06 ⚘ A Princess from Amer
•
•
•
"Bagaimana keadaan Yang Mulia? Apa yang sebenarnya terjadi, Tabib?" Anna bertanya dengan cemas.
"Ratu Fioletta mengalami depresi. Hanya Yang Mulia Raja yang bisa menyembuhkannya. Karena penyebab depresinya adalah beliau, jadi beliau jugalah yang akan menjadi obatnya."
"Tapi Yang Mulia Raja masih berada di medan perang. Kita juga tidak mungkin mengganggu beliau dan memberitahukan kondisi Ratu Fioletta pada Yang Mulia. Kita hanya bisa menunggu." Morris, sang juru bicara itu menyahut.
Saat ini, mereka tengah berkumpul di kamar sang ratu. Tabib baru saja selesai memeriksanya. Menurut hasil pemeriksaan, sang ratu memang kebanyakan pikiran dan alasan utamanya karena sang raja yang tak kunjung pulang. Sehingga sang ratu merasakan kecemasan yang berlebihan. Tabib juga sudah memberikan ramuan obat yang harus diberikan pada Ratu Fioletta setelah sang ratu sadar dari pingsannya nanti. Ramuan untuk meringankan gejala rasa sakit di kepala dan menurunkan demam. Saking banyaknya pikiran, Ratu Fioletta sampai tidak menyadari kalau suhu tubuhnya meninggi.
Tok! Tok! Tok!
Anna mengernyit. Ia menatap sang tabib seolah meminta persetujuan untuk membuka pintu.
"Persilakan masuk saja. Siapa tahu ada yang penting."
"Biar saya saja yang membuka pintunya." Morris menawarkan diri dan tanpa disuruh langsung berjalan menuju pintu kamar sang ratu, lalu membukanya. Seorang prajurit tampak berdiri di sana dengan gugup.
"Yang Mulia Raja sudah pulang. Beliau dan pasukannya berhasil memenangkan peperangan."
Anna yang juga mendengar itu spontan tersenyum cerah. Ia beralih menatap wajah pucat Fioletta yang masih belum sadar dari pingsannya. "Anda mendengarnya, Ratu? Yang Mulia Raja telah kembali dari medan perang."
"Tapi ..."
"Tapi kenapa?" Morris dibuat bingung dengan sikap gugup sang prajurit. "Katakan saja."
"Ya-yang Mulia membawa pulang seorang wanita."
Deg!
-: ⚘ :- -: ⚘ :-
Bencana. Ini benar-benar sebuah bencana. Apa yang ditakutkan oleh Ratu Fioletta benar terjadi. Semua orang tidak ada yang berani menyela atau berkomentar saat raja mereka memperkenalkan sosok wanita di sampingnya.
Amerta Brettavia.
Dia merupakan putri bungsu dari Raja Amer. Seorang wanita yang diberikan untuknya sebagai hadiah kemenangan mereka.
Jangan terkejut. Karena ini memang yang terjadi sebenarnya. Raja Amer memberikan putri bungsunya sebagai hadiah kemenangan untuk Frost Verriz. Bukan sebagai seorang pelayan, tamu, atau selir. Melainkan seorang istri.
Istri kedua Sang Raja Veroxz, Amerta Brettavia.
"Wahh! Sepertinya kekacauan yang besar akan terjadi di istana ini."
"Kau benar. Ratu Fioletta belum sadar. Tunggu dia sadar, baru perang besar akan terjadi sebentar lagi. Aku jadi kasian dengan Yang Mulia Ratu."
"Cih! Kenapa kau harus kasian? Bukankah bagus kalau Yang Mulia Raja menikah lagi? Kerajaan ini kan sangat membutuhkan seorang pewaris di masa depan, dan Ratu Fioletta tidak bisa memberikannya."
"Ah, kau benar juga ..."
Anna mendengar dan melihat semuanya. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Amarah dalam dirinya terasa ingin meledak saat ini juga. Bagaimana mungkin yang mulia raja begitu tega pada sang ratu?
Ratu Fioletta yang malang ...
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, tapi aku yakin kalau perasaan sang ratu akan sangat hancur begitu mengetahui fakta kalau ia dimadu oleh suaminya.
"Aku ingin kalian memperlakukan Lady Bretta seperti majikan kalian sendiri. Ada pertanyaan?"
Semua orang terdiam.
Frost menatap satu per satu wajah orang-orang yang tengah berkumpul di aula istana. Lantas tanpa sadar tatapannya bersirobok dengan Anna, pelayan pribadi ratunya. Frost bisa melihat ada banyak sekali emosi di wajah perempuan itu. Namun yang membuat ia bertanya-tanya ...
... di mana keberadaan Fioletta?
"Baiklah. Kalau tidak ada yang bertanya, kalian bisa pergi dan kembali pada kegiatan masing-masing. Terima kasih dan maaf telah mengganggu waktunya." Frost membungkukkan badannya beberapa derajat dan berhasil membuat aula istana heboh.
Anna mengernyit tak suka. "Apa maksud beliau bersikap seperti itu?" Karena seperti yang ia tahu. Seorang raja tidak pernah menunduk di depan rakyat dan bawahannya. Lantas apa maksud sikap yang mulia raja barusan? "Apakah beliau meminta maaf karena telah membawa seorang wanita tanpa pemberitahuan? Atau beliau meminta maaf karena telah membawa seorang wanita tanpa izin Ratu Fioletta?"
-: ⚘ :- -: ⚘ :-
"Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa Ratu bisa pingsan?"
Seharusnya kau tanya pada dirimu sendiri.
Tentu saja Anna tidak berani menyuarakan isi pikirannya begitu saja. Meskipun tengah kesal setengah mati pada sang raja, tapi tetap saja ia masih sayang nyawa.
"Yang Mulia Ratu menunggu Anda seharian di depan gerbang istana. Beliau tidak mau makan sebelum mendapat kabar kepulangan Anda." Anna berujar sembari melirik reaksi sang raja. "Bukan hanya hari ini. Beberapa hari yang lalu juga. Bahkan beliau sangat antusias mempersiapkan pesta kepulangan Anda. Namun Anda tidak kunjung pulang, sampai hari ini. Kami juga tidak bisa sembarangan mencari informasi saat perang tengah berlangsung karena prajurit Amer menghalangi kami."
Frost terdiam cukup lama setelah mendapatkan penjelasan Anna terkait istrinya. Di sudut hatinya yang terdalam, ia merasa bersalah pada Fioletta, dan ia sudah memperkirakan reaksi sang ratu ketika mengetahui kalau ia pulang sembari membawa istri baru.
Namun ia tidak berdaya. Siapa yang menyangka kalau ia akan mendapatkan hadiah seorang tuan putri dari Kerajaan Amer karena dedikasinya di medan perang. Karena ialah yang telah berhasil membunuh raja musuh dan memenangkan perang. Ia tidak mungkin menolak, karena itu akan sangat melukai harga diri Raja Amer. Ia juga tidak berdaya saat teringat desakan para petinggi yang terus menginginkan adanya pewaris di kerajaan ini.
"Anna, pergilah dan biarkan aku yang menjaganya di sini."
"Tapi Yang Mulia-"
"Ini perintah."
Anna terkesiap, sebelum mengangguk dan buru-buru pergi dari kamar sang ratu. Meninggalkan kedua sejoli itu di dalam kamar bernuansa putih gading beraroma khas jeruk tersebut. Anna tidak berani membayangkan apa saja yang bisa dilakukan yang mulia raja di dalam sana saat sang ratu sedang tidak sadarkan diri.
Namun ia percaya, bahwa Frost Verriz sebenarnya sangat mencintai ratunya, Fioletta Verriz.
•
•
•
Aaa, jujurly aku sedih banget pas nulis part ini😭 Nggak bisa bayangin gimana hancurnya Fioletta pas tau ketakutannya beneran terjadi🤧
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro