Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1

London

Empat orang gentelman terlihat sedang berkumpul di sebuah klub gentelman ternama di London malam itu.

Mereka adalah Edward Jhonson- Earl of Blackwater, Thomas William-Duke of Westmoreland, David Sullivan-Viscount Bradley dan Joshep Grenn.

Mereka terkenal sebagai bujangan paling di minati di ingris raya, tetapi sayangnya, mereka terkenal playboy yang terbiasa berganti pasangan dan tidak berminat untuk menikah.

Dulu..sebelum salah satu di antara mereka menikahi adik perempuan dari sahabatnya sendiri.
Joshep grenn, seorang pengusaha kaya raya, hampir separo perekonomian Inggris di kendalikan olehnya.
Pengusaha sukses yang berhasil membobol lingkungan pergaulan bangsawan yang kaku, dan berhasil mendudukan diri nya di posisi yang tidak bisa di rendahkan oleh bangsawan manapun.
Tahun lalu dia menikahi adik dari Duke of Westmoreland karna sebuah skandal yang terjadi.
Hal itu sempat memengaruhi hubungan persahabatan ke empatnya.
Setahun berlalu, akhirnya persahabatan mereka kembali terjalin, bahkan lebih akur dari sebelum nya.

Sekarang, tentunya dari ke empat sekawan itu, tinggal tiga orang bujangan yang tersisa, mengingat Joshep Grenn sudah menikah dan bahagia dengan pernikahan nya.

Pernikahan yang merupakan berkah untuk nya, tetapi menjadi musibah bagi teman-teman nya.

Dari pernikahan Joshep Grenn sepertinya membuat ibu-ibu bangsawan semakin agresif untuk menjerat mereka dalam ikatan pernikahan dengan putri-putri nya.

Mereka berfikir, se playboy-playboy nya pria, pasti akan takluk juga pada seorang wanita, seperti Joshep Grenn, yang saat ini sudah menikah dengan Lady Catrine Grenn dan hidup bahagia bersama.

Setiap seminggu sekali keempat sekawan itu rutin bertemu di klub, membicarakan banyak hal, mulai dari pekerjaan, politik, wanita, menikmati minuman bahkan berjudi, dan di tambah ada nilai plus jika mereka berkumpul di klub itu.

Saat sedang berkumpul di klub itu, dapat dipastikan mereka akan dengan mudah mendapatkan gosip terbaru yang beredar di masyarakat.
Tentu nya bukan gosip yang biasa di bicarakan oleh para wanita.
Yang di maksud gosip di sini adalah kabar ibu-ibu bangsawan mana sajakah yang sedang aktif dan agresif mencarikan calon suami untuk putri-putri nya.

Hal seperti ini sangat mereka perlukan guna menghindarkan mereka dari para pelahap maut itu, haha.."pelahap maut" itulah sebutan yang mereka sematkan kepada para ibu-ibu bangsawan yang sedang memasang jerat mereka untuk putri nya dan berharap ada seorang gentelman yang terjaring, yang pastinya banyak di antara mereka berharap satu diantara tiga gentelman itulah yang masuk keperangkapnya.

Seorang pelayan sexy datang mengantarkan minuman ke meja para gentelman tersebut, terlihat tangan seorang pria berambut hitam dengan panjang sebahu meremas paha sang gadis, saat gadis itu sedang menuangkan minuman kedalam gelasnya.
Perbuatan nya tersebut di ikuti dengan dengusan seorang teman nya,lalu terdengar gelak tawa dua teman nya yang lain dan juga kerlingan manja sang gadis kepada sang pemuda yang meremas paha nya.
Segera setelah selesai menuangkan minuman, gadis itu pergi meninggalkan kumpulan gentelman itu dengan raut senang, karna mendapatkan banyak tip dari mereka.

"Nah, teman-teman..kurasa perbuatan kalian kepada gadis itu sangat keterlaluan". Seru salah satu pria di meja itu, pria berambut pirang dengan wajah menawan yang di gilai banyak wanita.

"kurasa kau tidak berhak menceramahi kami Jhosep, mengingat kamu lah yang paling berengsek di antara kita berempat dulu" sahut pria berambut hitam panjang sebahu yang tadi meremas paha pelayan sexy itu.

"Diam kau David, tingkahmu sungguh memuakan" Jhosep berkata sambil menenggak minuman nya, yang di sambut dengan gelak tawa teman-teman nya.
"Sepertinya kita benar-benar harus bersyukur, teman kita yang satu ini menjadi lebih alim karna menikahi adik mu Thomas," timpal Lord Blackwater, pria berambut coklat dengan iris mata abu-abu dan wajah yang tampan, ia memukulkan tinju nya ke lengan sahabat nya yang duduk di sisi kanan nya.
Tindakan nya tersebut di sambut oleh geraman dari pria berambut pirang yang tidak lain adalah Lord Westmoreland, Thomas William, kakak ipar dari Jhosep Grenn.
"Ya..dia harus menjadi alim dan setia selama nya kepada adiku, jika tidak ingin mayatnya ku tenggelamkan ke sungai themes"

Hahahaa....ke empatnya tertawa dengan lelucon aneh yang mereka perbincangkan, lalu ke empatnya bersulang dan meminum minuman mereka sekali tegukan.

Saat mereka sedang menghabiskan minuman, mereka mendengar desas-desus di sekitar nya.
Tepat di meja sebelah mereka, dimana pembicaraan mereka terdengar sangat jelas, mereka membicarakan kabar meninggalnya seorang Lord dari desa Cornwall yang terkenal sangat makmur, walaupun sangat jauh dari london.

Hal yang menarik dari berita tersebut adalah, belum di ketahui siapakah yang akan di limpahkan tanggung jawab untuk wilayah tersebut. Mengingat sang Lord hanya memiliki seorang putri, maka otomatis gelar itu tidak bisa di turunkan ke putrinya. Dan seharusnya gelar dari mendiang Lord Stannage jatuh kepada sepupu terdekatnya.
Sayang nya info tentang sepupu ataupun keluarga pria lain nya dari keturunan Lord Stannage sulit untuk di dapatkan, karna hubungan beberapa generasi keluarga dari Lord Stannage yang kurang akur.

Menurut desas-desus yang sampai bersamaan dengan kabar itu, mendiang sang Lord tersebut mempunyai seorang putri yang sangat buruk rupa, yang bisa membawa kesialan pada siapapun di sekitarnya. Maka dari itu, sang Lord semasa hidup nya tidak pernah menunjukan putri nya kedunia luar, dan mengurung nya di dalam sebuah kastil di belakang kastil utama nya.

Jika terpaksa pergi keluar, lady tersebut menutupi seluruh tubuhnya, dan menggunakan tudung rambut yang menutupi seluruh wajahnya.

Bahkan menurut perhitungan, kabarnya gadis itu sudah melewatkan dua season debut nya, karna keberatan sang ayah menampilkan putri nya di muka umum.

Siapapun pria yang mendapatkan kekuasaan untuk menggantikan mendiang Lord Stannage, mereka sangatlah sial. Karna harus menjadi wali dari gadis buruk rupa tersebut. Walau dengan harta warisan peninggalan Ayahnya yang kaya-raya, masih adakah pria yang mau menikahinya jika sang Lady adalah wanita yang buruk rupa yang membawa kesialan pada orang di dekatnya?

Kabar tersebut tentulah sangat menggelikan bagi ke empat gentelman itu.

"Well...kalau aku ternyata mempunyai hubungan kekerabatan dengan Lord itu dan secara tiba-tiba  mendapatkan anugrah gelar nya, cukuplah dengan sedikit berbaik hati aku akan membantu mengelola estat nya dan biarkanlah gadis itu tetap di kastilnya tanpa perlu repot-repot mencarikan nya suami."

Seloroh Lord Blackwater keras-keras sehingga terdengar di seluruh ruangan.
Hal ini membuat beberapa orang terkekeh geli dan beberapa orang lainya menganguk-angguk kan kepalanya tanda setuju.
Dan ketiga teman Lord Blackwater hanya menggelengkan kepala saja melihat tingkah teman mereka ini.

------------------------------------------------------

Pagi itu Edward sedang duduk dengan serius di ruang kerja nya,  membolak-balik catatan keuangan dan meneliti beberapa dokumen lain nya.

Suara ketukan terdengar dari arah pintu dan membuyarkan konsentrasinya.
Ia menengadah, dan melihat Robert, kepala pelayan nya yang selalu tenang, berdiri di ambang pintu.
"Ada pengacara datang, My Lord."

"Pengacara, katamu? Ada apa ya?"

"Dia memaksa ingin bertemu"

"Kalau begitu persilahkan masuk, dan langsung bawa dia menghadap saya di sini" seru Edward sambil ia merapihkan dokumen-dokumen yang berserakan di meja kerja nya.

"Baik,My Lord."
Robert keluar dari ruangan, dan sejurus kemudian dia datang lagi bersama seorang pria tua berkaca mata.

Robert segera mempersilahkan nya masuk, pria tersebut terlihat senang bertemu Edward, "Earl of Blackwater, My Lord?"

Edward mengangguk.

"Senang sekali akhirnya bisa bertemu dengan anda, My Lord." Kata pengacara itu dengan antusias. Dia mengeluarkan sapu tangan dari saku nya dan menepuk-nepukan nya di dahi. " saya Andre Hopkins, dari kantor pengacara Hopkins and Cromwell. "saya mempunyai informasi yang sangat penting untuk anda, teramat sangat penting."

Edward bangun dan segera menuju ke sebuah sofa yang berada di pinggir jendela di ruangan itu.
Edward merentangkan tangan nya, mengundang pengacara itu untuk duduk di sofa di depan nya. "Kalau begitu mari segera kita bahas, duduklah Mr. Hopkins".

Mr. Hopkins mengangguk, dan ikut bergabung dengan Edward duduk di sofa.
"Baiklah, langsung saja saya sampaikan kepada anda, My Lord."

"Selamat, anda sepertinya bernasib sangat mujur dengan berada pada garis keturunan ini, Ny Lord," seru sang pengacara geli.

Edward mengerutkan kening nya, mendengar ucapan berani pengacara itu. "Apa maksud anda Mr. Hopkins?" Edward bukanlah orang yang ramah, terlebih pada orang yang berani bersikap kurang ajar pada nya.

"Oh, mohon maafkan saya atas kelancangan saya, saya tidak bermaksud seperti itu, saya hanya benar-benar merasa gembira akan berita ini."
Jawab sang pengacara sambil membungkuk kan sedikit badan nya.

Edward mengangguk, "baiklah, tidak masalah, lanjutkan! kabar baik apa itu?" lanjut Edward tidak sabar.

"Setelah proses pengecekan yang cukup rumit satu bulan belakangan ini, saya berhasil menyelesaikan nya dan dengan ini saya memberitahukan kepada anda, My Lord, anda resmi di tunjuk sebagai penerus gelar dari mendiang Lord Stannage dan mendapatkan warisan beberapa tanggung jawab di sana."

Edwar tercenggang, dia segera menjawab nya dengan gelagapan "Bbbagai mana bisa?" Seru nya.

"Well, tanpa masyarakat dan mungkin anda sendiri tau, ternyata keluarga anda masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Lord Stannage, anda sepupu kedelapam dari sang Lord." Pengacara mengatakan nya sambil tersenyum senang.

"Apa? kedelapan?" lanjut Edward masih sambil terkejut.
Edward segera memperbaiki sikapnya dan berusaha bersikap tenang kembali. "Baiklah, mari kita bicarakan tanggung jawab apa saja yang ku dapatkan dari gelar tersebut."

"Ehem.."sang pengacara berdeham, lalu ia mulai melanjutkan penuturan nya. "Mendiang Lord Stannage meninggalkan sebuah estat yang di dalamnya terdapat perkebunan dan ternak, serta tambang batu bara kecil yang mempunyai keuntungan besar pertahun nya. Tidak lupa sebuah kastil tua yang masih terawat baik, yang selama ini menjadi tempat tinggal mendiang Lord Stannage dan istri serta seorang putrinya," tutur sang pengacara panjang lebar sambil membicarakan detai-detail lainya.

Edward menyimak penuturan pengacara tersebut

"Dan anda memiliki tanggung jawab untuk mengelola semua itu, My Lord."
Tutup penjelasan sang pengacara. Ia terdiam menunggu respon dari Edward, yang saat ini masih terdiam.

"Baiklah, mari kita bahas detailnya Mr. Hopkins, apakah anda langsung membawa detail surat wasiat itu dan membawa dokumen-dokumen yang harus kita selesaikan?"jawab Edward begitu ia berhasil mengendalikan diri dan mengembalikan sikap profesional nya.

Mr. Hopkins mengangguk, dan segera mengeluarkan berkas-berkas dan dia serahkan kepada Edward.

Edward membaca dokumen-dokumen tersebut dengan serius, mempelajarinya sambil mendiskusikan detail-detailnya pada sang pengacara.

Mereka terlibat dalam diskusi selama lebih dari dua jam di ruangan itu, sampai akhir nya urusan tersebut selesai.

Dan di akhir diskusi, Mr. Hopkins mengabarkan bahwa setelah resmi mewarisi gelar  Lord Stannage, otomatis Edward bertanggung jawab atas pengelolaan tempat itu dan juga Edward resmi menjadi wali untuk putri semata wayang mendiang Lord Stannage, "Pruistine Atsley", yang setelah Edward lihat daftar peninggalan sang Lord, gadis itu sangat beruntung karna menjadi salah satu pewaris wanita terkaya di Inggris.
Tanggung jawab Edward sebagai wali dari sang gadis sepertinya akan sangat mudah, untuk mencarikan suami yang layak bagi Lady Atsley.

Tapi saat mengingat rumor yang Ia dengar tentang sang Lady semalam, bahwa sang Lady memiliki wajah yang buruk rupa, hal itu sukses membuat Edward seperti di jatuhi seember air es, Ia mengernyitkan alis lebih dalam dan berujar." Lalu bagaimana caranya bagiku mencarikan nya suami dengan rupa nya yang seperti itu?" ucapan itu keluar dari mulut Edward tanpa di sadarinya

Sang pengacara tampak tidak senang dengan ucapan Edward, dia tidak menyangka lord yang terlihat bermartabat ini juga mendengarkan gosip murahan seperti itu.

"Percayalah My Lord, Lady Astley adalah karunia besar yg di berikan tuhan kepada mendiang Lord Stannage, rumor yang tersebar di luaran tentang nya hanyalah rumor yang sangat jahat."

Edward segera menyadari kesalahan nya, Ia pun berdeham dan meminta maaf atas sikapnya yang terbawa arus gosip tentang sang Lady.

"Tidak apa-apa, Sir, saya bisa memakluminya" Mr. Hopkins kembali terlihat ramah dan tersenyum cerah.
Edward heran dengan Mr. Hopkins yang mudah berubah-ubah ekspresi wajahnya yang tampak jelas itu.
"Oh iya, ada hal tidak penting yang mungkin perlu anda tau, seminggu setelah kematian Lord Stannage, ada seorang bangsawan dari london yang mengklaim bahwa dia adalah wali dari sang Lady, dia mengatakan bahwa dia adalah adik dari Istri mendiang Lord Stannage, tapi tentu saja, dia tidak bisa menjadi wali sah Lady Atsley, karna anda lah wali sah nya."

Edward hanya mengangguk kan kepala saja merespon perkataan sang pengacara.

"Baiklah, My Lord, saya rasa sudah tidak ada yang perlu di sampaikan lagi, seminggu dari sekarang anda di harapkan sudah berada di Cornwall guna melihat dan mulai menjalankan tugas anda, My Lord." Ucap pengacara itu sebagai penutup pembicaraan.

"Jangan khawatir Mr. Hopkins, saya akan segera bersiap-siap dan secepatnya menuju ke Cornwall." Sahut Edward datar.

Akhirnya pengacara itu pamit undur diri, meninggalkan edward duduk merenung sendiri di ruang kerja nya.

Lelucon apa yang sedang terjadi ini, baru semalam dia berkata andai dia pewaris Lord Stannage, dia akan membantu mengelola estat dan usaha dari Lord Stannage dan mengabaikan Sang Lady.

Dan sekarang, takdir benar-benar menertawakan nya dengan menjadikan nya pewaris gelar dari Lord Stannage dan berkewajiban mencarikan calon suami untuk putri semata wayang mendiang Lord Stannage.

Walau semalam Ia berseloroh untuk mengabaikan tanggung jawab sebagai wali bagi sang Lady, tapi kenyataan nya itu tidak mungkin, hati kecilnya saat ini merasa tidak tega untuk mengabaikan tanggung jawab itu.

Walaupun selama ini dia sudah terkenal berengsek karna sikap playboy nya, dia bukanlah orang yang suka lari dari tanggung jawab. Salah rasanya meninggalkan seorang anak yatim piatu dengan harta warisan sebanyak itu dan jika rumor benar, dengan wajah yang buruk rupa.

Hmmm...untuk beberapa bulan kedepan sepertinya dia akan sedikit lebih repot dari biasanya.

____________________________________

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro