D u a p u l u h
Terdengar suara ricuh dari kelas X-2. Yang biasa mempunyai sebutan kelas terberisik tapi pintar di kalangan semua guru.
Savia yang baru datang pun hanya bisa cengo melihat keadaan kelasnya yang sudah mirip ajang konser dangdut.
Savia menghampiri tempat duduknya dan bertanya kepada Tifanny yang sedari tadi ketawa ketiwi ga jelas sambil menatap handphone-nya.
"Tif. Ngapa pada ga waras nih?"
"Yah biasa. Kan kelas kita emang ga pernah waras jadi yah gimana yah." Kata Tifanny masih dengan ketawa ketiwi yang ga jelas.
"Ngomong apa coba lo?" Tanya Savia menatap Tifanny heran.
Tifanny tidak menjawab. Savia hanya diam dan memperhatikan keadaan kelas yang sangat terlantar itu.
Savia mengkerutkan dahinya heran ketika melihat jam tangannya yang sudah menunjukan waktu 7.30. Seharusnya bel sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Tapi belum ada guru yang masuk ke kelas.
"GAES. ADA KABAR GEMBIRA GENGS." Teriak Vincent yang notabenenya adalah ketua kelas juga ketua keributan. Intinya dia ga cocok banget jadi ketua kelas karena sifatnya itu.
"APA? DI LUAR HUJAN UANG?" Nyahut Leo ngawur.
"Ye. Kalo ada hujan uang gue kagak bakal bilang-bilang ke kalian. Bakal gue ambil semua tuh uang." Dengus Vincent.
"Yeuh. Serakah lo." Jerit Zelvian sambil melemparkan kertas ke arah Vincent yang diikuti siswa lain.
"Emang apaan kabar bahagianya?" Tanya Savia yang sedari tadi sudah penasaran.
"Ada dua nih. Kalian mau gue kasih tau yang pertama atau kedua dulu?" Tanya Vincent.
"Pake bacot nih anak. Buruan kasih tau." Kata Zelvian.
"Nih dengerin gue. Yang pertama nih. Dari pelajaran pertama sampai ketiga kita kosong gaes. Waw kan." Kata Vincent dengan mukanya yang berseri-seri.
"YOHOOOO." Terdengar sorakan dari semua siswa. Jujur saja, siapa yang tidak senang jika guru tidak hadir dan kelas kosong?
"Dan kabar kedua apa?" Tanya Kelvin yang tidak sabar menunggu kabar kedua.
"Gue dengar-dengar nih. Katanya angkatan kelas kita mau ngadain camping, gengs." Kata Vincent sambil menurunkan suara volumenya.
"HAH. NIPU LO. PENIPU." Jerit Leo dan Dian tidak percaya.
"Eh. Gue serius. Kalo ga percaya tanya Vanny aja." Kata Vincent kesal dikatain penipu.
Semua orang melihat kearah Vanny yang merupakan anak dari ketua yayasan sekolah ini. Vanny langsung mengangguk.
"Gue ga sengaja nguping percakapan bokap sama kepala sekolah. Katanya mau ngadain acara untuk anak kelas sepuluh." Jawab Vanny.
"Loh kok tiba-tiba? Kan seharusnya yang ada acara tuh kelas dua belas karena udah mau tamat?" Tanya Tifanny penasaran.
"Refreshing sebelum ujian mungkin." Jawab Vanny.
"Oiya. Bentar lagi ujian. Jadi kapan diadain camping, nih?" Tanya Leo.
"Seminggu lagi kayaknya. Dah ah. Liat aja tar masa gue spoilers-in semua. Mana asik. Liat aja tar." Kata Vanny sambil tersenyum misterius.
"Last question, Van. Semua anak kelas angkatan sepuluh ikut? Dari sepuluh satu sampai empat? Kalo iya. Apa ga kebanyakan?" Tanya Dian.
"Pinter juga pertanyaan lo. Katanya di bagi dua sih. Sepuluh satu sama dua camping. Tiga sama empat pergi ke waterpark." Jawab Vanny sambil berfikir.
"Jadi---"
"Lo tadi bilang last question ya, Yan. Cowok perkataannya harus di pegang. Baru gentleman namanya." Sindir Vanny yang langsung membuat Dian terdiam dan siswa lain menyorakinya.
"Berarti kita sama Anita, Angeline bareng dong yah." Jerit Savia kesenangan.
"Hmm." Jawab Tifanny.
Sedangkan disisi lain. Zelvian terlihat sedang melamun.
"Woi, kenapa lo?" Tanya Jason yang menyadari Zelvian sedari tadi melamun.
"Gue nembak Savia pas camping aja kali yak?" Kata Zelvian sambil menatap Jason yang langsung terdiam.
"Eh ya. Bego. Ngapain gue curhat ke saingan gue yak." Gerutu Zelvian setelah menyadari alasan kenapa Jason terdiam.
"Iya. Lo nembak pas camping aja. Kan bagus." Jawab Jason semangat.
"Loh kok lo semangat gitu ngasih sarannya? Lo ga takut apa kalo misalnya Savia nerima gue?" Tanya Zelvian heran.
"Yah kan lo sohib gue. Takut sih engga. Kalo dia nerima lo yaudah. Ga mungkin kan gue harus ngamuk sama lo? Kan ga lucu." Jawab Jason santai sambil melihat kearah Savia dan Tifanny yang sedang mengobrol.
"Lah jadi? Lo diam aja gitu?"
"Ya. Bagi gue yang terpenting itu melihat orang yang gue sayangi itu bahagia. Walaupun orang yang buat bahagia orang itu bukan gue." Jawab Jason tersenyum bijak sambil menatap Zelvian yang terpukau kepadanya.
Mungkin jika Zelvian yang ditanya. Ia akan menjawab dengan cepat bahwa ia akan gantung diri di pohon tauge.
"Wush. Om-om pada curhat yah." Ejek Leo dan Dian yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di depan Jason.
"Enak aja lo. Ngatain kita om-om." Gerutu Zelvian tidak terima.
"Jadi? Lo nembak Savia lusa?" Tanya Dian.
"Ga. Pas camping aja gimana?" Tawar Zelvian.
"Yaudah. Lagian camping-nya mungkin seminggu lagi pas yang kita janjikan. Walaupun sehari lebih lama." Jawab Dian.
Jason dan Leo hanya mengangguk setuju.
"Jadi giliran Jason ngatain kapan?" Tanya Leo tiba-tiba.
"Kalo misalnya Savia yang terima Zelvian gue ga ada kesempatan lagi kan yak?" Tanya Jason sambil tersenyum manis.
"Yah. Mungkin?" Jawab Dian ragu.
"Yaudah. Ga masalah sih. Gue bakal dukung Zelvian sama Savia. Yang penting mereka berdua bahagia. Gue juga bahagia." Jawab Jason lagi.
Leo dan Dian yang mendengarnya hanya bertepuk tangan kagum melihat Jason yang sudah beranjak dewasa.
"Kantin kuy? Kan kosong nih." Ajak Leo sambil menaik-naikkan alisnya.
"Kuyyyyy." Seru Dian, Zelvian dan Jason barengan.
❤❤❤
"Vi. Jaga diri baik-baik yak. Inget makan." Kata Savier sambil menatap adiknya serius.
"Iya kak. Lo kayak emak-emak deh. Mama aja ga kayak lo. Lagian gue cuma camping cuma dua hari. Ngapa heboh kayak gitu." Gerutu Savia sambil memperhatikan barang bawaannya takut-takut ada ketinggalan.
Spoiler yang dikasih Vanny setidaknya sangat berguna. Mereka benar-benar pergi camping. Dan karena mereka sudah tahu awalnya. Mereka segera menyiapkan yang mereka perlukan.
"SAVIAAAAAA." Jerit Anita yang tiba-tiba datang dan menghampiri Savia.
Savia menoleh kearah Anita dan yang lain datang menghampirinya.
"Kak." Panggil Tifanny sambil tersenyum kearah Savier yang langsung diikuti Anita dan Angeline.
"Yoi." Jawab Savier sambil nyengir.
"Udah? Yuk ke bus? Yang lain udah pada masuk." Ajak Angeline.
"Emang kita satu bus? Bukannya beda bus?" Tanya Savia heran.
"Beda sih. Tapi gue minta sama wali kelas buat ngasih gue sama Anita di bus kalian aja. Lagian juga ada yang mau di bus anak sepuluh satu. Jadi ya sekalian tukar deh." Jelas Angeline.
"Oh yaudah. Kalian ke bus aja duluan. Gue ada urusan bentar sama kakak gue." Jawab Savia sambil menyuruh teman-temannya pergi yang langsung di turuti oleh teman-temannya.
"Urusan apa lo sama gue?" Tanya Savier heran.
Savia memberikan telapak tangannya kearah Savier. "Minta uang."
"Untuk apa lo uang disana?" Tanya Savier.
"Untuk jajan lah."
"Mau jajan sama siapa lo? Di hutan gitu emang ada yang jualan?"
"Ada."
"Siapa?"
"Monyet." Jawab Savia sambil mengulurkan lidahnya lalu berlari meninggalkan Savier yang terkejut sama jawaban adiknya.
"Emang monyet udah bisa jualan yah?" Tanya Savier heran sambil menatap adiknya yang sudah berlari meninggalkannya.
"Dasar." Keluh Savier.
Savia hanya tertawa melihat wajah bego kakaknya. Ia sangat senang melihat wajah itu.
Savia berjalan menaikki bus. Ia melihat keseliling bus. Ia hanya melihat dua bangku kosong. Bangku di sebelah Zelvian dan Jason.
"Sepertinya gue udah punya firasat ga enak." Keluh Savia sambil melihat ke arah Tifanny yang saat ini dipangku oleh Anita.
"Saviaaa. Sini duduk sama gue." Kata Zelvian sambil tersenyum saat melihat savia.
"Jangan sama dia. Sama aku aja. Sini. Aku ada cemilan loh." Kata Jason sambil memperlihatkan beberapa cemilan.
"Jangan mau. Nanti pasti cemilannya dia yang makan semua." Jawab Zelvian sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ealah. Apaan sih lo. Bilang aja lo ga modal ga bisa beliin Savia cemilan." Ejek Jason.
"Eh apaan. Ga modal? Gue beliin Savka sekalian pabriknya juga bisa." Pamer Zelvian.
"Sok pabrik lo. Beli aja engga lo."
"Gue ga beli karena nanti takut Savia panas dalam karena makan cemilan mulu." Bela Zelvian.
"Alasan macam apa itu. Bilang aja lo ga mampu beli." Kata Jason sekali lagi.
"Udah sama gue aja." Kata Zelvian.
"Gue aja."
"Gue."
"GUE."
"GUEEEE!!!"
"STOP!" Jerit Savia yang sudah tidak tahan lagi akan sikap mereka berdua. Semua orang yang tadinya sedang berbicara langsung diam kaget menatap ngertk Savia.
"Kalian berdua ribut banget. Sumpah. Lo pindah kesana." Kata Savia menunjuk Zelvian menyuruhnya agar pindah ke tempat Jason.
"Tapi--"
"Ga ada tapi-tapian. Pindah atau gue turunin lo dari bus ini." Jawab Savia serius yang membuat Zelvian langsung pindah kearah Jason.
Setelah pindah, Savia duduk di tempat yang tadi. Ia menyuruh Tifanny agar duduk disampingnya.
Dan beberapa menit kemudian. Pak Edu datang dengan senyum manisnha itu.
"Nah anak-anak. Udah lengkap semua kan?" Kata Pak Edu sambil menghitung jumlah semua anak yang ada di bus itu.
"Oke. Lengkap. Sekarang kita berangkat. Cuss." Kata Pak Edu yang langsung duduk di paling depan.
Setelah melewati dua jam perjalanan. Akhirnya mereka semua sampai. Savia berdiri dan meregangkan otot-ototnya yang sudah kaku karena duduk selama dua jam.
Pak Edu menyuruh mereka agar kumpul di lapangan yang ada disana. Mereka semua berbaris dengan tertib.
"Oke. Jadi. Berhubung bapak yang ngurus anak-anak kelas sepuluh dua. Jadi sekarang kalian harus patuhi apapun perkataan bapak." Tandas Pak Edu.
"Anak-anak sepuluh satu kemana pak?" Tanya Anita yang heran ketika melihat hanya ada anak-anak yang di bus tadi.
"Beda tempat camping."
"Jadi ini anak kelas sepuluh dua aja semua?"
Pak Edu menganguk. "Yah. Walaupun ada yang nyelip dua orang anak tetangga. Tapi gapapa lah yah."
Yang merasa tersindir hanya tersenyum malu.
"Oke baik. Bagian cowok di sebelah Sekarang bapak akan bagi kelompok untuk satu tenda. Dengar baik-baik."
"Yang cewek dulu nih. Kelompok satu Vanny, Seanny, Veren dan Sheren. Kelompok dua Anita, Angeline--"
"Pak. Pokoknya kami harus berempat, Pak." Sela Anita dengan suara toanya.
"Iya, Anita. Iya. Kalian semua berempat." Jawab Pak Edu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Yeshh." Sorak mereka berempat.
"Gils. Berani banget lo ngomong gitu ke Pak Edu." Kata Savia kagum.
"The power of anak kesayangan gaes." Kata Angeline sambil melihat Anita yang sudah berpose dengan gaya soknya itu.
"Oke. Yang laki-laki sekarang. Kelompok satu Dian, Leo--"
"Kami juga mau berempat, Pak." Kata Zelvian sambil menatap Pak Edu.
"Oke." Jawab Pak Edu sudah terima dengan lapang dada akan hal itu.
"Lebay lo, njir. Kayak ga bisa hidup sama kita tiga aja." Cibir Dian.
"Yeu. Kok reaksinya beda dari yang gue inginkan yak?" Kata Zelvian sambil melihat ke arah Savia dan teman-teman.
"Oke sekarang kalian boleh pergi dan buat tendanya sendiri. Oke sip. Bapak mau minum kopi dulu. Selamat berusaha." Kata Pak Edu lalu beranjak pergi entah kemana.
Para siswa dan siswi hanya bisa menyoraki Pak Edu yang pergi begitu saja.
Saat Savia ingin mengambil tasnya yang berada di bawah. Tiba-tiba ada dua tangan yang berbeda sudah mengambil tas itu. Savia mendongak dan melihat Jason dan Zelvian yang sedang saling tatap sinis.
"Gue duluan yang ngambil." Kata Jason dingin.
"Gue duluan. Sini." Kata Zelvian sambil menarik tas Savia.
"Gueeeee." Kata Jason sambil menahan tas Savia agar tidak dapat diambil oleh Zelvian.
"Gue pokoknya gue."
"Ga. Gue pokoknya. Gue. Jason. Titik."
"Ga. Gue duluaannnn."
"ASTAGA KALIANNNNNNN. GUE BISA NGAMBIL SENDIRI. KALIAN KIRA GUE CEWEK LEMAH GA BISA BAWA TAS YANG CUMA SEGITU DOANG HA?" Jerit Savia kesal melihat Zelvian dan Jason.
Ia segera mengambil tasnya dan pergi dengan muka cemberut.
"Gaes. Kalian udah minus sepuluh." Kali ini yang mengatakannya adalah Tifanny. Ia menatap Zelvian dan Jason kasihan.
"Sabar yah, Vi." Kata Tifanny setelah menyusul Savia.
"Kenapa sih tuh anak dua. Ngapa jadi sering berebut gitu?" Gerutu Savia.
"Mau ngambil hati lo. Dasar ga peka." Kata Anita yang sudah berdiri di samping Savia.
"Apaan sih."
"Emang ga peka lo." Cibir Angeline.
Savia hanya mengangkat bahunya tidak peduli. Ia berjalan menuju tempat tendanya.
"Kalo misalnya, Zelvian sama Jason nembak lo. Lo bakal nerima siapa?" Tanya Tifanny.
"Lo tau gue bakal jawab apa." Kata Savia. Lalu berlalu pergi membuat tenda.
❤❤❤
Ini part pling pnjg yg pernah gue buat serius. Dan gue mau blg sorry for late update tpi kyknya kalian udh bosen dgr kata' itu yak:((. Dan lagi gue mau blg sorryyyy banget kalo cerita ini makinn gaje:(((.
Yaudah intinya makasih aja untuk kalian yg selalu setia baca ini dan votment certa ini gaesss. Makasihh bgt❤❤
01 Maret 2017.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro