Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

D u a p u l u h e m p a t

"Ma. Liat kaus kaki Savia ga?" Tanya Savia sambil menghampiri Mamanya yang sedang duduk di meja makan menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya.

"Yah di lemari kamu bagian ketiga. Nih." Jawab Hany sambil memberikan roti yang sudah ia poles dengan selai coklat.

Savia menerimanya lalu memakannya. "Ga ada."

"Kalo mama cari ada gimana?" Tantang Hany.

"Cari aja. Savia tadi udah bolak balik liat tetap ga ada kok, Ma." Jawab Savia berani. Ia yakin sekali bahwa kaus kakinya tidak ada di tempat yang seharusnya ada.

"Oke." Hany beranjak dari meja makan menuju kamar Savia.

Setelah beberapa menit kemudian ia datang dengan Savier yang masih menguap.

"Ini apa dong kalo bukan kaus kaki kamu? Ha?" Kata Hany sambil menunjukkan sepasang kaus kaki yang ada di tangannya.

"WHATT. Serius tadi itu ga ada. Pasti mama ambil di tempat lain yakan. Ga mungkin di lemari. Orang tadi jelas-jelas Savia udah nyari kok." Bela Savia sambil mengambil kaus kaki yang ada di tangan Mamanya.

"Makanya. Nyari tuh pakai mata jangan pakai mulut." Kata Savier yang sudah terlihat sadar akan dunianya.

Savia hanya mencibir bibirnya sambil menatap Savier kesal. Hany hanya mengangguk-angguk tanda setuju. Dan itu membuat Savia makin kesal.

Ia sangat yakin jika kaus kaki itu tidak ada di lemarinya tadi. Ia bahkan berani bersumpah.

"Non. Itu ada yang nyariin, Non." Kata Bi Inem yang tiba-tiba datang dan menghampiri Savia yang sedang misuh-misuh sambil memakan rotinya.

"Siapa, Bi?"

"Cowok. Ga tau siapa. Katanya mau nyariin Non Savia. Saya suruh tunggu di depan pintu Non. Ga berani ngasih dia masuk."

"Oke. Makasih, Bi." Kata Savia sambil beranjak berdiri. Dan Savier ikut berdiri.

"Cowok?" Tanya Savier sambil mengikuti Savia yang berjalan menuju ruang tamu.

Savia yang menyadari ada yang mengikutinya pun berbalik menatap Savier. "Ngapain lo ikutin gue?"

"Mau tau siapa. Mana tau maling atau apa. Kan zaman sekarang banyak yang modusnya gitu. Gue kan jaga-jaga doang." Kata Savier protektif.

Savia hanya menatap Kakaknya yang satu itu jengah. Savia membuka pintu dan melihat punggung seorang cowok.

"Siapa ya?"

Cowok itu berbalik dan menatap Savia sambil tersenyum. "Hai."

"Jason?" Kata Savia kaget melihat Jason yang berada di depannya saat ini.

"Mau ngapain kesini?" Ini bukan Savia tapi Savier dengan tatapan yang mengintimidasi ke arah Jason.

"Eh ada Kak Savier. Hai, Kak." Sapa Jason sambil tersenyum.

"Mau ngapain?" Ulang Savier lagi.

"Apaan sih, Kak." Kata Savia menatap Savier kesal.

"Mau maling, Kak." Jawab Jason masih dengan senyumnya.

"Ini lagi." Kata Savia kesal.

"Maling hati adeknya Kakak." Kata Jason lagi menatap Savier dengan senyum manisnya.

"Apa-apaan." Kata Savia menutup mukanya menahan malu.

Sedangkan Savier menatap Jason seakan-akan ingin membunuh Jason saat itu juga. Siapa yang berani menggoda adiknya Savier dengan gombal receh gitu? Siapa? Cuma Jason sepertinya.

"Ka-"

"Eh. Ada Jason. Mau jemput Savia yah? Yaudah sana. Bawa pergi sana. Ga usah bawa balik lagi juga gapapa." Kata Hany yang tiba-tiba muncul di balik Savier.

"Mama." Ucap Savia dan Savier samaan tapi dengan nada yang berbeda.

"Udah sana." Hany mendorong anaknya pergi keluar sambil memberikan tas dan sepatu yang harus di pakai Savia.

"Yaudah. Saya pergi dulu yah, Tan, Kak." Kata Jason sambil menyalim tangan Hany. Ia baru saja ingin menyalim tangan Savier tapi Savier malah pergi meninggalkannya.

Hany hanya menggeleng-geleng melihat anak cowoknya yang satu itu. Dan Jason hanya menghela nafas.

Bakal lebih susah dapetin hati kakaknya nih di banding adiknya.

"Maafin Kakak gue yah, Jas." Kata Savia sambil tersenyum merasa tidak enak.

"Gapapa. Ini kayaknya lebih susah dapetin hati kakak ipar di banding mertua yah." Keluh Jason yang langsung mendapat pukulan di lengannya oleh Savia.

"Udah buruan. Tar telat."

"Siap, Ibu negara!" Kata Jason sambil memberi hormat lalu menyerahkan helm kepada Savia.

Savia menerimanya dan menaikki motor Jason dengan bantuan Jason.

"Sudah?"

Savia mengangguk dan motor Jason pun melesat meninggalkan rumah Savia.

❤❤❤

Zelvian memakirkan motornya. Ia membuka helmnya dan mengacak-acak rambutnya yang berantakan.

Saat ingin berjalan menuju kelas. Tanpa sengaja matanya melihat Jason dan Savia yang sedang bercengkrama dengan posisi Jason masih duduk di motor sedangkan Savia berdiri di depannya.

"Masih sakit yah rasanya." Gumam Zelvian sambil memegang dadanya.

Ia melihat Savia tersenyum. Ia sangat menyukai senyum itu. Ia senang, jika melihat gadis yang ia sayangi juga senang. Walaupun gadis itu tersenyum bukan karenanya. Tapi ia senang.

Seperti yang Jason pernah katakan padanya. Ia masih tersenyum menatap mereka hingga ia menyadari bahwa ternyata Jason melihatnya sedari tadi.

Jason mengangkat tangannya menyapanya tapi ia segera berbalik dan berjalan menuju kelas.

Ia panik. Bukannya ia mau menghindar. Tapi ia merasa masih belum sanggup untuk berbicara bersama mereka. Ia akan menyiapkan mentalnya nanti.

"Zelvian?"

Zelvian yang di panggil terlonjak kaget. Ia hampir aja berteriak kalau saja ia tidak menyadari bahwa ia harus bersikap cool.

"Gausah sok cool. Baru juga di tolak."

Zelvian menatap orang di sebelahnya dengan muka sebalnya.

"Anita. Sialan, lo ya. Udah datang-datang ngagetin orang. Sekarang ngehina orang. Maunya apa sih?" Kata Zelvian menatap Anita yang berada di sebelahnya gemes.

"Ngagetin apaan? Kan gue nyapa doang. Wajar kan. Lagian lo aja yang melamun terus. Ngapain sih?" Kata Anita melihat sekelilingnya dan ia mengerti sekarang.

"Walah. Masih galau ternyata. Udah ah. Gausah melamun mulu tar kerasukan lo. Enjoy aja. Jodoh udah di atur di tangan Tuhan kok." Kata Anita sambil merangkul bahu Zelvian yang lebih tinggi darinya.

Alhasil Zelvian harus menunduk. "Apaan sih. Eh. Tapi kok lo tau? Gue di tolak?"

"Tau dong. Yang lo di tolak pasti lo ada cerita ke geng cowok lo kan? Nah yaudah. Same with us." Jawab Anita.

"Loh? Gue ga cerita ke geng cowok gue kok. Gue cuma cerita ke Jason."

"Pokoknya kami tau deh. Lo di tolak. Ga. Lebih tepatnya lo yang nolak nerima perasaan Savia. Kan lo bego." Kata Anita.

"Loh kok tau lagi? Wah wah. Curiga gue."

"Selain lo, Jason, dan Savia. Kami berlima juga seorang mata-mata yang handal." Kata Anita sambil menaikkan kedua alisnya lalu tersenyum lebih tepatnya menyeringai.

"Ha? Jadi kali-"

"Kuyyyy. Masuk kelasss." Potong Anita dengan suara toa-nya sambil menarik Zelvian yang ada di rangkulannya.

Dan Zelvian hanya menatap Anita pasrah.

Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi ada dua pasang mata yang menatap mereka dengan senyum yang mencurigakan.

"Mereka cocok juga." Kata Jason melihat Savia.

Savia hanya tersenyum.

"Kenapa? Cembokur lo? Zelvian di rangkul Anita." Kata Jason dengan nada kesal tapi sengaja ia tutup-tutupin.

"Apaan sih. Ga lah. Tadi Zelvian ngehindar ga sih?"

"Ga. Paling dia ga liat. Atau ga denger. Positif thinking aja keleus. Lagian Zelvian orangnya ga kayak gitu." Kata Jason sambil mengacak-acak rambut Savia.

Savia hanya mengangguk.

Semoga aja.

❤❤❤

"Nit. Selo aja makan baksonya. Sampai netes gitu kuahnya." Kata Angeline memberikan tisu kepada Anita yang sedang melahap baksonya tanpa perasaan.

Anita menerima tisu itu dengan malu-malu.

"Cewek kok kayak gitu makannya." Kata Zelvian yang tiba-tiba datang dan berada di samping Anita.

Anita yang melihat Zelvian hanya memeletkan lidahnya tanda masa bodohnya.

"Oh? Zelvian." Panggil Savia.

Zelvian menoleh kearah Savia lalu tersenyum. Savia senang. Zelvian tidak menghindarinya.

Savia tidak tau. Bahwa seberapa susahnya Zelvian mencoba untuk tersenyum seperti biasa.

"Numpang makan yah. Ga ada meja lagi." Izin Dian lalu duduk di sebelah Angeline yang kosong.

"Woi. Modus lo." Kata Leo tidak terima.

"Apaan sih. Kan bangkunya emang kosong disini. Yakan?" Bela Dian tidak terima di bilang modus.

"Kan ada tuh. Di sebelah Savia." Kata Leo.

"Bisa-bisa gue di ceburin Jason di sungai dekat rumahnya." Kata Dian sinis menatap Jason.

"Yaudah gini aja. Tifanny sama Savia pindah di sebelah Angeline. Jadi cewek bagian sana. Cowok bagian sini. Setuju?" Kata Jason menengahi kedua temannya yang biasanya paling akur ini.

Mereka semua mengangguk kecuali Anita yang masih melahap baksonya dengan nikmat.

"Mau makan aja pada ribet lo pada. Dasar cowok." Sindir Anita.

Para cowok hanya diam dan duduk di hadapan para cewek lalu memakan makanannya dengan hening.

"Gue mau bilang sesuatu nih." Kata Leo.

"Yaudah bilang." Jawab Tifanny.

"Besok minggu, kan? Gimana kalo kita jalan-jalan?"

"Ke?" Tanya semua orang yang terlihat antusias kecuali Zelvian.

"Taman bermain aja, gimana?" Kata Angeline memberikan ide.

"Boleh tuh." Jawab Savia dengan antusiasnya. Ia sangat suka taman bermain. Ia sudah lama tidak pergi kesana.

"Gimana?"

"Setuju." Jawab semua orang. Lagi-lagi kecuali dengan Zelvian.

Ia hanya diam. Dan Anita menyadarinya karena Zelvian berada di hadapannya. Ia menginjak kaki Zelvian dan yang di injak langsung meringis.

"Kenapa lo?" Tanya Jason yang melihat Zelvian meringis sambil memegang kakinya.

"Gapapa."

Zelvian menatap Anita hanya menyeringai. Zelvian lagi-lagi memutarkan matanya jengah.

Zelvian tau. Bahwa Anita tau apa yang membiat Zelvian tidak antusias sama sekali.

Ia takut. Tidak akan sanggup melihat Jason dan Savia berduaan. Tapi tidak mungkin ia berkata ia tidak akan ikut kan?

Ia tidak mau Savia mengira bahwa ia menghindarinya. Padahal sangat jelas kemarin Zelvian yang mengatakan agar persahabatan ini berjalan seperti biasa.

Zelvian menghela nafas lalu menatap Anita. Anita hanya mengacungkan jempolnya.

Ia tidak tahu, bahwa acungkan jempol Anita membawanya kesebuah dunia yang baru. Dengan cerita yang baru.

❤❤❤

Welkam to the new world. Dimana part ini lebih menceritakan kisah anita dan zelvian. Bukan savson.

Btw. Ada yang ngeship mereka berdua ga sih?

Dan kalian psti nyadar dong. Gue dari awal udah buat pasang"an di antara mereka delapan.

Oke. Semoga kalian sukaaa~

20 April 2017.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro