Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Someone

Ladea benar-benar tak mempedulikan keberadaanku di teras rumah. Ini sudah lewat dua jam. Buku novel yang diberikan sebelum wanita itu meninggalkanku seorang diri hampir tiba di lembar terakhir.

"Ladea ... bisa kah kau keluar sebentar saja?"

Semenit, dua menit, pesan LINE tak kunjung berbalas.

Aku mengetuk-ngetukkan kaki ke lantai dan tersentak ketika pintu dibuka.

"Pak, Ibu Shasya bilang silakan bila bapak mau pulang. Mungkin bapak lelah." Wanita separuh baya yang masih tampak segar itu mengagetkanku.

"Tapi, bisakah memintanya keluar sebentar?"

Wanita itu menggeleng. "Sepertinya ibu memang sedang tidak ingin ditemui. Lagi pula memang nyaris tak pernah ada yang datang ke sini."

"Oh, begitu ... Baiklah, mungkin saya memang harus pamit. Sampaikan pada bu Ladea, terima kasih jamuannya."

Sambil mengangguk wanita itu mengantarkanku menuju mobil.

Ladea POV

Kepulangan Bayu kupandangi dari balik tirai. Cukup kuat juga ia menunggu.

"Bu, ya kenapa tidak ditemui saja ... sayang kan..."

"Sayang kenapa, Mbok?" Si Mbok malah senyum-senyum sendiri.

"Sayang, ngganteng dan sangat pas buat disanding dengan ibu."

Aku tertawa menanggapi kesannya. Bayu memang ganteng, tapi ... ah sudahlah.

Aku pun kembali ke kamar meninggalkan Mbok Ni yang terbengong menanggapi kecuekanku.

***

"Astafirulah."

Aku menekan klakson saking syoknya. Seorang laki-laki tiba-tiba sudah ada di depan mobil.

"Bayu?" Ngapain tuh orang?

Dengan sigap aku membuka pintu mobil dan berjalan menujunya.

"Apa-apaan ini? Ngapain di sini?"

Bayu hanya menjawab dengan senyuman.

"Hello?!"

"Kita berangkat bareng! Tinggalkan mobilmu. Ikut aku."

What?!

"Bayu, apa-apaan sih. Arah kantor kita berbeda. Buang-buang waktu tahu gak sih?"

"Tahu. Itu tak penting. Tinggalkan mobilmu."

"Memang gak waras ya, kamu itu."

Tanpa mempedulikannya aku kembali ke mobil.

"Ladea! Please. Anggap saja ini sebagai ganti kemarin kau meninggalkanku berjam-jam di teras."

Langkah kakiku terhenti. Aku membalikkan badan dan menyilangkan tangan di dada.

"Saya tak memintamu untuk menunggu, kan. Bukan salah saya dong."

"Ladea tolonglah. Aku ingin mengatakan sesuatu."

"Loh, bukankah sudah diucapkan kemarin? Kau menyukaiku. Sudah kudengar. Apalagi?"

"Tidak di sini."

"Di sini."

"Tidak."

Jantungku berdegup kencang. Laki-laki di depanku ini apa sih maunya?

No no, jangan mendekat. Oh tidak, aroma tubuhmu membuatku argggh.

"Ikutlah sebentar."

"Stop, Bayu. Jangan aneh-aneh deh. Saya harus ke kantor. Lupa? Hari ini kita sudah memulai proyek bersama kan?"

"Justru itu, ikutlah denganku. Aku akan ke lokasi. Dan tentu saja lebih efisien bila kita bersama."

Bah, alasan yang argh.

"Tidak. Kita sendiri-sendiri. Dan stop. Jangan mendekat."

Bayu tak menghiraukan laranganku. Semakin dekat semakin kencang degup jantungku.

"Bayu!"

Sebuah ciuman tiba-tiba membungkam bibirku. Ya Tuhan. Tanganku mendorong tubuhnya. Tangannya memegang leherku, mengacak-acak rambutku dan heiii ini memalukan.

Bug! Sebuah tendangan mengenai bagian vitalnya. Bayu mengaduh.

"Sorry." Tiba-tiba saja kata maaf meluncur dari mulutku saat melihatnya meringis kesakitan.

"Aku hanya ingin menjadikanmu milikku. Kau sudah membuatku gila, La."

"Tapi ... Ini di tengah jalan, Bayu ... Dan ... Kau sungguh tak tahu diri!"

"Ladea! Aku mencintaimu."

"Saya tidak!"

"Akan!"

"Bayu! I HATE A MAN LIKE YOU!"

"Aku tak seperti ayahnya Shasya yang meninggalkanmu dan putrimu begitu saja. Izinkan aku ..."

Bayu benar-benar sudah keterlaluan.

"Kau tidak tahu apa-apa soal Shasya. Lebih baik kau tidak tahu. Permisi. Saya sudah terlambat."

...

Satu hari lalu ...

"Tolonglah aku ... Tolonglah bayi di dalam kandunganku ..."

"Aku akan membantumu. Masuklah ... Masuklah, Kak."

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro