Wah. Nyasar ke tempat sepuluh dua kamu dapet jodoh ya, Ngel?" Ejek Pak Edu.

Angeline yang mendengarnya hanya bisa menyembunyikan pipinya yang sudah merona sedangkan Dian hanya mendengus.

"Sok malu-malu kuda lo." Kata Savia sambil menyenggol lengan Angeline pelan yang berada disebelah kirinya.

"Saviaaaa. Ini jagung buat lo. Gue manggang sendiri loh." Kata Zelvian yang tiba-tiba datang sambil membawakan jagung untuk Savia.

Savia menerimanya dengan senyumannya. "Makasih."

Savia melihat kearah Jason. Ia hanya duduk sambil memainkan gitarnya.

Tumben, ga ikut-ikutan Zelvian?

Pikir Savia sambil memakan jagung Zelvian dengan santai.

"Kenapa? Heran kenapa Jason ga ngasih lo?" Kata Tifanny yang duduk disebelah kanan Savia.

"Tif. Terlalu peka itu juga ga bagus tau." Gerutu Savia.

Savia melihat kearah Jason dan saat itu pula Jason melihat ke Savia. Mereka saling tatap dan akhirnya Jason tersenyum lalu fokus kepada gitarnya lagi.

"Son. Nyanyi dong. Apa lagi. Gue jadi penari latarnya." Tawar Vincent yang langsung di sorakin siswa-siswi lain.

"Mau lagu apa?" Tanya Jason.

"Siniin gitarnya." Kata Leo sambil berdiri dan mengambil gitar Jason.

Leo memetik gitarnya lalu menyanyi.

"Begadangg jangan begadanggg, kalau tiada artinyaaa." Nyanyi Leo sambil memetik gitar dan tidak lupa menggoyangkan badannya.

"Asikk asikk joss." Jerit Vincent sambil berjoget yang kayak orang kesurupan.

"Begadang boleh saja, kalau ada perlunya." Sambung Pak Edu berdiri dan berjoget bersama Vincent dan Leo.

"Lah lah. Pak Edu ikutan." Kata Anita menepuk jidatnya.

Dian berdiri dari tempat duduknya. "Tarikk manggg." Jeritnya lalu ikut berjoget.

Leo masih tetap memetik gitar. Yang menyanyi Pak Edu. Yang berjoget Vincent. Yang mengajak orang agar ikut berjoget adalah Dian.

Contohnya saat ini Dian sedang berjoget di depan Jason dan Zelvian. Berniat mengajak mereka berjoget bersama.

"Yan. Awas deh. Mules gue liat goyangan lo. Ga seksi amat." Keluh Zelvian.

"Ayok woi. Joget bersama. Sehat bersama." Ajak Dian sambil menarik lengan Jason dan Zelvian.

"Apanya sehat? Kayak orang kesurupan gitu kok sehat. Ini lagi Pak Edu ngapain ikut-ikutan." Kata Jason saat melihat Pak Edu yang sedang berjoget sambil menyanyi.

"Ini namanya hiburan. Oke. Ayok menari bersama." Kata Dian. Ia menarik tangan Zelvian dan Jason.

Zelvian dan Jason akhirnya pun berdiri. Saat mereka sudah berdiri, lagu pun sudah habis dinyanyikan. Zelvian dan Jason sangat senang mereka tidak jadi berjoget seperti ikan kekurangan air.

"Eits. Ga sampai disini aja dong acara jogetnya." Kata Pak Edu sambil memainkan mata kepada Jason dan Zelvian.

"Yo. Yo. Lagu ini, Yo." Kata Pak Edu sambil membisikannya kepada Leo. Leo mengangguk.

"CINTA SATU MALAM OH INDAHNYA." Nyanyi Leo sambil berjerit. Anak-anak yang tadinya diam langsung berjoget asik.

Bahkan semua anak murid yang tadinya duduk sekarang berdiri dan berjoget bersama.

"Woi. Joget lo berdua. Liat tuh Savia aja udah joget." Kata Dian sambil menunjuk Savia yang sedang menggoyang-goyangkan kepalanya dengan ganas.

"Dia mau gimana pun tetap cantik yah." Kata Jason menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat Savia yang seperti itu.

Zelvian hanya mengangguk setuju. Ia lalu mulai menggoyangkan badannya mengikuti irama. Begitu pula dengan Jason.

Mereka yang awalnya kaku pun menjadi lihai dalam menari. Mereka semua bersenang-senang. Tersenyum. Tertawa bersama. Dan berjoget bersama.

Setelah lagunya selesai. Anak-anak kelas sepuluh dua beserta Pak Edu duduk untuk mengatur nafas mereka yang hampir habis karena berjoget terus menerus.

"Pak Edu diam-diam makan dalam yah ternyata." Sindir Anita sambil mengatur pernafasannya.

"Apaan deh kamu, Nit." Kata Pak Edu sambil mengelap keringatnya.

"Tau. Ga nyangka ternyata Pak Edu rajanya dangdut." Sindir Dian.

"Eits. Berarti kalian masih belum tau bapak yah. Dulu pas masih seusia kalian bapak emang ada judulan raja dangdut." Kata Pak Edu dengan bangganya.

Jason memainkan gitarnya dengan lembut. Savia yang tau nada lagu ini refleks langsung menyanyi.

"Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia." Nyanyi Savia dengan suara merdunya itu.

Jason tersenyum. Savia tersenyum. Semua orang tersenyum.

"Menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga." Mereka semua bernyanyi bersama.

Menikmati indahnya kebersamaan dengan bintang-bintang indah dan api unggun.

❤❤❤

"Gue balik ke tenda ya. Ngantuk gue." Kata Vincent pamit kepada yang lain lalu pergi.

"Loh, tinggal kita berdelapan yah." Kata Tifanny sambil melihat teman-temannya.

"Iya nih. Kalian-kalian mulu orangnya." Keluh Leo yang langsung di lempar batang jagung oleh Tifanny.

"Kalau bosen sana deh lo. Ga usah sama kita." Gerutu Tifanny.

Leo yang sempat mengelak lemparan Tifanny hanya menyeringai. "Baperan lo."

"Bodo."

"Jadi ini kita mau ngapain? Nyanyi sama joget di keluarin ya. Gue udah muak soalnya." Kata Dian sambil menatap teman-temannya.

"Main truth or dare, kuy?" Ajak Anita.

"Yuk." Terima yang lain.

"Gini yah. Pertama urutannya dari Savia, Tifanny, gue, Angeline, Dian, Leo, Zelvian baru Jason. Terus Savia harus milih salah satu di antara kita yang mau ditanyain. Begitu seterusnya. Ngerti kan?" Jelas Anita dengan panjang lebar.

Yang lain hanya mengangguk.

"Oke kita mulai dari Savia. Mau nanya siapa?" Tanya Anita yang menjadi host dalam permainan ini.

"Hmm. Gue mau nanya Dian aja deh. Truth or dare?" Tanya Savia sambil menatap Dian dengan muka jailnya.

"Kok horor banget tatapan lo. Gue pilih truth, deh."

"Punya perasaan ke Angeline ga?"

"Ha." Kata Angeline dan Dian berbarengan.

"Jawab. Jawab. Jawab." Kata Jason sambil menepuk tangannya di ikuti yang lain.

"Ada." Jawab Dian kalem.

"Ecieeeeeeeee." Teriak yang lain sambil tersenyum bahagia.

Anita yang ada disamping Angeline mencolek-colek pipi Angeline yang sudah memerah.

"Oke. Selanjutnya Tifanny."

"Leo. Truth or dare?"

"Berhubung gue orangnya berani. Gue bakal milih dare." Kata Leo dengan pede-nya.

"Oke bentar." Tifanny beranjak dari tempat duduknya dan kembali dengan sebuah gelas lalu memberkannya kepada Leo.

"Ini apa? Kok baunya gini amat." Kata Leo sambil menciumnya.

"Itu campuran dari minuman soda. Saus, kecap, sama cuka." Kata Tifanny dengan santainya.

"Gila lo. Sakit jiwa. Kalo gue mati gara-gara ini gimana?" Kata Leo sambil menatap Tifanny.

"Ga bakal mati cuma karena itu. Udah pernah di uji coba kok sebelumnya. Tunjukin lo berani." Kata Tifanny lagi.

"Oke." Leo meminumnya dalam sekali teguk dan langsung menelannya dengan cepat.

Semua yang ada disana bertepuk tangan melihat keberanian Leo dan ngakak juga melihat reaksi Leo.

"Gimana rasanya?" Tanya Jason yang sedari tadi penasaran.

"Menurut lo gimana, Jas? Mau nyoba?" Tanya Leo yang sudah merasa mual.

Tifanny yang berbaik hati pun memberikan permen dan sebuah air putih. "Nih minum. Berani juga ya lo."

Leo langsung memakan permen itu dan meminum airnya. Ia merasa lidahnya mati rasa karena meminum minuman yang abal-abal itu.

"Oke. Selanjutnya. Gue ya. Hmm. Zelvian deh." Kata Anita sambil menatap Zelvian yang menatapnya dengan tatapan was-was.

"Lagi suka sama orang ga? Kalo ada. Siapa?" Kata Anita.

"Eh, lo belum nanya mau jujur atau berani. Main gas aja lo." Kata Zelvian sambil ketawa ngakak.

Anita langsung menepuk jidatnya. "Sial. Lupa gue. Terlalu semangat. Yaudah nih gue tanya truth or dare?"

"Dare."

"Sial. Ngehindar ya lo." Kata Leo sambil mengeplak kepala Zelvian.

"Cium pipinya Vincent." Kata Anita.

"Ha? Tapi kan Vincent udah tidur." Kata Zelvian.

"Yaudah cium aja. Kan lebih gampang kalo dianya tidur." Kata Tifanny sambil terkekeh.

"Jujur aja deh gue." Kata Zelvian meminta ganti. Tapi sayangnya Anita tidak mengizinkannya.

Dan disinilah mereka. Di depan tenda Vincent dan teman-temannya. Saat melihat ternyata Vincent belum tidur. Sial sekali nasib Zelvian, pikir yang lain.

"Cent. Sini deh." Kata Savia menyuruh Vincent keluar yang langsung di turuti Vincent dengan muka bingungnya.

"Ada apa?"

Anita memberi kode kepada Zelvian agar cepat menyiumnya. Zelvian dengan berat hati pun menciumnya.

Satu detik.

Dua detik.

Mereka semua terdiam. Hingga tiba-tiba Vincent menjerit dan membersihkan pipi yang dicium Zelvian.

"Lo ngapain cium-cium gue. Ha. Najis banget lo. Awas jauh-jauh lo. Ga mau dekat-dekat lo lagi gue." Gerutu Vincent.

"Maaf, Cent. Ini dare. Kalo ga, gue juga ga mau kali nyium lo. Apa untungnya coba nyium lo. Masih mending kalo lo cewe." Kata Zelvian sambil menglap bibirnya tadi.

"Entah kenapa gue ngakak, gaes." Kata Leo yang sedari tadi tertawa dan tidak berhenti.

"Udah ah bubar." Kata Vincent masuk kembali ke tendanya. Dan yang lain pun kembali di depan api unggun.

"Selanjutnya, Angeline."

"Jason. Truth or dare?"

"Truth."

"Masih ada perasaan ke Savia ga?"

"Masih." Jawab Jason langsung tanpa pikir panjang.

"Wush. Cepat amat jawabnya boy." Ejek Zelvian.

Savia hanya tersenyum menatap Jason yang di balas dengan senyuman juga.

Entah kenapa mereka terlihat biasa. Tidak gugup. Tidak malu akan hal itu. Seakan-akan itu semua adalah hal yang biasa.

"Oke sekarang. Dian."

"Zelvian. Jujur atau berani?"

"Jujur."

"Kapan nembak dia?" Tanya Dian langsung. Semua mengerti maksud Dian kecuali Savia. Ia tidak tau siapa yang akan di tembak Zelvian dan ia penasaran akan hal itu.

"Nunggu waktu yang pas." Jawab Zelvian santai.

"Oke. Next. Leo."

"Zelvian. Truth or dare?"

"Loh kok gue mulu sih. Jujur." Keluh Zelvian.

"Siapa yang mau lo tembak?" Tanya Leo to the point yang langsung membuat semua orang menjerit tertahan kecuali Savia yang tidam tau apa-apa.

"Savia." Jawab Zelvian dengan lancar.

"Ha?" Savia kaget bukan main.

Ia berfikir keras. Dia kah orang yang Zelvian suka? Dia kah orang yang Zelvian akan nyatain perasaanya? Jadi selama perkataan Tifanny benar? Jadi selama ini persaingan antara Jason dan Zelvian itu karena ingin merebut hatinya? Benarkah?

"Wush. Selanjutnya. Jason."

"Zelvian. Truth or dare?"

"Ck. Gue lagi. Dasar kalian emang. Dare."

"Nyatain perasaan lo ke Savia. Sekarang juga." Kata Jason.

❤❤❤

Yeyy apdett. Sorry ya gue selalu late bgt apdetnya hiks:'( makasih yg udh selalu nunggu lanjutan ini.

Kalian emg yg terbaik❤❤❤

Votments? Thanks💕💕

20 Maret 2017.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro