Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

𓆩♡𓆪 Sleeping Beauty

Kicau burung yang selalu terdengar menyenangkan itu kini berkicau sendu dan memandang seorang gadis yang terbaring lemah diatas kasurnya.

Tidak. Ini bukanlah sebuah kisah tragis dimana seorang putri terkena kutukan atas takdir untuk tertidur sampai sang pangeran menghampirinya.

'uhuk!'

Ya. Sang gadis pengumpul tanaman obat hanya terkena flu musim panas.

"Kak Yuki pasti berkeliaran di hutan saat malam hari lagi kan ?"

"Mugii~! Jangan panggil aku kaka uhuk—"

"Ah! Ini minum dulu kak— Yuki." Cepat-cepat pemuda biru itu menyerahkan sebuah gelas berisi air hangat pada sang gadis. "Kak— Yuki bukannya sudah aku bilang untuk mengurangi hobi jalan-jalan malam mu itu."

"Habisnya..., Aku belum bisa tidur kalau ga jalan-jalan duluu!"

"Tapi udara malam sedang dingin-dingin nya dan siang sedang panas-panasnya seperti ini hanya mengundang sakit loh."

"Aku tau...," Saat pemuda itu menyadari netra merah itu terlihat sendu, ia pun menggapai puncak kepala sang gadis dan mengelusnya lembut.

"Kalau begitu, apa aku kesini saja malam hari untuk menemani mu ?" Ucap sang pemuda membuat semburat merah muda terlihat dipipi si gadis pengumpul obat. Dan ia memalingkan wajah untuk menyembunyikannya.

"Padahal sendiri nya yang bilang udara malam ga baik tapi malah mau nyamperin ke tengah hutan begini!" Ucap sang gadis tetap enggan menatap pemuda itu.

"Tenang saja, biar begini pun aku ini kebal terhadap flu musim panas~"

"Baik-baik maafkan aku yang lemah terhadap flu musim panas ini!"

"Eh— Bu..., bukan itu maksud ku, aku—"

"Pfttt—! Hahahahahahahaha!" Netra coklat keemasan itu hanya membulat terkejut melihat sang gadis tertawa lepas. "Iya iyaa aku cuma bercanda loh~ aku senang dengan tawaran mu tapi lebih baik ga kamu lakuin Mugi~"

"Eeh, aku sudah bukan anak kecil lagi. Jadi bukannya tidak masalah—"

"Mugi, bukan kah kamu tau bukan itu masalahnya?" Ucap sang gadis tersenyum lembut membuat pemuda itu tertunduk sendu.

"Kak Yuki..., Bukannya tidak apa-apa sesekali kakak ikut aku ke kota ?"

"Mugi...,"

"Aku janji akan melindungi mu! Aku janji ga akan membiarkan siapapun tahu dan kita bisa kembali ke hutan sebelum seorang pun tahu."

Mendengar itu sang gadis hanya tersenyum sendu menatap pemuda biru dan kemudian memejamkan matanya.

"Hmm~ ramai nya orang-orang, baik itu yang bersenda gurau bahkan sampai dengan pertengkaran kecil pun. Aku rindu." Tubuh sang gadis bergetar menahan tangis. Hati nya benar-benar masih terasa sakit atas bayang-bayang masa lalu. "Tapi kamu tau Mugi ? Aku rindu tapi aku tidak ingin kembali."

"Kak....,"

"Mugi~ sudah aku bilang kan untuk menghilangkan panggilan kakak itu ?" Ucap sang gadis tersenyum lembut pada pemuda itu. Tapi sang pemuda sangatlah tahu ada sendu muram yang ia sembunyikan.

"Yuki.., aku hanya...,"

"Tidak apa-apa~ aku tau Mugi orang yang baik, sangat baik dan lembut. Makannya aku mengizinkan mu datang padaku."

------

"Pangeran, darimana saja anda pergi seharian ini ? Yang mulia mencari anda—"

"Eh ? Benarkah? Sedari kapan ayahanda memanggil ku ?"

"Sekitar tengah hari, Pangeran."

"Kalau begitu aku harus menghampiri nya sekarang juga."

"Baik pangeran."

Keduanya bergegas menuju sebuah ruang besar dengan kursi yang berdiri kokoh di penghujung ruangan.

Setelah mereka memasuki ruang itu, keduanya disambut dengan seorang pria paruh baya dengan segala wibawa nya menatap tajam pada sang pemuda biru.

"Kau boleh pergi sekarang pengawal. Tinggalkan kami berdua." Ucap pria paruh baya itu yang segera dituruti oleh sang pengawal yang mengantarkan pemuda biru menemuinya. "Jadi Tsumugi. Kau sudah tahu kesalahan mu kan ?"

"Maafkan saya yang mulia. Dengan tidak bertanggung jawab saya telah abai terhadap panggilan anda." Ucap sang pemuda biru menunduk dengan satu kakinya. Memberi hormat pada yang berkuasa.

Sang penguasa yang mulia itu berjalan perlahan menghampiri pemuda itu dengan tatapan tajamnya.

"Bukankah akhir-akhir ini pun kau abai terhadap hampir seluruh tugas mu ? Dan hilang entah kemana sampai senja."

"Maafkan saya yang mulia. Atas kelalaian terhadap tanggung jawab saya."

"Kau tahu, kaulah harapan terakhir untuk kerajaan. Sebagai penerus sikap inilah yang tidak bisa di tolerir." Ucap sang penguasa dingin. "Kali ini kau tidak bisa lari lagi. Renungi semua kesalahan mu dan kau dilarang untuk keluar dari sini apapun alasannya."

"Tapi—"

"Kau tidak mendengar kan ayah mu ini kah. Tsumugi." Mendengar itu sang pemuda biru itu tak bisa lagi membela dirinya. Ia benar-benar tak berdaya dihadapan ayahnya sendiri.

Yang ada dipikiran nya hanyalah seorang gadis pengumpul tanaman obat biasa yang masih terbaring lemah di kasurnya.

'bagaimana kondisi Yuki ? Siapa yang akan merawatnya kalau sendirian di belantara hutan itu ?'

------

"Hari ini pun Mugi ga Dateng..., Ya..., Uhuk—" sang gadis yang masih saja terbaring Diatas kasur nya hanya memandang sendu langit cerah yang terlihat dari jendela kamar nya. "Ya..., Harusnya memang seperti ini. Aku hanyalah hantu masa lalu. Aku hanya mebebani Mugi."

'kret'

"Mugi ?" Netra merah itu membulat terkejut melihat orang yang datang benar-benar bukanlah sang pemuda biru yang sangat ia rindukan.

------

"Jadi benar gadis itu adalah 'dia' ?"

"Ya, saya benar-benar yakin itu 'dia'."

"Baiklah, ini akan menjadi akhir yang menarik."

794 word
❒Yuki Supriadi❒

Apa sih yang ga angst buat km (⌐■-■)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro